Pesawat Tempur Turki Gempur Target Kurdi di Irak

Aksi militer ini bagian dari operasi Turki menghadapi milisi Kurdistan Workers Party.

Anadolu Agency
Ilustrasi: Pesawat udara Turki. Kementerian Pertahanan Turki mengatakan pesawat tempur, helikopter dan drone mereka menghantam target Kurdi di utara Irak.
Rep: Lintar Satria Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kementerian Pertahanan Turki mengatakan pesawat tempur, helikopter dan drone mereka menghantam target Kurdi di utara Irak. Operasi darat dan udara ini mengincar berbagai fasilitas mulai dari kamp sampai gudang amunisi.

Baca Juga

Aksi militer ini bagian dari operasi Turki di Irak dan Suriah menghadapi milisi Kurdistan Workers Party (PKK) dan Kurdi Suriah YPG. Ankara menetapkan kedua kelompok itu sebagai organisasi teroris.

Militer Turki mengatakan operasi mereka fokus di wilayah Metina, Zap dan Avasin-Basyan, Irak. Mereka menambahkan selain melalui udara dalam operasi ini pasukan dan komando khusus juga berpartisipasi.

"Operasi kami berlanjut sukses sesuai rencana, target yang diidentifikasi dalam tahap pertama telah ditangkap," kata Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar seperti dikutip Anadolu Agency, Senin (18/4/2022).

Belum ada keterangan mengenai korban jiwa maupun luka. Kementerian Pertahanan mengatakan aksi yang dinamakan "Operation Claw Lock" ini bertujuan untuk "mencegah serangan teror" dan memastikan keamanan di perbatasan. Setelah asesmen menyimpulkan PKK berencana menggelar serangan skala besar.

Militer Turki mengatakan dalam operasi kali ini mereka juga menembakan artileri ke arah target-target milisi. Turki kerap melancarkan serangan udara ke utara Irak untuk membantu penyerangan.

PKK angkat senjata melawan pemerintah Turki pada tahun 1984. Dalam konflik yang sebelumnya fokus di selatan Turki itu sudah lebih dari 40 ribu orang tewas.

Dalam kesempatan pribadi pejabat pemerintah Turki mengatakan mereka yakin Bagdad berada di pihak mereka dalam memerangi PKK. Uni Eropa dan Amerika Serikat juga menetapkan kelompok itu sebagai organisasi teroris.

 

 
Berita Terpopuler