Kiat Mengontrol Emosi Agar Hidup tak Dikendalikan Emosi

Mengubur emosi negatif bisa memicu terjadinya beberapa masalah kesehatan.

www.freepik.com.
Rasa kewalahan hingga adanya suatu pemicu bisa memunculkan emosi yang tak terkontrol pada seseorang.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasa kewalahan hingga adanya suatu pemicu bisa memunculkan emosi yang tak terkontrol pada seseorang. Kondisi ini dapat mendorong orang tersebut untuk melakukan tindakan atau melontarkan perkataan yang mungkin akan disesali di kemudian hari.

Baca Juga

Sebagian orang mungkin memilih untuk mengabaikan perasaan mereka agar tidak terlibat dengan gelombang emosi yang tak terkntrol. Padahal, mengabaikan dan mencoba untuk tidak memiliki perasaan merupakan cara yang tidak sehat untuk mengontrol emosi.

"Mengubur emosi negatif bisa memicu terjadinya beberapa masalah kesehatan, bila Anda tidak pernah menyelesaikan akar masalahnya," jelas psikolog dan ahli wellness Dr Audrey Tang, seperti dilansir Metro.

Dr Tang mengatakan keberadaan emosi pada dasarnya membantu seseorang untuk tetap aman. Rasa takut misalnya, membantu seseorang untuk bertahan di lingkungan yang mengancam. Rasa cinta bisa membantu seseorang untuk membangun sebuah hubungan yang bisa berujung pada lahirnya keturunan atau membantu seseorang untuk setidaknya menjadi bagian dari sebuah komunitas.

Menurut Dr Tang, emosi perlu dihadapi dengan cara yang sehat. Tanpa respons yang sehat, emosi bisa memicu seseorang untuk memanfaatkan alkohol, obat-obatan terlarang, hingga makan berlebih sebagai cara untuk mengelola emosi. Cara mengelola emosi yang salah ini dapat memberikan konsekuensi negatif, baik bagi pikiran maupun tubuh.

Dr Tang mengungkapkan bahwa ada beberapa trik yang bisa dilakukan untuk mengelola emosi secara sehat. Berikut ini adalah tiga di antaranya.

Teknik ABCDE

ABCDE ini merupakan singkatan untuk activating event, belief dan behaviour, consequences, dispute atau different, dan engage with energisers. Untuk mempraktikkan teknik ABCDE, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi kejadian yang mengaktivasi atau memicu lonjakan emosi.

Langkah kedua, identifikasi seperti apa perilaku atau perasaan yang muncul setelah adanya lonjakan emosi. Langkah ketiga, bayangkan konsekuensi yang mungkin terjadi dari perilaku atau perasaan tersebut.

Langkah keempat, lawan perasaan yang tidak membantu atau temukan perilaku berbeda yang lebih baik untuk merespons lonjakan emosi. Langkah selanjutnya, terlibat dengan energiser untuk membantu diri sendiri bergerak maju.

Energiser merupakan kegiatan yang dapat memunculkan perasaan baik sehingga bisa membantu meningkatkan emosi positif, atau kegiatan yang bisa mengalihkan reaksi tidak sehat menjadi reaksi yang sehat. Sebagai contoh, meredakan rasa frustrasi dengan berjalan kaki, alih-alih meluapkan amarah yang tak terkendali.

Jujur terhadap Perasaan

Hindari mengatakan "saya baik-baik" saja ketika sebenarnya sedang merasa tidak baik-baik saja. Coba untuk jujur setidaknya pada diri sendiri dan orang lain mengenai apa yang sedang dirasakan.

Selain itu, coba latih diri sendiri untuk melakukan emotional reasoning. Sebelum terjerumus pada spiral emosi, coba untuk melihat sisi lain dari suatu hal.

Sebagai contoh, seseorang tidak membalas pesan yang Anda kirim. Jangan langsung berpikir bahwa orang tersebut sengaja mengabaikan atau tidak peduli terhadap Anda, lalu Anda merasa kesal atau marah karena hal tersebut. Coba untuk berpikir mengenai alasan-asalan lain yang lebih logis dan tak memicu lonjakan emosi, seperti kemungkinan bahwa orang tersebut sedang sibuk dan tak bisa melihat pesan.

Jangan Enggan Cari Bantuan Profesional

Tak ada salahnya bila merasa butuh bantuan dari tenaga profesional untuk memahami dan memproses emosi. Justru, meminta bantuan kepada tenaga profesional sebelum terjadi krisis merupakan hal yang sangat baik untuk menghindari terjadinya reaksi tak terkontrol ketika sedang merasakan lonjakan emosi.

"Setelah Anda mencari pertolongan, akan ada beberapa teknik yang diajarkan kepada Anda oleh tenaga profesional," jelas Dr Tang.

 
Berita Terpopuler