Semangat Ramadhan yang Bisa Dipertahankan Setelahnya?

Bulan suci Ramadhan merupakan momen bagi umat Muslim memperbanyak ibadah

dok. Republika
Ilustrasi Ramadhan
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID,   JAKARTA -- Bulan suci Ramadhan merupakan momen bagi umat Muslim memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri pada Allah SWT. Sorang dosen Studi Islam dari Universitas Al-Azhar, Dr. Wael Shehab, menyebut hal ini sewajarnya dipertahankan sepanjang tahun, bahkan setelah Ramadhan.

"Kita harus terus melakukan perbuatan baik setelah Ramadhan, karena Tuhan Yang Maha Esa saat Ramadhan sama dengan Tuhan sepanjang tahun," ujar dia dikutip di About Islam, Jumat (15/4/2022).

Menurutnya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh seorang Muslim untuk mempertahankan semangat Ramadhan. Cara pertama, yaitu menjadi seorang Rabbani, bukan Ramadani.

Beberapa orang shaleh biasa mengatakan, "Berusahalah untuk menjadi Rabbani (selalu milik Allah), dan jangan menjadi Ramadhani (hanya menyembah Allah di bulan Ramadhan)”. Hal ini ia amini, mengingat sebagai Muslim tidak menyembah Allah SWT hanya di bulan Ramadhan, tetapi hal ini dilakukan setiap hari selama hidup.

Umat Islam disebut harus terus-menerus melakukan perbuatan baik. Menjalankan sholat kita sehari-hari, berpuasa di bulan Ramadhan, mengeluarkan zakat, serta menunaikan haji jika kita mampu.

"Kita juga harus berbicara kebenaran, jujur dan memperlakukan satu sama lain dan semua manusia dengan sopan dan baik. Ingatlah, perbuatan baik menghasilkan lebih banyak perbuatan baik dan perbuatan buruk hanya menghasilkan lebih banyak perbuatan buruk," lanjut dia.


Baca Juga

Selanjutnya, ia menyebut konsisten dalam melakukan perbuatan baik adalah tanda keikhlasan. Ketika seseorang melakukan sesuatu yang baik dan kemudian berbuat lebih banyak lagi, itu berarti mereka benar-benar mendapat manfaat dari perbuatan baik mereka dan Allah SWT menerima perbuatan baik mereka.

Namun, ketika seseorang shalat, puasa, melakukan beberapa amal dan kemudian berhenti melakukan hal-hal itu, berarti niatnya sejak awal tidak baik. Dia tidak tulus dalam perbuatan baiknya.

Nabi Muhammad SAW disebut selalu menekankan fakta bahwa perbuatan baik yang terbaik di sisi Allah SWT adalah yang dilakukan secara konsisten, meskipun sedikit. Islam adalah agama kemurnian dan keikhlasan dan berlaku untuk semua musim dalam setahun tidak hanya saat Ramadhan.

Dr. Shehab menyebut ada beberapa sarana yang bisa dilakukan umat Muslim untuk terus melakukan perbuatan baik. Salah satunya adalah mencari dukungan dari Allah SWT, memohon kepada Yang Mahakuasa untuk membimbing ke jalan yang benar dan membantu agar tetap teguh dalam iman.

Allah SWT telah memuji doa orang-orang yang diberi petunjuk dengan baik. Dalam QS Ali Imran ayat 8 disampaikan, "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi".

Selanjutnya, umat Muslim bisa menjalankan puasa sunnah setelah Ramadhan. Hari-hari di mana puasa sunnah dianjurkan adalah puasa enam hari selama bulan Syawal, puasa hari Arafah, puasa 10 Muharram, puasa sebanyak mungkin selama bulan Sya`ban, puasa pada bulan Rajab, Dzul-Qi`dah, Dzul-Hijjah, puasa pada hari Senin dan Kamis dan puasa tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan lunar.

"Sarana lainnya yang bisa dilakukan adalah melanjutkan shalat Tahajud. Selama Ramadhan, kita terbiasa melakukan Sholat Tahajud, jadi setelah Ramadan hal ini harus terus dilakukan, bahkan jika hanya dua rakaat," ucap dia.

Allah SWT memuji karakter orang-orang beriman yang shaleh. Dalam QS As-Sajdah ayat 16 disampaikan, "Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezeki yang Kami berikan".

Cara lain yang bisa dilakukan umat Muslim untuk menjaga semangat Ramdhan adalah dengan melanjutkan membaca, mendengarkan dan merenungkan Alquran. Perilaku ini disebut merupakan hal yang biasa dilakukan selama Ramadhan dan sebaiknya tidak ditinggalkan.

Lebih lanjut, Dr. Shaheb mengajak umat Muslim untuk terus merawat orang miskin dan yang membutuhkan. Di bulan Ramadhan, memberi makan orang miskin dan merawat mereka merupakan hal yang biasa dilakukan.

"Umat Muslim membayar zakat fitrah untuk membantu mereka memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, kita harus terus merawat mereka setelah Ramadhan," lanjutnya.

Ramadhan disebut membuat setiap Muslim merasakan lapar dan haus, yang berujung pada simpati pada penderitaan jutaan orang yang kurang beruntung di seluruh dunia. Seorang Muslim sejati tidak akan pernah bisa apatis terhadap penderitaan orang lain. 

 
Berita Terpopuler