Sri Mulyani Antisipasi Risiko Kenaikan Inflasi Akibat Perang Rusia-Ukraina

Inflasi di Indonesia hingga Maret 2022 tetap terkendali.

Antara/Hafidz Mubarak A
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mengantisipasi risiko kenaikan inflasi ke sistem keuangan.
Rep: Novita Intan Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mengantisipasi risiko kenaikan inflasi ke sistem keuangan. Hal ini menyusul dampak perang yang masih terjadi antara Rusia dan Ukraina.

Ketua KSSK sekaligus Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan saat ini inflasi di Indonesia masih tetap terkendali. Tercatat Maret 2022 tingkat inflasi sebesar 2,64 persen.

"Inflasi di Indonesia hingga Maret 2022 tetap terkendali pada tingkat 2,64 persen (yoy). Hal ini didukung oleh masih cukup terkendalinya sisi penawaran di dalam merespons kenaikan permintaan," ujar Sri Mulyani saat konferensi pers virtual, Rabu (13/4/2022).

Sri Mulyani menyebut terkendalinya inflasi karena stabilitas nilai tukar rupiah dan berbagai respons kebijakan yang dilakukan pemerintah terutama dalam menjaga barang-barang yang diatur pemerintah. "Sejumlah risiko rambatan yang berasal dari kondisi global akan berpotensi memengaruhi dari sisi inflasi cost of fund dan kinerja perekonomian," ucapnya.

Sri Mulyani memastikan KSSK yang juga terdiri dari Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), akan memperkuat sinergi dalam menjaga stabilitas keuangan. Adapun langkah yang dilakukan KSSK diharapkan bisa berdampak positif ke perekonomian. KSSK akan memperkuat koordinasi dan pemantauan bersama termasuk di dalam merumuskan respons kebijakan yang terkoordinasi dan bersinergi di dalam menjaga pemulihan ekonomi nasional di dalam menghadapi gejolak dan dinamika kondisi global yang sangat tinggi.

Baca Juga

 

 
Berita Terpopuler