Karim Benzema, Striker Top Eropa yang Makin Kinclong pada Usia Veteran

Benzema sudah mencetak 11 gol di Liga Champions musim ini.

EPA-EFE/ATIENZA
Striker Real Madrid Karim Benzema yang makin tajam pada usia veteran setelah kepergian Ronaldo.
Rep: Rahmat Fajar Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Karim Benzema menikmati musim yang menyenangkan. Pada usianya yang sudah 34 tahun, Benzema justru semakin garang di depan gawang lawan. Ia tak hanya tajam mencetak gol tetapi juga pintar membuka ruang untuk kawannya. Karena itu ia menjadi pemain penting di skuad Real Madrid saat ini.

Baca Juga

Benzema mencetak hattrick ke gawang Chelsea pada leg pertama perempat final Liga Champions. Ini adalah hattrick keduanya berturut-turut di Eropa setelah sebelumnya ia catatakan ke gawang Paris Saint-Germain (PSG) pada babak 16 besar.

Produktivitas golnya seolah tak terpengaruh atas kasus di luar lapangan yang menimpanya. Ia dinyatakan bersalah oleh pengadilan Prancis, November lalu, atas kasus pemerasan. Kini sang pemain tengah mengajukan banding.

Dilansir dari BBC, Selasa (12/4/2022), Benzema menjawab pertanyaan tentang perannya di Real Madrid dengan dan tanpa Cristiano Ronaldo. Ia mengatakan ketika bermain dengan pemain yang mencetak gol hingga 60 dalam satu musim maka sudah sepatunya bertindak sebagai pelayan.

"Saya harus beradaptasi, saya beradaptasi. Dia pergi. Jadi terserah saya untuk membuat langkah maju dan menunjukkan bahwa saya bisa membuat perbedaan,” kata Benzema.

Benzema menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam bayang-bayang Ronaldo di Bernabeu. Namun meski dulunya dia lebih berperan sebagai pelayan Ronaldo, kini ia muncul sebagai tumpuan lini depan Madrid dan salah satu penyerang paling tajam di Eropa. Benzema mencetak 11 gol di Liga Champions musim ini, hanya kalah satu gol dari catatan striker Bayern Muenchen Robert Lewandowski.

Sejak kepergian Ronaldo pada 2018, Benzema mencetak 77 gol dalam 131 pertandingan untuk Madrid. Catatan golnya di La Liga terus meningkat sejak berpisah dengan Ronaldo. Pada musim terakhir kebersamaannya dengan Ronaldo (2017/2018), Benzema mencetak lima gol dalam 431 menit.

Pada musim 2018/2019, ia mencetak 21 gol dalam 141 menit dan jumlah gol yang sama pada musim berikutnya dalam waktu 190 menit. Di musim 2020/2021, Benzema mencetak 23 gol dalam 126 menit dan musim ini ia mencetak 24 gol dalam 93 menit.

Pemain Real Madrid Karim Benzema merayakan setelah mencetak gol ketiga timnya selama pertandingan sepak bola perempat final leg pertama Liga Champions antara Chelsea dan Real Madrid di stadion Stamford Bridge di London, Rabu, 6 April 2022. - (AP/Kirsty Wigglesworth)

 

Kemampuan Benzema bukan sekadar mencetak gol, melainkan juga membobol gawang lawan dengan gaya. Ia menyelesaikan penyelesaian peluang yang terkadang tak mungkin dilakukan oleh pemain lain. Ia bisa mencetak gol menggunakan kaki ataupun kepala.

Namun sebelum mencapai kesuksesan musim ini, ia selalu menjadi bulan-bulanan cemooh suporter karena penyelesaian yang buruk. Dia benar-benar kesulitan saat Ronaldo memasuki musim terakhirnya di Bernabeu. Saat Madrid imbang 2-2 melawan Valencia Agustus 2017, Benzema melewatkan enam peluang emas sehingga dicemooh fan di Bernabeu.

Sentuhan halus dan kontrol dari Benzema selalu jadi yang menonjol dari permainannya. Sekarang, ia memanfaatkan kelebihan itu di area penalti lawan untuk mencetak gol.

Perubahan posisi dinilai membantu meningkatkan ketajaman Benzema. Dulu, kita biasa melihat Benzema bermain dengan membelakangi gawang. Sebab, ingin membawa Ronaldo dan lainnya ke dalam permainannya. Namun sekarang tidak lagi membelakangi gawang dan lebih fokus melepaskan tembakan ke gawang.

Sejak empat tahun kepergian Ronaldo, Benzema mengubah taktik dengan berbaris sebagai striker tengah, tapu sering bergerak ke sisi kiri-dalam. Dari posisi itu, Benzema sering mengambil keputusan penting. Ia tahu apa yang harus dilakukan ketika bergerak ke dalam dan ke kiri. Benzema sangat efektif di area lapangan ini. Di La Liga musim ini, 48 persen sentuhannya di luar kotak penalti terjadi di sepertiga kiri lapangan.

Penempatannya juga berkontribusi besar kepada pergerakan pemain sayap kiri Vinicius Juniior yang mencetak 17 gol di semua kompetisi musim ini. Benzema dan Vinicius adalah mitra tajam yang dimiliki Los Blancos. Benzema selalu berperan menarik keluar bek tengah lawan untuk menciptakan ruang bagi Vinicius agar memanfaatkan kecepatannya mengungguli bek sayap kiri lawan.

Selain itu Benzema juga memiliki catatan operan mengagumkan. Ia masih menjadi penghubung utama dari banyak skema serangan Madrid seperti yang ia tunjukkan di Stamford Bridge di leg pertama perempat final Liga Champions. Fakta lain ia juga sebagai pemain dengan assist terbanyak di La Liga musim ini yaitu 11 assist.

Benzema mempertahankan gaya klasiknya sebagai playmaker dan membantu rekannya mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Kelebihan itu ia gabungkan dengan ketajamannya dalam urusan mencetak gol. Oleh karena itu catatan manis tersebut bisa menjadi jalan dia meraih gelar bergengsi Ballon d’Or. 

Karim Benzema, andalan Real Madrid di lini depan saat melawan Getafe. - (DOK REPUBLIKA)

 
Berita Terpopuler