Daftar Lengkap Gejala Covid-19 pada Anak, Kasusnya Sedang Meningkat di Beberapa Negara

Satu dari 10 anak usia SD di Inggris positif pada pekan lalu.

www.freepik.com.
Orang tua memasanhkan masker pada anaknya untuk mencegah Covid-19 (ilustrasi). Kenali gejala Covid-19 pada anak.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini, beberapa negara mulai menghadapi peningkatan kasus Covid-19 di kalangan anak-anak. Di Inggris, misalnya, sekitar satu dari 10 murid sekolah dasar terkena Covid-19 per pekan lalu.

Baca Juga

Kasus Covid-19 yang mengenai anak umumnya hanya bersifat ringan. Meski begitu, National Health Service (NHS) mencatat ada beberapa gejala yang tampak cukup sering muncul pada kasus Covid-19 belakangan ini.

Sebelumnya, daftar gejala Covid-19 dari NHS hanya memuat tiga macam gejala. Ketiga gejala tersebut adalah batuk yang persisten, demam, dan kehilangan indra penciuman atau perasa.

Kini, NHS telah memperbarui daftar gejala Covid-19 dan menambahkan beberapa gejala lain yang juga umum ditemukan dalam kasus Covid-19, termasuk kasus Covid-19 pada anak. Gejala tersebut meliputi sesak napas, merasa letih atau lunglai, tubuh terasa sakit, sakit kepala, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau beringus, kehilangan selera makan, diare, merasa tidak enak badan atau sakit, demam, batuk, serta kehilangan atau perubahan indra penciuman atau perasa.

Sejak diberlakukannya pelonggaran restriksi serta kemunculan subvarian omicron BA.2, kasus Covid-19 di Inggris kembali mencetak rekor baru. Pada tiga pekan terakhir di bulan Maret, ada satu dari 16 warga Inggris yang dinyatakan positif Covid-19.

Kabar baiknya, peningkatan kasus ini tak diiringi dengan peningkatan signifikan pada kasus yang membutuhkan perawatan di rumah sakit. Sebagian besar orang yang terkena Covid-19 hanya membutuhkan isolasi mandiri di rumah selama beberapa hari sebelum pulih.

Tidak meningkatnya kasus Covid-19 berat diyakini berkaitan dengan luasnya cakupan vaksinasi Covid-19 di negara tersebut. Seperti diketahui, salah satu manfaat dari vaksin Covid-19 adalah mencegah risiko sakit berat dan kematian terkait Covid-19.

Menurut Prof Paul Elliot dari Imperial College London, salah satu faktor yang mendorong peningkatan kasus Covid-19 di Inggris adalah kembali meningkatnya kegiatan berkumpul atau berkerumun. Memudarnya imunitas dari vaksinasi dasar Covid-19 juga dinilai turut memengaruhi.

Di antara berbagai kelompok masyarakat, Prof Elliot menilai kelompok lansia berusia di atas 55 tahun merupakan yang paling rentan. Sekitar delapan persen infeksi terjadi pada kelompok ini.

Prof Elliot juga mengingatkan bahwa riwayat pernah terinfeksi varian orisinal micron tidak serta-merta membuat seseorang aman dari risiko reinfeksi. Faktanya, orang yang pernah terinfeksi varian omicron masih memiliki kemungkinan untuk terinfeksi oleh subvarian omicron BA.2 alias "son of omicron".

Mengingat isoman tak lagi menjadi kewajiban di Inggris, warga yang mengalami gejala seperti Covid-19 hanya dianjurkan untuk menjalani isoman di rumah dan menghindari kontak dengan orang lain selama lima hari. Anjuran lima hari ini dibuat karena risiko penularan Covid-19 mulai menurun setelah hari kelima terinfeksi.

Anjuran yang sama berlaku untuk kelompok anak dan lansia. Anak bisa kembali bersekolah ketika tidak lagi mengalami demam atau sudah merasa lebih baik. 

 
Berita Terpopuler