Joe Biden Dapatkan Suntikan Booster Covid-19 Kedua

Biden menerima booster kedua dengan vaksin Pfizer/BioNTech.

AP Photo/Patrick Semansky
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mendapatkan suntikan booster Covid-19 kedua pada Rabu (30/3/2022) di White House.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mendapatkan suntikan booster Covid-19 kedua pada Rabu (30/3/2022). Sebelumnya pada Selasa (29/3/2022), pejabat kesehatan AS mengizinkan booster kedua untuk kelompok usia di atas 50 tahun.

Baca Juga

“Jika kita gagal berinvestasi, kita membiarkan diri kita rentan ketika gelombang lain melanda,” kata Biden.

Pemerintah AS meluncurkan upaya untuk membantu orang Amerika hidup berdampingan dengan Covid-19. Pemerintah meluncurkan situs website COVID.gov, yaitu sebuah pusat informasi yang bertujuan membantu orang mengelola virus korona saat mereka berupaya kembali ke keadaan normal.

Biden menerima booster kedua dengan vaksin Pfizer/BioNTech. Otoritas kesehatan AS juga mengizinkan penggunaan vaksin Moderna untuk booster kedua. Beberapa rantai toko obat, termasuk CVS Health dan Walgreens Boots Alliance akan mulai menawarkan dosis booster kedua. 

Keputusan untuk menawarkan booster kedua di Amerika Serikat muncul, karena beberapa ilmuwan telah menyuarakan keprihatinan tentang subvarian Omicron yaitu BA.2 yang sangat menular dan dominan. Badan Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS (FDA) mengatakan, booster yang menggunakan vaksin Pfizer/BioNTech dan Moderna diberikan setidaknya empat bulan setelah dosis booster pertama. Booster kedua bertujuan untuk menawarkan lebih banyak perlindungan terhadap penyakit parah dan rawat inap.

FDA juga mengizinkan dosis booster kedua untuk kelompok usia di atas 12 tahun dengan vaksin Pfizer/BioNTech, dan kelompok usia di atas 18 tahun dengan vaksin Moderna.

Pemerintah AS mengatakan, saat ini AS memiliki dosis vaksin yang cukup untuk memenuhi permintaan suntikan booster kedua pada kelompok lansia. Mereka mengatakan, pemerintah kemungkinan tidak akan mampu membayar vaksin Covid-19 di masa depan, terutama jika vaksin perlu didesain ulang untuk menargetkan varian baru. Kecuali Kongres menyetujui pengeluaran anggaran tambahan.

Biden telah meminta Kongres menambah pendanaan lain untuk membayar vaksinasi dan perawatan saat ini. Termasuk menopang kesiapsiagaan negara untuk wabah di masa depan. Biden memperingatkan bahwa, vaksin Covid-19 gratis mungkin tidak tersedia musim gugur ini tanpa ada pendanaan lebih, terutama jika diperlukan vaksin baru. Biden mencari dana tambahan sekitar 22,5 miliar dolar AS, karena pemerintah mulai kehabisan dana untuk pasokan vaksin Covid-19 dan perawatan kesehatan.

"Kita perlu mengamankan pasokan tambahan sekarang. Kongres, tolong bertindak segera. Konsekuensi dari kelambanan tindakan akan sangat parah," ujar Biden.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mendukung otorisasi FDA, yang merekomendasikan suntikan booster tambahan. Terutama untuk lansia dan mereka yang memiliki penyakit penyerta, sehingga berisiko tinggi.  

"Covid-19 memiliki efek buruk yang sangat tidak proporsional pada orang berusia 65 tahun ke atas dan mereka yang memiliki penyakit penyerta," ujar pejabat tinggi FDA, Peter Marks.

Marks mengatakan, FDA akan segera mempertimbangkan manfaat dari otorisasi booster kedua untuk populasi yang lebih luas setelah musim panas. Booster kedua secara khusus ditargetkan untuk memerangi varian baru yang kini menjadi perhatian.

"Mungkin ada kebutuhan bagi orang-orang untuk mendapatkan booster tambahan di musim gugur bersama dengan kampanye booster yang lebih umum, jika itu terjadi. Karena kami mungkin perlu beralih ke cakupan varian yang berbeda," kata Marks.

Para ilmuwan dan pejabat telah berdebat soal pemberian dosis booster vaksin Covid-19 kedua. Mereka menguraikan data tentang berapa lama perlindungan dari vaksin dan booster akan bertahan.

"Belum diketahui apakah sekarang adalah waktu yang tepat bagi orang untuk mendapatkan dosis keempat (booster kedua)," kata Direktur Eksekutif Pusat Akses Vaksin Internasional di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg, William Moss.

Moss mengatakan, jika ada lonjakan kasus di akhir musim gugur atau awal musim dingin, seperti yang biasa terjadi pada virus pernapasan dan influenza, maka mungkin diperlukan peningkatan dosia tambahan. Antibodi penetral tubuh yang didorong oleh booster kedua yang diberikan sekarang mungkin akan menurun dalam beberapa bulan ke depan.

 

 
Berita Terpopuler