AS Dakwa Pejabat Rusia Terkait Peretasan Sektor Energi 

Peretas menargetkan ribuan komputer di 135 negara.

www.freepik.com.
Empat pejabat Rusia, termasuk peretas dari badan intelijen pemerintah, telah didakwa dengan peretasan berbahaya terhadap infrastruktur penting di seluruh dunia.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Empat pejabat Rusia, termasuk peretas dari badan intelijen pemerintah, telah didakwa dengan peretasan berbahaya terhadap infrastruktur penting di seluruh dunia. Termasuk sektor energi dan penerbangan Amerika Serikat (AS) antara 2012 dan 2018.

Baca Juga

Departemen Kehakiman AS dan Kantor Luar Negeri Inggris pada Kamis (24/3/2022) mengatakan, peretas menargetkan ribuan komputer di 135 negara. Salah satu infrastruktur energi yang diretas adalah pembangkit listrik tenaga nuklir Kansas. Kemudian pabrik petrokimia Saudi pada 2017, di mana para peretas mengesampingkan kontrol keamanan.

Peretasan tersebut telah terjadi bertahun-tahun yang lalu, namun dakwaan tersebut tidak disegel. FBI telah meningkatkan kewaspadaan tentang upaya peretas Rusia untuk memindai jaringan perusahaan energi AS, sehingga mengetahui kerentanan yang dapat dieksploitasi selama perang Rusia melawan Ukraina.

Kementerian Luar Negeri menyarankan dalam sebuah pengumuman di situs webnya bahwa, waktu akan mengungkap “cakupan global” peretasan oleh agen mata-mata penerus KGB. Peretasan ini secara langsung terkait dengan perang ilegal dan tidak beralasan, yang dilakukan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin di Ukraina.

Selain itu, beberapa agen federal AS pada hari Kamis menerbitkan nasihat bersama tentang kampanye peretasan. Mereka memperingatkan eksekutif energi untuk mengambil langkah-langkah melindungi sistem mereka dari operasi Rusia.

"Peretas yang disponsori negara Rusia menimbulkan ancaman serius dan terus-menerus terhadap infrastruktur penting di Amerika Serikat, maupun di seluruh dunia," kata Wakil Jaksa Agung Lisa Monaco dalam sebuah pernyataan. 

“Meskipun tuduhan kriminal yang dibuka hari ini mencerminkan aktivitas masa lalu, mereka memperjelas kebutuhan mendesak yang berkelanjutan bagi bisnis Amerika untuk memperkuat pertahanan mereka dan tetap waspada," ujar Monaco menambahkan.

Empat terdakwa itu tidak ditahan. Seorang pejabat Departemen Kehakiman mengatakan, para pejabat menganggap lebih baik untuk membuat penyelidikan publik daripada menunggu "kemungkinan yang jauh" dari penangkapan.  Departemen Luar Negeri pada Kamis mengumumkan hadiah hingga 10 juta dolar AS bagi siapapun yang dapat memberikan informasi terkait salah satu dari empat terdakwa.

 

Orang-orang Rusia yang didakwa termasuk seorang karyawan di sebuah lembaga penelitian militer Rusia. Dia dituduh bekerja dengan rekan konspirator pada 2017, untuk meretas sistem kilang asing dan menginstal perangkat lunak berbahaya. 

Karyawan tersebut, Evgeny Viktorovich Gladkikh, juga mencoba membobol komputer perusahaan AS yang mengoperasikan beberapa kilang minyak. Sementara tiga terdakwa lainnya diduga sebagai peretas dari Layanan Keamanan Federal Rusia, atau FSB, dan anggota unit peretasan yang dikenal oleh peneliti keamanan siber sebagai Dragonfly.

Peretas dituduh memasang malware ke dalam pembaruan perangkat lunak yang sah di lebih dari 17.000 perangkat di AS dan negara lain.  Para peretas melakukan serangan siber secara berantai rantai antara 2012 dan 2014. Mereka menargetkan perusahaan minyak dan gas, pembangkit listrik tenaga nuklir dan perusahaan transmisi listrik dan utilitas.

Menurut dokumen dakwaan, tujuan pelaku melakukan peretasan adalah untuk membangun dan memelihara akses tidak sah secara diam-diam ke jaringan, komputer, dan perangkat perusahaan dan entitas lain di sektor energi. Akses itu akan memungkinkan pemerintah Rusia untuk mengubah dan merusak sistem jika diinginkan.

Kemudian serangan tahap kedua, melibatkan serangan spear-phishing yang menargetkan lebih dari 500 perusahaan AS dan internasional, serta lembaga pemerintah AS termasuk Komisi Pengaturan Nuklir. Para peretas juga berhasil menyerang jaringan bisnis  Perusahaan Operasi Nuklir Wolf Creek di Burlington, Kansas, yang mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir.

 

Kantor Luar Negeri Inggris mengatakan peretas FSB juga menargetkan perusahaan energi Inggris. Termasuk mencuri data sektor penerbangan AS dan target utama AS lainnya.

 
Berita Terpopuler