Jadi Siapa yang Usir Hujan di Sirkuit Mandalika, TNI AU-BRIN, Pawang Hujan, atau Tuhan?

Perhelatan MotoGP 2022 di Mandalika International Sircuit meninggalkan banyak cerita, salah satunya kontroversi pawang hujan.

network /Kurusetra
.
Rep: Kurusetra Red: Partner

Rara Istiati Wulandari alias Mbak Rara. Perhelatan MotoGP 2022 di Mandalika International Sircuit meninggalkan banyak cerita, salah satunya kontroversi pawang hujan. Foto: Republika.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Perhelatan MotoGP 2022 di Mandalika International Sircuit tidak hanya meninggalkan cerita kemenangan Pebalap Red Bull KTM, Miguel Oliveira saja. Ada banyak kisah yang tertinggal bahkan menjadi kontroversial, satu yang paling ngehits adalah kehadiran pawang hujan.

Aksi Rara Istiati Wulandari alias Mbak Rara pada MotoGP Indonesia 2022 di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, NTB, Ahad (20/3/2022) menyita perhatian dunia. Mba Rara diklaim sebagai sosok di balik hilangnya hujan di atas langit Sirkuit Mandalika.

BACA JUGA: Valentino Rossi KW Bikin Heboh Balapan MotoGP di Sirkuit Mandalika

Namun, pawang dari Bali berdarah Jawa kelahiran Papua itu mengaku tidak bekerja sendiri. “Saya ini (mengatur hujan) tentunya dibantu oleh banyak pihak, ITDC dan MGPA, serta BRIN,” ujarnya di kanal YouTube Karni Ilyas Club, Kamis (24/03/2022).

“Jadi kan Pak Hadi itu Komlap itu sering telepon juga, kita mau arahkan angin ke mana, garamnya mau ditaburkan ke mana. Saya juga update BMKG,” tuturnya.

“Jadi ini bukan kesuksesan bukan Rara sendiri. Saya dibantu orang Lombok sendiri, mereka belajar secara instan," ujar dia menjelaskan.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Dikritik Tangannya Dicium Ibu-Ibu Pengajian, Dijawab Gak Mungkin Saya Nikahi Semua

Meski Rara sudah mengakui jika dia tidak bekerja sendiri, tetap saja di awal kemunculannya di Sirkuit Mandalika banyak pihak yang percaya hilangnya hujan dari atas Sirkuit karena kesaktian pawang hujan. Ditambah cicitan akun Twitter @MotoGP yang seolah membenarkan jika akibat Roro hujan di Sirkuit Mandalika akhirnya berhenti.

"It worked," kata akun Twitter @MotoGP.

BACA JUGA: Sirkuit Mandalika Gunakan Pawang Hujan, Bagaimana Hukumnya dalam Islam?

Namun, bukan Indonesia namanya jika yang dilakukan seperti Mba Rara tidak menimbulkan kontroversi. Banyak netizen yang menyebut berhentinya hujan di Sirkuit Mandalika karena fakto modifikasi cuaca. TNI Angkatan Udara (TNI AU) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pun melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) di kawasan Sirkuit Mandalika, sejak Jumat (18/3/2022).

Operasi TMC yang menggunakan pesawat Cassa 212-200 dari Skadron Udara 4 Lanud Abdulrahman Saleh Malang dilakukan guna mengantisipasi terjadinya curah hujan tinggi di Sirkuit Mandalika. Sebab, jika intensitas hujan tinggi maka dapat menganggu jalannya gelaran MotoGP.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Neraka Orang Indonesia Siksaannya Ringan, Setannya Mantan PNS Datang Absen Nongkrong

Pesawat Cassa 212-200 melakukan penyemaian garam (NaCl) di awan potensial hujan yang bergerak menuju Mandalika yang diharapkan dapat mempercepat proses terjadinya hujan sebelum awan tersebut mencapai Sirkuit Mandalika. Tim BRIN serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga melakukan pemantauan dan menganalisis data cuaca, serta pertumbuhan awan untuk menentukan strategi penyemaian yang dilaksanakan, sehingga cuaca di sekitar Sirkuit Mandalika bisa terkendali.

Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto berkata yang dilakukan Mba Rara hanya bagian dari kearifan lokal saja. "Ya sebenarnya kalau dilihat pawang hujan itu adalah suatu kearifan lokal yang dimiliki masyarakat. Secara saintis itu sulit untuk dijelaskan," ujar Guswanto di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (21/3).

BACA JUGA: Deddy Corbuzier dan Youtuber Dede Inoen Makan Hantu Kuyang Pakai Bumbu Rendang Nasi Padang

BMKG sendiri sudah memprediksi gelaran MotoGP Mandalika akan disertai hujan deras. Hal itu terjadi karena bibit siklon tropis 93f yang dampaknya itu memberikan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.

"Buktinya kan dari awal pawang itu udah bekerja, tapi kan tidak berhenti juga. Artinya itu, jadi sebenarnya kemarin waktu berhentinya (hujan), itu bukan karena pawang hujan, karena durasi waktunya sudah selesai," ujar Guswanto.

BACA JUGA: Apa Itu Kuyang, Hantu yang Dimakan Deddy Corbuzier dan Dede Inoen Pakai Bumbu Rendang

Hadirnya pawang hujan dalam proses terselenggaranya seri balap motor tertinggi itu disebutnya sekali lagi sebagai bentuk kearifan lokal. Hal itu tidak bisa dicampur adukan secara ilmiah.

"Kalau dilihat prakiraan lengkap di tanggal itu memang selesai di jam itu, kira-kira jam 16.15 itu udah selesai. Tinggal rintik-rintik itu bisa dilakukan balapan kalau dilihat dari prakiraan nasional analisis dampak yang kita miliki BMKG," ujar Guswanto.

BACA JUGA: Setelah Wayang, Kini Nasi Padang yang Diharamkan

"Sebenarnya kalau cerita tentang pawang hujan itu adalah kearifan lokal yang mereka miliki, dan itu tidak bisa dicampuradukkan dengan antara sains dan kearifan lokal," sambungnya.

Meski secara halus Guswanto mengatakan pawang hujan adalah kearifan lokal, sejumlah ulama dengan tegas menyatakan penggunaan jasa pawang hujan adalah haram hukumnya dalam ajaran Islam.

BACA JUGA: Legenda Orang Bati, Makhluk Mitologi dari Maluku Berbadan Monyet Bersayap Kelalawar

Pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah, KH Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya mengatakan pawang hujan dalam Islam merupakan tindakan terlarang. “Haram, tidak boleh (menggunakan pawang hujan)," kata Buya Yahya dalam satu tayangan di Youtube Al-Bahjah.

Menurut Buya Yahya, pawang hujan itu seorang dukun sehingga dipakai untuk mengusir mendung. Padahal, Rasulullah tidak membenarkan umatnya mendatangi apalagi bertanya kepada dukun.

BACA JUGA: Setelah Nasi Padang Diharamkan, Kini Makan Pakai Sumpit Disebut Haram untuk Umat Islam

"Pawang itu dukun kan, pakai komat kamit mengusir mendung. Ini tidak dibenarkan kalau urusan dukun. Nabi Muhammad tidak akan ridha,”

Tak hanya Buya Yahya saja, pendapat serupa disampaikan Ustadz Abdul Somad (UAS). Tokoh Perubahan Republika ini menegaskan menggunakan pawang hujan dalam Islam adalah haram.

BACA JUGA: Gus Dur Tergila-gila Nasi Padang yang Diboikot dan Diharamkan

“Dia [pawang hujan] minta kepada jin, minta kepada jin. Setan itu hukumnya haram,” tegas dia.

Ustadz Khalid Basalamah juga menegaskan penggunaan pawang hujan adalah haram hukumnya dalam Islam. Ustadz Khalid berkata jika pawang hujan adalah dukun yang tidak boleh dipercaya. Meskipun mereka berkedok memakai bacaan-bacaan Alquran.

"Pawang hujan itu dukun nggak boleh dipercaya haram dalam Islam. Walau pun mereka pakai bacaan-bacaan Alquran jangan percaya," kata Ustaz Khalid Basalamah.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Neraka Orang Indonesia Siksaannya Ringan, Setannya Mantan PNS Datang Absen Nongkrong

Ustaz Khalid Basalamah berkata ritual memberikan sesajen seperti telur, keris dan lain-lain adalah biar dijaga jin. Karena itu haram hukumnya memakai jasa pawang hujan.

"Pawang hujan itu dukun atau penyihir. Taro telur di belakang rumah, taro keris supaya tidak hujan itu jin yang jaga. Khurafat semuanya," ucap Ustaz Khalid Basalamah.

PAWANG HUJAN DI MANDALIKA

Hingga pukul 15.20 WITA, hujan deras masih mengguyur Mandalika International Street Circuit, Ahad (20/3/2022). Penyelenggara pun masih memutuskan menunda dimulainya start balap motor paling bergengsi di dunia tersebut.

Seperti diberitakan Republika.co.id, pihak penyelenggara pun mencoba mengatasi hal tersebut. Karena hujan tak kunjung reda, seorang yang dipercaya sebagai pawang hujan akhirnya turun tangan.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Tangan Kiai Keluar Jendela Mobil Bukan Takut Luka Takut Tiang Listrik Roboh

Seorang perempuan tampak berjalan di sekitar paddock sambil memukul bejana perunggu kecil yang dipegangnya. Selain bejana tersebut, terlihat juga ada pemukul kecil dan dupa. Ritual ini diyakini dapat menghentikan hujan yang masih cukup deras.

Hujan deras tiba-tiba turun sekitar pukul 14.20 WITA. Padahal, sejak pagi hingga siang tadi, cuaca di sirkuit sangat panas. Bahkan, hal ini memaksa penyelenggara mengurangi jumlah lap pada race Moto2. Race yang sebelumnya direncanakan dilakukan dengan 25 lap kemudian diputuskan untuk dikurangi menjadi 16 lap.

BACA JUGA: Saat Wayang Diharamkan, Logo Halal Diwayangkan

Kondisi ini dipastikan bakal memengaruhi jalannya balap. Tim pun harus menyesuaikan setelan mesin dan ban dengan adanya perubahan cuaca secara tiba-tiba ini. Apalagi, jika melihat pengalaman yang terjadi pada satu hari sebelumnya, Sabtu (19/3/2022).

Ketika itu, hujan sempat turun pada pagi hari dan cuaca mendung menyelimuti Mandalika hingga sore hari. Pada hari itu juga, banyak pembalap yang terpeleset dan bahkan jatuh saat melakukan latihan dan kualifikasi.

BACA JUGA: Sujiwo Tejo: Babi Saja Buatan Tuhan Diharamkan, Apalagi Wayang Buatan Manusia

Juara dunia delapan kali Marc Marquez pun bahkan sampai jatuh dua kali pada sesi kualifikasi, kemarin. Lantaran itu pula Marquez gagal mencatatkan waktu terbaik dan terpaksa harus memulai race dari posisi start ke-14.

JANGAN LEWATKAN ARTIKEL MENARIK LAINNYA:> Humor Gus Dur: Gara-Gara Dikirimi PSK, Gus Dur Terpaksa Tidur di Sofa

> Pendeta Saifuddin Minta 300 Ayat Alquran Dihapus, Ahmad Dhani: Cukup Ahok Pionir Penista Agama

> Sujiwo Tejo: Indonesia Mayoritas Muslim Kenapa Harus Ada Logo Halal, Tapi Enggak Ada Logo Haram?

> Humor Gus Dur: Presiden Israel Tertawa Topi Yahudi Disebut BH yang Dibelah Dua

> Setelah Wayang, Kini Nasi Padang yang Diharamkan

> Humor Gus Dur: Ormas Gak Jadi Bubarkan Pengajian Gus Dur karena Takut Kualat

> Humor Gus Dur: OPM Kibarkan Bendera Bintang Kejora, Anggap Saja Umbul-Umbul Sepak Bola

> Humor Gus Dur: Cak Nun Batal Temani Soeharto Tobat Gara-Gara Dikerjain Gus Dur

TONTON VIDEO PILIHAN UNTUK ANDA:

iv>

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

 
Berita Terpopuler