Rasa Nyeri-Sensasi Terbakar di Dada Jadi Gejala Asam Lambung Sedang Naik, Apa Obatnya?

Asam lambung naik kerongkongan dikenal juga sebagai GERD.

Flickr
Sakit perut (ilustrasi). Kondisi naiknya asam lambung ke kerongkongan ini dikenal sebagai Gastro Esophageal Reflux Disease (GERD) atau penyakit asam lambung.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam proses pencernaan, cairan asam lambung memiliki peran penting dalam memecah makanan yang ada di dalam lambung. Normalnya, asam lambung hanya menetap di dalam lambung saja. Namun. pada sebagian orang, asam lambung ini bisa keluar dari lambung dan naik hingga ke kerongkongan.

Kondisi naiknya asam lambung ke kerongkongan ini dikenal sebagai Gastro Esophageal Reflux Disease (GERD) atau penyakit asam lambung. GERD bisa terjadi karena melemahnya katup atau sfingter yang berada pada kerongkongan bagian bawah, sehingga asam lambung hingga makanan dan minuman dari lambung bisa mengalir naik kembali ke kerongkongan.

Penderita GERD biasanya akan merasakan beberapa gejala ketika asam lambung sedang naik. Salah satu gejala yang kerap muncul adalah rasa nyeri atau sensasi terbakar di dada yang juga dikenal sebagai heartburn.

Baca Juga

Seperti dilansir WebMD, gejala ini bisa berlangsung selama hitungan menit hingga jam. Selain heartburn, penderita GERD juga dapat merasakan gejala seperti mulut terasa pahit, kesulitan menelan, dan bau mulut. Tak jarang, penderita GERD akan mengalami gejala seperti mual, muntah, atau rasa sakit di kerongkongan.

Secara umum, GERD bukanlah penyakit yang mengancam jiwa. Akan tetapi, GERD yang dibiarkan dan tak diobati bisa memicu masalah yang lebih serius di kemudian hari, seperti striktur esofagus, pneumonia aspira, hingga kanker kerongkongan.

"Apakah GERD mengancam jiwa? Tidak secara langsung. Tapi kalau ada proses sampai (terjadi) kanker, ujung-ujungnya meninggal," ungkap dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan dokter spesialis gastroenterologi dari FKUI-RSCM Prof Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH dalam virtual media briefing bersama Wellesta CPI beberapa waktu lalu.

 

 

 

 

Obat asam lambung
Untuk mencegah terjadinya berbagai komplikasi yang tak diinginkan, GERD perlu diobati dengan baik. Dalam pengobatan GERD, Prof Ari mengatakan, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan.

Infografis Pola Makan Penderita GERD - (republika.co.id)

Salah satunya adalah mengobati GERD dengan penggunaan obat yang sesuai, seperti golongan obat penghambat pompa proton (PPI) atau golongan obat potassium-competitive acid blocker (P-CAB).

Beberapa contoh dari obat PPI adalah omeprazole, esomeprazole, dan lansoprazole. Sedangkan contoh dari obat P-CAB adalah vonoprazan. Saat ini, vonoprazan sudah tersedia untuk pasien GERD di Indonesia. Vonoprazan merupakan obat penekan asam lambung baru yang bekerja dengan cara meningkatkan pH lambung.

Mengingat gejala GERD bisa sangat mengganggu, ada pula terapi yang bisa diberikan untuk meringankan gejala tersebut. Terapi ini bisa dilakukan dengan menggunakan obat antasida yang bisa dibeli secara bebas. Namun, perlu diketahui, obat ini hanya meringankan gejala sementara waktu dan tidak mengobati ataupun mencegah komplikasi terkait GERD.

Di samping terapi dengan obat-obatan, Prof Ari sangat menganjurkan pasien GERD untuk melakukan perbaikan gaya hidup. Perubahan ini penting dilakukan untuk mencegah terjadinya kekambuhan di kemudian hari. Sebagian dari perubahan gaya hidup yang dianjurkan adalah perbaikan pola makan, menjaga berat badan yang sehat, berhenti merokok, tidak berbaring setelah makan, dan menyantap makanan secara perlahan.

"Serta tidak menggunakan pakaian yang terlalu ketat pada area pinggang," jelas Prof Ari.

 
Berita Terpopuler