Pengadilan Larang Jilbab di Kampus, Muslimah India: Hati Kami Hancur

Putusan tersebut akan semakin mengasingkan umat Islam di India.

EPA-EFE/DIVYAKANT SOLANKI
Wanita Muslim India memegang plakat dan meneriakkan slogan-slogan selama protes terhadap pembatasan jilbab di jalan Mira, di pinggiran Mumbai, India, 11 Februari 2022. Enam siswa di Government Women First Grade College di distrik Udupi, Karnataka, telah dilarang menghadiri kelas karena mengenakan jilbab dan siswa Hindu mulai mengenakan selendang safron sebagai tanda protes. Pengadilan Larang Jilbab di Kampus, Muslimah India: Hati Kami Hancur
Rep: mgrol135 Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, KARNATAKA -- Setelah berbulan-bulan kontroversi tentang larangan hijab di India, Pengadilan Tinggi Karnataka menolak petisi gadis Muslim di Udupi yang mencari hak mengenakan jilbab di sekolah.

Baca Juga

Pengadilan menyatakan mengenakan jilbab bukanlah praktik penting dalam Islam, dan kebebasan beragama tunduk pada batasan yang wajar berdasarkan Pasal 25 konstitusi. Menurut Hakim Pengadilan, Siswa tidak dapat memprotes seragam yang ditetapkan oleh lembaga pendidikan karena mereka berada di bawah batas kewajaran.

Keputusan tersebut dikritik secara besar-besaran oleh umat Islam, terutama perempuan Muslim di platform media sosial. Mereka merasa putusan tersebut akan semakin mengasingkan umat Islam di India.

Aliya Assadi, mahasiswi berusia 17 tahun di sebuah Perguruan Tinggi Pra-Universitas (PU) Udipi dan salah satu pemohon dalam kasus kontroversi jilbab, kecewa dengan keputusan pengadilan. “Keputusan itu mengejutkan bagi kami karena kami memiliki harapan dan kepercayaan yang tinggi pada peradilan,” ucapnya pada TRT World.

Dia menambahkam keputusan itu menghancurkan hati para gadis Muslim. Mahasiswa tidak akan berjuang untuk jilbab dan membahayakan akademik mereka, menurut Assadi, jika itu bukan elemen penting dari agama Islam. Dia akan terus berjuang sampai mereka memperoleh keadilan.

Kontroversi jilbab di Karnataka dimulai pada Januari ketika sebuah sekolah yang dikelola pemerintah di distrik Udupi melarang siswa perempuan yang mengenakan jilbab menghadiri ruang kelas. Hal ini memicu unjuk rasa Muslim dan proses tandingan dari Hindu sayap kanan.

Setelah pejabat perguruan tinggi menetapkan instruksi larangan jilbab pada September, sebuah petisi mengklaim dosen mendiskriminasi mahasiswa. Para wanita memprotes pada Januari, mengajukan kasus di Pengadilan Tinggi Karnataka untuk membatalkan keputusan perguruan tinggi mereka.

 

Dilansir TRT World, Kamis, (17/3/2022) menurut Wakil Presiden Front Kampus Uddipi Zam Zam, mahasiswa berhijab tidak diizinkan mengikuti ujian praktik baru-baru ini. Hiba Sheik, seorang mahasiswa berusia 18 tahun di sebuah perguruan tinggi Mangalore, mengklaim putusan tersebut telah melanggar hak mereka. Dia menyatakan tidak akan menghadiri kelas kecuali dia mengenakan jilbab.

Sheik baru-baru ini menjadi salah satu wajah wanita Muslim yang memperjuangkan jilbab setelah dia menantang kelompok pemuda Hindu sayap kanan yang melecehkan dia dengan menolak mengizinkannya menghadiri ujian sambil mengenakan jilbabnya. Sayap kanan telah melecehkan Sheik sejak saat itu, mengajukan First Hand Information Report (FIR) terhadapnya. Dia bahkan mendapat ancaman pembunuhan dalam bentuk pesan teks. Sheik mengatakan sejak itu dia telah menghadapi segala macam intimidasi.

Banyak wanita Muslim di India tidak senang dengan keputusan tersebut. Mereka percaya negara bagian lain akan mengikutinya. Banyak organisasi Muslim telah menyerukan bandh (penghentian kerja) di seluruh Karnataka pada 17 Maret sebagai protes atas keputusan Pengadilan Tinggi.

"Perempuan Muslim akan secara sistematis dikeluarkan dari pendidikan dan bahkan pengaturan publik," kata Afreen Fatima, seorang mahasiswa dan aktivis Muslim.

Dia menyatakan keputusan itu akan digunakan untuk menunjukkan jilbab bukanlah persyaratan bagi wanita Muslim. Dia menganggap itu sebagai penyajian yang keliru tentang agama Islam.

Saniya Sayed (28 tahun), mengatakan dia tidak mengenakan jilbab tetapi memahami makna religiusnya bagi mereka yang mengenakannya. Dia berkata di masa lalu, masyarakat India menoleransi keragaman dalam budaya dan agama, tetapi apa yang disaksikan umat Islam setiap hari adalah keadaan yang menyedihkan.

“Mereka sekarang dapat meminta wanita untuk tidak mengenakan jilbab di tempat umum mulai besok. Mereka akan memiliki masalah dengan itu juga,” ucapnya.

 

https://www.trtworld.com/magazine/broken-inside-muslim-women-react-after-indian-court-upholds-hijab-ban-55567

 
Berita Terpopuler