Warga Diminta Menjauh 13 Km dari Gunung Semeru Usai Erupsi 10 Kali

Gunung Semeru berstatus siaga

Antara/Seno
Petani memupuk tanaman cabai merah dengan latar belakang Gunung Semeru di Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (12/2/2022). Gunung Semeru tercatat mengalami erupsi atau gempa letusan sebanyak 10 kali.
Rep: Wilda Fizriyani Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Gunung Semeru tercatat mengalami erupsi atau gempa letusan sebanyak 10 kali. Kejadian ini tercatat pada Selasa (8/3/2022) periode pukul 06.00 sampai 12.00 WIB.

Baca Juga

Petugas Pemantauan Gunung Api Semeru, Liswanto mengatakan, erupsi di Gunung Semeru memiliki amplitudo sebesar 11 sampai 24 meter. Kemudian lama gempanya sekitar 55 hingga 75 detik. "Dan saat ini tingkat aktivitas Gunung Api Semeru berada pada level tiga atau siaga," kata Liswanto dalam laporannya, Selasa (8/3/2022).

Dengan adanya kondisi tersebut, warga pun diminta tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer (km) dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Hal ini karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Selain itu, Liswanto berharap masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru. Pasalnya, area pada jarak tersebut rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Selanjutnya, warga juga diharapkan mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. Hal ini terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Selain itu, warga diminta mewaspadai potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

 
Berita Terpopuler