Syekh Nawawi Al-Bantani Tangkap Belut di Dalam Pasir untuk Jelaskan Kehalalannya kepada Orang Arab

Karena belum pernah melihat, orang Arab mengira jika belut adalah haram karena bentuknya seperti ular.

network /Kurusetra
.
Rep: Kurusetra Red: Partner

Syekh Nawawi Al-Bantani. Ulama Indonesia yang dihormati dunia itu pernah menerangkan kepada orang Arab tentang kehalalan belut. Foto; Wikipedia.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Syekh Nawawi Al-Bantani, ulama Indonesia yang amat sangat disegani karena keluasan ilmunya di Timur Tengah. Suatu hari, seperti dikisahkan Kiai Tamad tentang Syekh Nawawi yang diledek orang Arab karena kebiasaan masyarakat Nusantara memakan belut yang disebut haram karena disebut sebagai ular.

Kiai Tamad mengisahkan cerita tersebut berdasarkan riwayat dari gurunya, Mama Ajengan Tubagus Ahmad Bakri (Mama Sempur) Purwakarta. Mama Sempur adalah salah seorang murid langsung Syekh Nawawi di Makkah.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Rokok Memendekkan Umur, Tapi Kalo Gak Merokok Besok Saya Bisa Mati

Seperti dinukil dari NU Online, Syekh Nawawi adalah seorang alim yang seumur-umur tidak pernah memakan ikan jenis apa pun. Suatu ketika, seorang Arab (tidak disebutkan namanya) mengejek kebiasaan orang Nusantara.

Ia mengatakan, orang Nusantara itu memakan barang haram, yaitu belut. Menurut orang Arab itu, belut adalah ular, maka hukumnya haram.

Meski Syekh Nawawi tak pernah memakan belut, ia yakin hewan yang umum dimakan di tanah kelahirannya itu halal. Maka ia menegaskan kepada orang Arab, bahwa belut halal!

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Saya Jadi Presiden Modal Dengkul, Itu Juga Dengkul Amien Rais

Orang Arab menolak pendapat itu. Karena kehabisan cara untuk menjelaskan, Syekh Nawawi memukulkan tangannya ke dalam pasir di hadapan orang itu.

Tangannya langsung menelusup seperti ke dalam lumpur. Ia mengambil sesuatu. Ketika tangannya diangkat kembali, seekor belut berada dalam genggamannya.

BACA JUGA: Bung Tomo, Orator Pertempuran 10 November Itu Meninggal Saat Wukuf di Arafah

Lalu ia menunjukkan kepada orang Arab tersebut. "Inilah belut yang dimakan orang Nusantara. Beda dengan ular."

Syekh Nawawi menjelaskan perbedaan ular dan belut terletak pada insangnya. Karena belut memilki insang, maka hukumnya seperti ikan. Kiai Tamad menjelaskan kisah itu di kediamannya, kampung Pungangan, Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang.

BACA JUGA:

Humor Gus Dur: Yang Pendendam Itu Unta Bukan Manusia

Humor Gus Dur: Ratusan Orang NU Jadi Muhammadiyah karena Sholat Tarawih

Sujiwo Tejo: Yang Belain Wayang Mungkin Hanya Ingin Gaduh

TONTON VIDEO PILIHAN UNTUK ANDA:

iv>

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di KURUSETRA dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

 
Berita Terpopuler