Saat Angka Keterisian Rumah Sakit di Jakarta Turun, Luar Jawa-Bali Meningkat

Hari ini, Anies mengumumkan penurunan angka BOR RS di Jakarta menjadi 55 persen.

Republika/Thoudy Badai
Pasien Covid-19 menaiki bus untuk di evakuasi di Puskesmas Kecamatan Setiabudi, Jakarta. Menurut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, saat ini terjadi penurunan angka keterisian RS rujukan Covid-19 di Jakarta menjadi 55 persen.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Zainur Mashir Ramadhan, Dessy Suciati Saputri

Baca Juga

Rasio keterisian tempat tidur atau BOR untuk perawatan pasien Covid-19 di 140 rumah sakit rujukan di DKI Jakarta menurun menjadi 55 persen dari sebelumnya 59 persen. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan penurunan BOR tersebut melalui akun Instagram pribadinya @aniesbaswedan, dipantau di Jakarta, Rabu (23/2/2022).

BOR di 140 rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta, pada Ahad (13/2/2022) mencapai 3.964 pasien atau 59 persen dari total kapasitas saat itu 6.697 tempat tidur atau bed.Sepekan kemudian, pada Ahad (20/2/2022), BOR menurun menjadi 55 persen yakni 3.859 pasien dari total kapasitas yang ditambah Pemprov DKI Jakarta mencapai 7.002 bed.

Sementara itu, BOR pasien Covid-19 di ruang perawatan intensif (ICU) juga meningkat dari 46 persen menjadi 48 persen. Sebelumnya, pada Ahad (13/2) sebanyak 402 bed sudah digunakan dari total kapasitas tempat tidur ICU di 140 rumah sakit rujukan Covid-19 mencapai 875 bed.

Namun, pada Ahad (20/2/2022) keterisian ICU meningkat menjadi 450 orang pasien dari total kapasitas 940 bed. Berdasarkan data Pemprov DKI Jakarta, kasus aktif yang dirawat di 140 rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta terlihat menurun dalam beberapa hari terakhir.

Pada 17 Februari 2022 kasus aktif berkurang 8.185 kasus, pada 18 Februari berkurang 3.551 kasus, pada 19 Februari berkurang 1.747 kasus. Kemudian pada 20 Februari berkurang 3.875 kasus. dan 21 Februari berkurang 6.532 kasus, sehingga masih ada 65.059 kasus aktif.

Selanjutnya, pada Selasa (22/2/2022) kasus aktif berkurang lagi 3.513 kasus sehingga menjadi 61.546 kasus atau 16 persen. Sementara, pelaksanaan dites usap berbasis PCR dalam sepekan terakhir tetap tinggi yakni mencapai 358.326 orang atau melebihi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni 10.645 orang per pekan.

Untuk capaian vaksinasi, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti, memerinci, untuk dosis primer kini telah melebihi target yang ditetapkan. Total dosis 1 sebanyak 12.395.035 orang (122,9 persen) dan total dosis 2 kini mencapai 10.378.368 orang (102,9 persen). Sedangkan, total dosis 3 sampai saat ini sebanyak 1.146.524 orang.

“Kepada masyarakat diimbau untuk segera vaksinasi, baik melengkapi vaksin primer maupun vaksin booster atau dosis ketiga,” jelas dia, Selasa (22/2/2022).

Widyastuti mengatakan, pihaknya juga telah menyesuaikan ketentuan vaksinasi booster bagi lansia terbaru sesuai arahan Kemenkes RI. Vaksinasi booster di DKI, kini bisa diberikan dengan tenggat minimal 3 bulan dari terakhir kali mendapat dosis vaksin kedua.

“Masyarakat lansia dapat memanfaatkan kesempatan booster lebih cepat ini untuk meningkatan imunitas. Pastikan tiket ketiga sudah keluar di aplikasi PeduliLindungi dan segera vaksin,” kata Widyastuti. 

Dia menambahkan, bagi lansia yang menggunakan vaksin primer Sinovac, dapat menerima booster setengah dosis Pfizer, atau setengah dosis AstraZeneca, atau satu dosis Moderna. Sementara, untuk masyarakat lansia yang menggunakan vaksin primer AstraZeneca, dapat menerima booster satu dosis sesama AstraZeneca, atau setengah dosis Pfizer, atau setengah dosis Moderna.

“Untuk masyarakat lansia yang menggunakan vaksin primer Pfizer, dapat menerima booster satu dosis AstraZeneca atau setengah dosis Moderna. Sedangkan, untuk masyarakat lansia yang menggunakan vaksin primer Moderna, dapat menerima booster setengah dosis sesama Moderna,” tuturnya.   

 

 

 

 

Berbeda dengan kondisi DKI Jakarta, Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan tren kenaikan kasus positif yang signifikan terjadi di provinsi luar Jawa dan Bali dan diikuti dengan kenaikan angka keterisian tempat tidur atau BOR rumah sakit rujukan. Angka BOR pun kini tercatat meningkat menjadi 20-40 persen.  

Dari data Satgas, 10 provinsi yang mengalami kenaikan angka BOR rumah sakit tersebut yakni, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Sulawesi Utara, Lampung, Papua, Riau, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Barat.

“Dari sisi BOR isolasi rumah sakit rujukan, 10 provinsi tersebut semuanya mengalami tren kenaikan. Di akhir Januari lalu, BOR di 10 provinsi ini masih berkisar 2-5 persen saja, namun saat ini telah meningkat menjadi 20-40 persen,” ujar Wiku saat konferensi pers, dikutip pada Rabu (23/2).

Per 20 Februari 2022, BOR pada 7 dari 10 provinsi tersebut sudah melebihi 30 persen. Bahkan, lanjut Wiku, di Sumatera Selatan sudah mencapai 45 persen.

Kemudian disusul Sulawesi Utara sebanyak 38 persen, Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara 35 persen, Lampung 33 persen, Kalimantan Timur 33 persen, serta Kalimantan Selatan 31 persen.

“Hanya Papua yang BOR-nya masih terbilang rendah yaitu 19 persen,” tambah dia.

Wiku juga menyampaikan, terjadinya tren kenaikan kasus kematian di provinsi-provinsi luar Jawa-Bali seiring dengan peningkatan kasus positif. Kenaikan kasus kematian ini bahkan mencapai hingga 29 kali lipat.

Dari data Satgas, kenaikan kematian terjadi di Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Sulawesi Utara, Lampung, Riau, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Barat.

“Jika dibandingkan dengan data pada akhir Januari lalu, hanya Papua yang tidak mengalami penambahan angka kematian, sementara 9 provinsi lainnya mengalami kenaikan kematian bahkan hingga 29 kali lipat,” kata Wiku saat konferensi pers, Selasa.

Menurut Wiku, sebelumnya provinsi-provinsi tersebut hampir tak mencatatkan angka kematian. Angka kasus kematian yang terjadi sangat minim yakni 1-5 kasus dalam satu minggu.

Saat ini, Kalimantan Selatan menjadi provinsi dengan kenaikan angka kematian tertinggi yaitu 29 orang meninggal dalam satu minggu. Disusul Sulawesi Selatan 27 kematian, Sumatera Selatan 26 kematian, Lampung 25 kematian, dan Kalimantan Timur 19 kematian.

Wiku meminta, kondisi ini harus menjadi perhatian baik pemerintah daerah maupun masyarakat agar segera menyesuaikan langkah pengendalian yang lebih tepat. Dari data Satgas, kasus mingguan di luar Jawa Bali hanya sekitar 600 kasus pada akhir Januari lalu.

Namun, saat ini angkanya meningkat tajam menjadi 95 ribu kasus. Hal ini, kata dia, menyebabkan kontribusi kasus di luar Jawa Bali terhadap total kasus nasional terus mengalami peningkatan.

“Pada akhir Januari lalu, kenaikan kasus nasional hampir seluruhnya dikontribusikan oleh dari Pulau Jawa Bali yaitu 95,34 persen. Namun seiring dengan berjalannya waktu, persentase ini semakin menurun dan digantikan oleh kontribusi kasus dari provinsi luar Jawa Bali,” jelas dia.

Wiku melanjutkan, pada awalnya provinsi di luar Jawa Bali hanya menyumbangkan 3-4 persen dari total kasus nasional. Namun, saat ini angkanya terus mengalami kenaikan hingga mencapai 24 persen dari total kasus nasional.

 

 

Kasus Kematian Covid-19 Varian Omicron di Tingkat Balita - (infografis republika)

 
Berita Terpopuler