Cech Jelaskan Keputusan Tuchel Pasang Mendy daripada Kepa di Final Piala Dunia Antarklub

Kepa tampil mengesankan di bawah mistar Chelsea selama Mendy berlaga di Piala Afrika.

EPA-EFE/Neil Hall
Kiper Edouard Mendy dari Chelsea.
Rep: Rahmat Fajar Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kiper legendaris sekaligus direktur teknis Chelsea, Petr Cech, menjelaskan keputusan sulit di balik keputusan Thomas Tuchel membangkucadangkan Kepa Arrizabalaga pada partai final Piala Dunia Antarklub melawan Palmeiras. Ini mengejutkan mengingat Kepa tampil mengesankan di bawah mistar selama Mendy membela Senegal di Piala Afrika 2021.

Baca Juga

Kepa menjadi starter di delapan pertandingan Chelsea selama absennya Mendy. Ia mencatatkan lima clean sheet. Kiper asal Spanyol tersebut juga menjadi pahlawan The Blues ketika menang tipis 1-0 di semifinal Piala Dunia Antarklub.

Penampilan apik Kepa selama Mendy absen tampaknya membuat dia akan kembali menjadi starter. Situasi itu didukung Mendy yang baru saja bergabung ke tim dua hari sebelum partai final. Namun perkiraan itu meleset. Tuchel memilih Mendy turun di laga puncak dan kembali memposisikan Kepa sebagai kiper cadangan.

Cech itu merupakan keputusan sulit. Menurutnya, Kepa dan Mendy tampil di level teratas musim ini. Situasi itu sama seperti ketika Tuchel harus menentukan 11 pemain dari 25 pemain dalam skuad.

“Kami memilih untuk pergi dengan Edou karena dia kiper nomor satu kami, dia datang ke sini, berlatih, dan fit. Saya pikir itu keputusan yang sulit untuk dibuat tetapi dia kiper nomor satu kami, dia bermain,” jelasnya dilansir dari Mirror, Senin (14/2).

Mendy tampil mengesankan pada laga tersebut. Setidaknya ia mencatatkan dua kali penyelamatan gemilang untuk membantu Chelsea meraih gelar tersebut untuk pertama kalinya.

Pelatih Chelsea Thomas Tuchel senang bisa mempersembahkan trofi kedua untuk Chelsea. Tuchel mengakui butuh keberuntungan agar bisa mencetak gol di akhir pertandingan. Namun itu tak lepas dari semangat tak kenal lelah pasukannya untuk berusaha memenangkan laga.

“Kami tidak menyerah. Kami memimpin, lalu dibobol, tetapi tidak pernah berhenti. Itu pantas, tetapi juga beruntung ketika Anda mencetak gol begitu terlambat. Penalti [dari Havertz] tidak terlihat gugup tetapi pasti dia dalam tekanan. Anda tidak bisa tidak gugup dalam situasi ini. Kami memercayai statistik, dan saya senang untuknya,” katanya. 

 
Berita Terpopuler