McD Disebut Bakal Ikuti Tren Metaverse, Bersiap Buka Restoran Virtual Perdana

Seperti apa nantinya operasional restoran virtual McD di Metaverse?

EPA
Logo McDonalds. McDonald's dikabarkan telah mengajukan 10 jenis hak cipta ke Kantor Paten dan Hak Cipta AS (USPTO) untuk mendirikan restoran McD maupun McCafe secara virtual untuk para pelanggannya di metaverse.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- McDonald's tampaknya tak ingin ketinggalan tren metaverse. Perusahaan makanan cepat saji global ini bersiap untuk bergabung ke ruang virtual membuka restorannya untuk para penghuni di metaverse.

McDonald's dikabarkan telah mengajukan 10 jenis hak cipta ke Kantor Paten dan Hak Cipta AS (USPTO) untuk mendirikan restoran McD maupun McCafe secara virtual untuk para pelanggannya di metaverse. Dilansir Euronews, Senin (14/2/2022), pengajuan hak cipta itu meliputi produk makanan dan minuman virtual termasuk Non Fungible Token (NFT) untuk mengoperasikan restoran virtual daring dengan pengantaran ke rumah.

Selain mendaftarkan makanan dan minuman serta layanan restoran, McDonald juga mengajukan hak cipta untuk acara dan juga hiburan di bawah jenama McD dan McCafe sebagai konser virtual. Rencana perusahaan asal Amerika Serikat itu masuk secara serius di Metaverse dibeberkan oleh pengacara ahli hak paten bernama Josh Gerben di Twitter-nya.

Gerben mencicit bukti pengajuan McD kepada USPTO untuk kesepuluh hak paten produknya di metaverse itu. Josh juga meyakini rencana tersebut tampaknya akan disetujui oleh USPTO. Hanya saja, persetujuan memang memakan waktu yang lama sekitar delapan hingga sembilan bulan.

Sebenarnya, ini bukan hal baru sebuah perusahaan membuka restoran virtual di metaverse. Sebelum McD, sudah ada Panera Bread sebuah jaringan toko roti yang juga berasal dari AS yang mengajukan hak cipta serupa di metaverse dan membuka "Paneraverse".

Baca Juga

Selain NFT, di Paneraverse para pelanggannya dapat membeli hiburan dan juga program "virtual reward". Metaverse kini mulai berkembang sejak CEO Meta Mark Zuckerberg menyatakan ambisinya untuk menciptakan metaverse terbesar di dunia.

Zuckerberg bahkan sampai mengganti nama perusahaannya dari Facebook menjadi Meta. Padahal, sebelumnya metaverse lebih banyak dimanfaatkan lebih banyak untuk gim di dunia virtual meski belum sepenuhnya dikembangkan.

Tidak hanya Meta yang menunjukan ambisi membuang dunia virtual. Perusahaan lainnya seperti Microsoft, Gucci, Walmart, hingga Nike juga ikut mengumumkan rencananya untuk bisa mengembangkan metaverse versi mereka masing- masing.

 
Berita Terpopuler