Arkeolog Temukan Hukuman Siswa Mesir 2000 Tahun Lalu

Arkeolog menemukan lebih dari 18 ribu pecahan tanah liat.

Mariusz Gwiazda via al monitor
Kota kuno di Mesir (ilustrasi). Arkeolog menemukan lebih dari 18 ribu pecahan tanah liat yang diduga alat perlengkapan sekolah.
Rep: Lintar Satria Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Para arkeolog menemukan lebih dari 18 ribu pecahan tanah liat yang digunakan sebagai alat tulis pada mesir kuno. Beda bersejarah ini mengungkapkan detail kehidupan masyarakat 2.000 tahun yang lalu.

Baca Juga

Para peneliti dari Universitas Tübingen, Jerman mengatakan pecahan tanah liat ini dikenal sebagai "ostraca". Digunakan untuk menulis daftar belanja, resep, tulisan sekolah dan lain-lain.

Ratusan fragmen ditemukan di sebuah sekolah kuno dan salah satunya terdapat simbol yang ditulis berulang-ulang dari depan hingga belakang. Peneliti yakin fragmen itu merupakan contoh hukuman bagi siswa "nakal" yang diperintah untuk menulis sebuah baris tulisan berulang-kali.

Fragmen tanah liat ini ditemukan dalam sebuah ekskavasi di situs daerah pemukiman kuno Athribis, sekitar 200 kilometer dari Luxor. Ekskavasi Universitas Tübingen dilakukan atas kerjasama dengan Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir.

"Terdapat daftar bulanan, angka-angka, soal-soal aritmatika, latihan tata bahasa dan 'alfabet burung' yang mana setiap hurufnya diberi nama burung yang namanya dimulai dengan huruf itu," kata pemimpin ekskavasi Profesor  Christian Leitz dari Universitas Tübingen dalam pernyataan yang dikutip dari Business Insider, Ahad (13/2).  

Selain tulisan di beberapa fragmen juga terdapat gambar-gambar yang mencerminkan binatang, dewa-dewa dan angka geometri. Situs sains, Science Alert mengatakan masyarakat Mesir Kuno kerap menggunakan sisa guci atau bejana pecah sebagai alat tulis karena lebih mudah didapatkan dibandingkan papirus.

 

 

Pecahan tanah liat itu ditorehkan tinta dan sebatang bulu atau tongkat berlubang. Para peneliti mengatakan sekitar 80 persen fragmen-fragmen tanah liat itu ditulis dalam bahasa Demotik. Bahasa tulis administratif yang biasa dipakai pada zaman Ptolemeus dan Romawi.

Kemudian disusul bahasa Yunani, tapi tim peneliti juga menemukan aksara Hieratik, hieroglif, dan yang lebih jarang, aksara Koptik dan Arab. Para peneliti mengatakan "sangat jarang" benda arkeologis ostraca ditemukan dalam kuantitas sebanyak ini.

 

Penemuan dengan jumlah sebanyak ini hanya pernah dilakukan satu kali di dekat Lembah Para Raja di Luxor. Ostraca itu sedang diteliti tim internasional yang dipimpin kepala peneliti Centre National de la Recherche Scientifique Sandra Lippert. Carolina Teotino dari Universitas Tübingen meneliti gambar-gambar di ostraca. n 

 
Berita Terpopuler