Hong Kong Laporkan Kematian Covid-19 Pertama dalam Lima Bulan

Pria berusia 73 tahun yang sakit kronis dan positif Covid-19 meninggal di Hong Kong.

AP/Vincent Yu
Warga berbaris di kawasan bisnis Hong Kong untuk dites virus corona di pusat pengujian sementara COVID-19 di Hong Kong Kamis, 6 Januari 2022.
Rep: Lintar Satria Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Otoritas Rumah Sakit Hong Kong melaporkan kematian pertama pasien Covid-19 dalam lima bulan. Laporan ini disampaikan ketika wabah virus corona di kota itu semakin memburuk.

Dalam pernyataannya, Rabu (9/2/2022) Otoritas Rumah Sakit mengatakan seorang pasien pria berusia 73 tahun yang sakit kronis dan positif Covid-19 meninggal dunia. Tidak diketahui apakah kematiannya masuk dalam kasus kematian akibat Covid-19.

Sebab kasus positif harus menjalani tes lebih lanjut untuk diklasifikasikan sebagai kasus infeksi. Sejak awal 2020 lalu pusat keuangan Asia itu melaporkan sekitar 16.600 kasus infeksi. Jauh lebih rendah dibanding kota-kota besar lainnya.

Wilayah China itu mengumumkan peraturan pembatasan sosial dan rekor baru terkait virus korona. Sementara kota itu juga kekurangan sayuran karena banyak supir truk yang membawa sayuran ke kota itu dari Cina Daratan positif Covid-19.

Hong Kong tertahan pada strategi "dynamic zero" yang diterapkan pemerintah pusat China untuk menahan penyebaran virus corona secepat mungkin. Langkah-langkah yang paling ketat sejak pandemi ini mengorbankan ekonomi dan kehidupan sosial 7,5 juta warga kota itu.

Pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengatakan saat ini kotanya tidak biasa hidup dengan virus seperti sebagian besar kota lainnya di dunia. Sebab lebih dari 50 persen orang lanjut usia di Hong Kong belum divaksin.

Pemerintah memberlakukan kartu vaksin mulai 24 Februari mendatang. Kebijakan ini mewajibkan masyarakat memberikan bukti vaksin untuk dapat masuk ruang-ruang publik seperti mal dan supermarket.

Sekitar 80 persen warga kota itu sudah menerima satu dosis vaksin. Tapi banyak orang lanjut usia yang enggan divaksin.

Di saat yang sama pemerintah kota juga melarang orang berkumpul lebih dari dua orang, menutup sekolah dan sebagian besar ruang publik. Restoran dilarang menerima makan di tempat mulai dari pukul 18.00. Pertemuan di rumah juga dibatasi.

Dengan peraturan perjalanan yang ketat penerbangan di kota itu turun 90 persen. Sebagian besar masyarakat termasuk pegawai negeri juga bekerja dari rumah.

Baca Juga

Baca juga : Israel: Serangan Suriah Balasan Tembakan Rudal Anti-Pesawat

 
Berita Terpopuler