Tantangan Pengelolaan Zakat yang Kian Transparan

Pengelolaan dana ZIS oleh lembaga amil zakat dapat betul-betul dipertanggungjawabkan.

Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi Zakat. Republika/Thoudy Badai
Red: Karta Raharja Ucu

Oleh : Supendi, Dirut BMH

REPUBLIKA.CO.ID, Dunia zakat terus bergerak maju di antaranya dengan pemenuhan kewajiban pelaporan yang ditetapkan oleh syariat maupun regulasi dari pemerintah. Hal ini menjadi bukti bahwa pengelolaan dana zakat, infaq dan sedekah (ZIS) oleh lembaga amil zakat dapat betul-betul dipertanggungjawabkan.

Mulai dari aspek pencatatan, penghimpunan, hingga pengelolaan semua benar-benar terekam dengan baik dalam dokumentasi yang utuh. BMH pada awal 2022 ini berhasil mendapat penghargaan sebagai Laznas dengan kategori Pelaporan ZIS terbaik dalam gelaran HUT dan BAZNAS AWARD 2022.

Sebagai institusi publik setiap Laz memang harus mampu memberikan pertanggungjawaban dalam bentuk laporan keuangan, profesionalitas, termasuk tingkat kesesuaiannya dengan syariah. Jadi tidak semata-mata diukur sebatas efisiensi dan efektivitas semata.

Dengan kata lain, organisasi pengelola zakat seperti BMH dan lainnya semakin bergerak maju pada kemampuan memberikan pelaporan secara transparan dan akuntabel dengan beragam capaian pendayagunaan dana zakat secara tepat sasaran. Jadi, sudah tidak lagi seperti dahulu, di mana lembaga zakat bergerak dengan cara-cara apa adanya.

Dalam kata lain, Laz semakin memenuhi syarat untuk dapat terlibat lebih dalam dan intens dalam upaya pemberdayaan masyarakat, termasuk mendorong upaya pencapaian realisasi zakat yang terus mendekati potensi zakat yang masih butuh effort semua pihak secara sistemik dan massif.

Langkah-langkah tersebut penting dikuatkan dan terus ditingkatkan agar masyarakat dalam hal ini muzakki semakin trust kepada organsasi pengelola zakat bahwa fix dana ZIS yang dihimpun dan dikelola benar-benar menghasilkan perubahan secara sosial, ekonomi dan religius. Yang itu berarti kesejahteraan masyarakat (mustahik) dapat benar-benar diwujudkan secara massif dan progresif.

Alat Ukur dan Pengembangan
Selain berfungsi sebagai media pembuktian transparansi, pelaporan juga dapat menjadi alat ukur perihal evaluasi yang dinilai penting sebagai langkah lanjutan untuk pengembangan demi pengembangan di tahun-tahun berikutnya. Bagi BMH penghargaan sebagai Laznas dengan Pelaporan ZIS Terbaik itu menjadi alat ukur untuk meningkatkan kinerja keumatan melalui gerakan zakat secara lebih progresif lagi.
 
Menariknya perihal pelaporan organisasi pengelola zakat telah tertuang di dalam UU No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU Nomor 23 Tahun 2011. Artinya dapat diasumsikan, semua Laz yang ada di Indonesia berkomitmen memberikan pelaporan sesuai regulasi yang berlaku.

Hal itu menunjukkan pada akhirnya dengan adanya pelaporan, setiap Laz akan berlomba-lomba menjalankan fungsinya sebagai lembaga keuangan syariah dan pemberdayaan benar-benar berperan secara rapi dan terpercaya. Peningkatan kinerja hingga mutu SDM amil pun akan terus meningkat. Jika ini berlangsung secara simultan, maka pelaporan dana ZIS dapat mendorong kemajuan signifikan dunia zakat di Tanah Air.

Sebuah riset menyebutkan transparansi dan akuntabilitas pelaporan pengelolaan ZIS, utamanya keuangan berpengaruh positif terhadap tingkat kepercayaan muzakki. Itu berarti dari pelaporan trust didapat, penghimpunan meningkat dan pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan ZIS juga semakin luas dan efektif kebermanfaatannya.

Tantangan
Meski demikian Laz terus berhadapan dengan tantangan. Sejauh pelaporan dijalankan atas dasar regulasi maka sebenarnya capaian itu adalah wajar. Namun, jika ini dilandasi oleh kesadaran iman, maka di sinilah poin tertinggi dari organisasi pengelola zakat di dalam kiprahnya.

Seperti sebuah pohon yang semakin tinggi harus semakin siap dengan terpaan angin, kepercayaan umat dalam hal zakat, infaq dan sedekah juga harus semakin ditangkap dengan prinsip keterbukaan dan pertanggungjawaban.

Oleh karena itu kontrol dari semua pihak terhadap pengelolaan zakat menjadi hal yang diperlukan agar organisasi pengelola zakat dapat terus on the right track disaat yang sama betul-betul dapat mendorong percepatan pada penanganan kemiskinan yang semakin terjal seiring dengan hantaman wabah Covid-19.

Karena sejatinya setelah capaian adalah tantangan. Semoga ke depan BMH dan Laz lain dapat semakin berkualitas, reliabel, berintegitas tinggi serta konsisten, kompeten dan jujur di dalam setiap gerak langkah pengelolaan zakat. Karena semakin kuat Laz menjawab tantangan maka semakin meningkat kepercayaan umat terhadap pembayaran zakat, infaq dan sedekah.

Lebih jauh tantangan paling konkret dari organisasi pengelola zakat ialah bagaimana dengan capaian-capaian dan pertanggungjawaban yang telah dilakukan penguatan literasi zakat kepada publik dapat semakin digencarkan. Sebab keberhasilan penghimpunan zakat tidak bisa dipisahkan dengan tingkat literasi publik terhadap zakat itu sendiri.

Jika hal ini dapat dipadukan, maka tantangan memperpendek gap potensi dan realisasi dana zakat secara perlahan dapat betul-betu diwujudkan. Sebab keberhasilan zakat tidak melulu karena organisasi pengelola zakat yang maksimal, warga negara, masyarakat dan umat Islam secara lebih luas juga sangat berperan secara signifikan. Di sini ruang-ruang literasi mesti menjadi agenda utama untuk terus ditingkatkan. Allahu a'lam.

 
Berita Terpopuler