Satgas Imbau Orang Tua tak Beri Uang Jajan Siswa yang Ikut PTM

Satgas Covid-19 Kota Bandung serukan agar orang tua bawakan bekal buat anak saat PTM.

Edi Yusuf/Republika
Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SDN 033 Jalan Asmi, Kota Bandung, Selasa (11/1/2022). Satgas Covid-19 Kota Bandung imbau orang tua turut mencegah risiko penyebaran Covid-19 dengan tidak memberikan uang jajan. Anak berisiko berkumpul atau bermain sepulang sekolah jika diberi uang jajan.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Bandung mengimbau orang tua siswa agar tidak memberikan uang jajan selama anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM). Hal tersebut perlu dilakukan guna mencegah siswa tidak langsung pulang ke rumah setelah pelajaran di sekolah selesai.

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bandung Asep Gufron mengatakan, memberi uang jajan dapat membuat para siswa berkumpul atau bermain sepulang sekolah. Ia mengingatkan bahwa perilaku itu dapat meningkatkan risiko penyebaran Covid-19.

"Jadi saya imbau orang tua siswa SD, SMP, itu anaknya jangan dikasih jajan, uang jajan," kata Asep, di Balai Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (22/2022).

Menurut Asep, peran orang tua sangat penting untuk dapat mencegah Covid-19 di lingkungan pendidikan atau di lingkungan keluarga. Asep mengatakan, anak sebaiknya dibawakan bekal makanan dari rumah. Selain hemat, menurutnya, anak-anak dapat dipastikan mendapat makanan yang higienis.

"Jadi lebih baik dikasih makan aja, biar nanti dimakan, kan higienis juga," kata dia.

Baca Juga

Asep mengatakan, para siswa yang tidak langsung pulang ke rumah setelah pelaksanaan PTM menjadi permasalahan bagi pengendalian Covid-19 di sektor pendidikan. Pasalnya, pihak sekolah hanya dapat memastikan protokol kesehatan berjalan di sekolah.

"Jadi sekolah wajib punya Satgas, mereka harus mengedukasi, mengevaluasi, dan membubarkan siswa ketika sepulang sekolah," kata dia.

Saat ini, telah ditemukan sebanyak 14 orang di lingkungan pendidikan yang terkonfirmasi Covid-19 berdasarkan tes acak di sejumlah sekolah. Dari 14 orang tersebut, 13 orang di antaranya merupakan siswa dan satu orang guru.

"Kami terus lacak, bukan hanya di lingkungan sekolah, kami terus upayakan testing dan tracing, itu otomatis," kata Asep.

 
Berita Terpopuler