Program Sadesha Pecahkan Rekor Muri Wisuda Dua Ribu Penghapal Alquran

Sadesha merupakan program keumatan sebagai implementasi misi dari Jawa Barat

Republika/Edi Yusuf
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berkesempatan berkunjung ke percetakan Alquran Braille disela-sela peninjauan pelaksanaan Ujian Nasional SMA sederajat, di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri A, di Wyata Guna, Kota Bandung, Selasa (2/4).
Rep: Arie Lukihaardianti Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mewisuda 2.000 penghapal Alquran dalam Program Satu Desa Satu Hafidz  atau Sadesha, di Hotel Sutan Raja, Soreang Kabupaten Bandung, Senin (31/1). 

Baca Juga

"Hari ini kita dapat rekor Muri (Museum Rekor-Dunia Indonesia) dengan jumlah wisuda terbanyak dalam satu hari sekitar 2.000 orang diwisuda sebagai penghafal Alquran. Ini memotivasi dan bukan tidak mungkin akan terjadi di negara lain," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.
 
Sadesha merupakan program keumatan sebagai implementasi misi dari Provinsi Jabar, yaitu Jabar Juara dalam membentuk manusia Pancasila yang bertakwa melalui peningkatan peran masjid dan tempat ibadah. 
 
Menurut Emil, meski baru berjalan selama tiga tahun, Program Sadesha berhasil mencetak 4.700 penghapal Alquran yang tersebar di 5.300 desa se-Jabar. 
 
"Program Sadesha berjalan lancar dengan segala plus minusnya selama tiga tahun terakhir ini. Total ada 4.700 desa dari 5.300 desa yang sudah memiliki penghapal Alquran baik 20 juz, maupun 30 juz," paparnya. 
 
Emil memastikan di akhir masa kepemimpinannya, seluruh desa di Jabar akan memiliki penghafal Alquran. Mereka kemudian akan mendidik anak-anak di desa.  
 
"Insyaallah, di sisa masa jabatan kami, seluruh desa di Jawa Barat tidak ada lagi yang tidak mempunyai penghapal Alquran. Tugas mereka setelah lulus adalah mendidik anak-anak desa, dan didikannya ini sekarang per hari ini total hampir 50.000 anak yang sudah dididik oleh wisudawan program ini," katanya.

"Jabar juara di PON Papua berbicara urusan dunia, tapi Jabar juga juara untuk urusan batin. Dan sebagai pemimpin, kami juga harus adil. Agama lain tetap dilindungi dan difasilitasi melalui Kredit Mesra berbasis masjid, gereja, kelenteng, maupun rumah ibadah lainnya," imbuh Emil. 
 
Saat pelaksanaan wisuda, Emil terharu ketika melihat jumlah penghapal Alquran yang hadir. Apalagi momentum wisuda ini sangat ia nantikan sejak dulu sambil menunggu situasi COVID-19 di Jabar melandai. 
 
"Banyak keterharuan saya karena wisuda ini ditunggu-tunggu, yang akibat COVID-19 jadi terkendala. Momen keislaman ini sungguh saya nantikan," katanya.
 
Menurut Emil, ia juga merasa tenang karena dalam urusan pembangunan infrastruktur dengan batin berjalan seimbang. Hal ini dapat dilihat dari kesuksesan rasio yang melebihi target. 
 
"Tadinya kan target 5.300 desa dalam lima tahun. Sekarang tahun ketiga sudah dicapai 4.700,  berarti melebihi target," kata Emil. 
 
Hal mengharukan lainnya, kata dia, ada beberapa penghapal Al-Qur'an yang memiliki keterbatasan antara lain lulusan yang tunanetra, juga ada yang didorong kursi roda karena tak mampu berjalan. 
 
"Ada lulusan yang tunanetra dan yang tidak bisa jalan, tapi mereka sangat bersemangat dengan program ini," katanya. 
 
Kepada para wisudawan, Emil berharap dari ilmu yang diterima selama Program Sadesha dapat bermanfaat bagi warga sekitar, sehingga nantinya masyarakat Jabar lebih takwa dengan keislaman. 
 
"Memahami Alquran itu ada lima urutan, yaitu mengetahui, membaca, menghapal, mengamalkan, kemudian mensyiarkan. Jadi harapannya jangan sekadar hafal saja. Setelah menghapal supaya diamalkan, setelah diamalkan kemudian mensyiarkan. Ada yang ikut program berencana memiliki pesantren itu masuk level lima," katanya.
 

 

 
Berita Terpopuler