Konflik Rusia vs Ukraina, AS akan Kirim Pasukan ke Eropa Timur

Sebanyak 8.500 tentara AS telah disiagakan jika NATO mengaktifkan Pasukan Responsnya.

AP/Susan Walsh
Presiden Joe Biden akan mengirimkan pasukan AS ke Eropa Timur.
Rep: Kamran Dikarma Red: Joko Sadewo

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, dia akan mengirim pasukan pasukan AS ke Eropa Timur dan negara-negara Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Hal itu diumumkan saat ketegangan masih membekap perbatasan Ukraina-Rusia.

Baca Juga

“Saya akan memindahkan pasukan AS ke Eropa Timur dan negara-negara NATO dalam waktu dekat. Tidak banyak,” kata Biden kepada awak media di Pangkalan Gabungan Andrew, setelah perjalanannya dari Pittsburg, Pennsylvania, Jumat (28/1).

Pengumuman Biden muncul empat hari setelah Penaton mengatakan 8.500 tentara AS telah disiagakan jika NATO mengaktifkan Pasukan Responsnya, atau jika situasi keamanan di Eropa semakin memburuk. Menurut juru bicara Departemen Pertahanan AS John Kirby, pasukan yang disiapkan itu didominasi pasukan darat. Mereka dapat mengemban misi logistik, medis, penerbangan, intelijen, pengawasan dan pengintaian, serta transportasi.

 

Keputusan AS menempatkan pasukannya ke Eropa Timur terjadi saat ketegangan antara Rusia dan Ukraina masih berlangsung. AS dan NATO telah menuduh Rusia merencanakan serangan ke negara tetangganya tersebut. Moskow disebut telah mengerahkan lebih dari 120 ribu tentara di perbatasannya, termasuk menempatkan tank-tank dan artileri.

Rusia juga mengerahkan pasukannya ke perbatasan Belarusia, tepat di utara Ukraina, AS telah memperingatkan Belarusia agar tak membantu Rusia jika mereka melakukan agresi ke Ukraina. “Kami juga telah menjelaskan kepada Belarusia bahwa jika memungkinkan wilayahnya digunakan untuk serangan ke Ukraina, ia akan menghadapi tanggapan cepat dan tegas dari AS serta sekutu dan mitra kami,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price kepada awak media, Selasa (25/1) lalu.

Pemerintahan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko merupakan sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin. Pada Desember tahun lalu, Lukashenko mengungkapkan, negaranya akan menggelar latihan militer gabungan dengan Rusia. Merespons pengumuman itu, AS memperingatkan senjata nuklir bisa dimasukkan ke Belarusia.

 
Berita Terpopuler