Kandidat Terapi Potensial untuk Pasien Omicron

Peneliti mengungkap terapi potensial untuk pasien omicron.

www.freepik.com
Obat Covid-19 (ilustrasi). Beberapa kandidat terapi menjanjikan telah diusulkan untuk pengobatan pasien Covid-19 terkait varian omicron.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Varian omicron (B.1.1.529) dari SARS-CoV-2 telah terbukti menyebabkan gejala Covid-19 yang lebih ringan pada sebagian besar penderitanya. Itu jika dibandingkan dengan infeksi varian sebelumnya.

Sebuah studi baru yang diterbitkan di server pracetak bioRxiv, membahas alasan infeksi varian omicron menyebabkan penyakit ringan. Sejalan dengan itu, beberapa kandidat terapi menjanjikan telah diusulkan untuk pengobatan pasien yang terinfeksi varian omicron, dikutip dari News Medical, Jumat (28/1/2022).

Baca Juga

Infeksi varian omicron

Salah satu cara tubuh manusia memerangi infeksi virus adalah melalui respons interferon (IFN). Terapi IFN menciptakan kondisi yang membatasi replikasi virus dan menargetkan antigen virus untuk dinetralisir oleh antibodi.

Saat terinfeksi SARS-CoV-2, inang akan mengeluarkan respons IFN. Varian delta secara efektif menghambat respons IFN sel inang, sebaliknya dengan varian omicron.

Saat ini, kekebalan yang diberikan vaksin Covid-19 bisa dibilang lemah dalam melindungi tubuh dari varian omicron. Meski begitu, varian omicron tampaknya kurang patogen dibandingkan dengan varian SARS-CoV-2 lainnya yang menjadi perhatian. Omicron juga tampak kurang mampu bereplikasi di saluran napas bawah.

Penelitian in vitro

Penelitian ini menggunakan satu isolat delta dan dua isolat omicron, yakni dari omicron 1 dan omicron 2. Garis sel usus Caco-2 dan garis sel paru-paru Calu-3 diinfeksi dengan isolat SARS-CoV-2 tersebut.

Titer penularannya ditentukan 24 jam pasca infeksi. Total sinyal transduser dan terfosforilasi serta tingkat aktivator transkripsi (STAT1) ditentukan melalui immunoblotting. Fosforilasi STAT1 adalah peristiwa penting selama pensinyalan IFN. Artinya, level STAT1 terfosforilasi tinggi menunjukkan peningkatan pensinyalan IFN.

Dalam penelitian ini, sel paru A549 yang mengekspresikan reseptor angiotensin-converting enzyme (ACE2) dan transmembran serine protease 2 (TMPRSS2) juga digunakan karena mudah terinfeksi oleh SARS-CoV-2. Untuk tujuan ini, sel A549 diinfeksi varian delta, omicron 1, dan omicron 2.

Jumlah sel yang terinfeksi ditentukan dengan pewarnaan imunofluoresensi. Eksperimen infeksi diulangi dengan sel-sel di mana protein 5 (MDA5) yang terkait dengan diferensiasi melanoma dan gen I yang diinduksi asam retinoat (RIG-I) dihilangkan.

MDA5 dan RIG-I adalah reseptor pengenalan pola yang memediasi respons IFN sel inang dalam sel yang terinfeksi virus. Tanpa reseptor ini, sel tidak akan mampu menghasilkan respons IFN setelah terjadinya infeksi virus.

Dengan tidak adanya MDA5 dan RIG-I, varian omicron direplikasi dengan varian delta. Secara keseluruhan, percobaan ini menunjukkan bahwa varian omicron memiliki kapasitas infeksi yang lebih rendah karena mereka dihambat oleh respons IFN sel inang.

Isolat omicron sensitif terhadap perlakuan IFN. Lebih lanjut, efek antivirus IFNβ diukur dengan kombinasi pemberian remdesivir dan nirmatrelvir yang dikandung paxlovid.

Isolat omicron tampak sensitif terhadap terapi IFN. Lebih lanjut, IFNβ, dalam kombinasi dengan nirmatrelvir dan remdesivir, menunjukkan peningkatan efek antivirus.

Apa kesimpulannya?

Varian omicron dari SARS-CoV-2 tampaknya kurang efektif daripada varian delta dalam memusuhi respons IFN sel inang, yang tampaknya unik untuk varian omicron.

Hingga saat ini, ada beragam laporan tentang hasil pada pasien Covid-19 yang diobati dengan beragam IFN. Studi saat ini menyajikan IFN sebagai pilihan yang menjanjikan untuk pengobatan pasien yang terinfeksi varian omicron.

 
Berita Terpopuler