Islamic Center Hadiah Pangeran UEA di Solo Dukung Pengembangan Islam Moderat

Saat ini, proses pembangunan Islamic Center masih dalam tahap pengajuan.

Republika/binti sholikah
Proges pembangunan Masjid Sheikh Zayed hadiah Pangeran UEA di Solo, Jawa Tengah, sudah mencapai 21 persen pada Senin (24/1).
Rep: Binti Solikah Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed hadiah Pangeran Uni Emirat Arab (UEA) kepada Presiden RI Joko Widodo di Solo, Jawa Tengah, akan dilengkapi dengan Islamic Center. Awalnya, Islamic Center akan dibangun dalam satu area dengan masjid, tetapi lantaran keterbatasan lahan, maka lokasinya dipisah.

Baca Juga

Pemkot sempat berencana menghibahkan lahan seluas 3,4 hektare di dekat kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) untuk pembangunan Islamic Center. Namun, lokasi lahan dipindah di kompleks Solo Techno Park (STP) dengan luas lahan hanya 1,9 hektare.

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Solo, Hidayat Masykur, membenarkan adanya pergantian lokasi pembangunan Islamic Center tersebut.

Menurutnya, perwakilan UEA tidak mempermasalahkan kepindahan dan perbedaan luas lahan di lokasi yang baru. Sebab, di Solo sudah sulit menemukan lahan luas sesuai dengan permintaan UEA.

"Tidak masalah. Memang permintaan dari sana sejak awal jadi satu dengan masjid dan masih ada sisa lahan yang luas akan didirikan bangunan yang besar. Kenyataan di Kota Solo mau lahan yang mana lagi, memang sulit untuk Solo punya lahan yang luas," jelasnya kepada wartawan, Rabu (26/1).

 

 

Perwakilan UEA telah meninjau langsung lahan yang akan dibangun Islamic Center. Sebelumnya, rombongan juga meninjau pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed yang berlokasi di Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo.

"InsyaAllah menurut bahasa sementara dia juga mengatakan setuju apa yang menjadi masterplan," imbuh Hidayat.

Dia menilai, lokasi pembangunan Islamic Center di STP sejalan dengan ekosistem STP yang berbasis pada teknologi dan pengembangan keilmuwan. Selain itu, di sebelah kanan STP merupakan Taman Cerdas Jebres yang di dalamnya terdapat perpustakaan.

"Itu memang sangat menarik. Di sebelahnya untuk kajian. Ekosistemnya cocok. Itu tidak ada masalah," ujarnya.

Saat ini, proses pembangunan Islamic Center masih dalam tahap pengajuan. Kemenag difasilitasi penyedia layanan akan membuat studi kelayakan (feasibility study) kemudian diajukan ke UEA. Sehingga, sampai saat ini belum ada kesepakatan terkait waktu pembangunan.

Kehadiran Islamic Center tersebut diharapkan dapat mewujudkan harapan Presiden Joko Widodo untuk mengembangkan Islam moderat. "Jadi bukan ekstrem ke kanan atau ke kiri tapi kita bisa membawa Islam yang rahmatan lil alamin. Sehingga munculnya Islamic Center diharapkan memang betul-betul sebagai tempat untuk pusat latihan," pungkasnya.

 

 

Sebelumnya, Wali Kota Solo, Gibran Rakabiming Raka, mengatakan, pembangunan Islamic Center kemungkinan dilaksanakan tahun depan. Dia menyatakan perwakilan UEA sudah setuju dengan pemindahan lokasi pembangunan Islamic Center di STP.

 

"Gambarnya baru jadi, di STP saja, lebih nyambung dengan ekosistem yang di situ. Kontur enggak masalah, sudah setuju dari sananya," ucap Gibran kepada wartawan, Senin (24/1).

 
Berita Terpopuler