Pulang dari Boyolali, 12 Guru dan Siswa di Solo Positif Covid-19

Penyebaran Covid-19 di sekolah diketahui usai salah satu guru periksa ke rumah sakit.

Republika/binti sholikah
Kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) di SMA Warga, Solo, Jawa Tengah dihentikan selama 14 hari mulai Kamis (27/1) lantaran ada 12 siswa, guru dan karyawan yang terpapar Covid-19.
Red: Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Sebanyak 12 guru dan siswa di salah satu sekolah di Kota Solo, Jawa Tengah, yakni SMA Warga terkonfirmasi positif Covid-19 usai melakukan perjalanan dari luar kota, tepatnya ke Kabupaten Boyolali.

Baca Juga

Kepala SMA Warga Kota Surakarta Purwoto mengatakan penyebaran Covid-19 di sekolah tersebut diketahui usai salah satu guru memeriksakan diri ke rumah sakit pada Sabtu (22/1) 2022.

"Memang beliau sering ke rumah sakit karena kondisinya kesehatan. Namun saat itu guru tersebut menjalani observasi sampai malam hari. Pada Senin (24/1) atau dua hari kemudian kami baru dapat informasi langsung dari puskesmas mitra yakni Puskesmas Purwodiningratan bahwa yang bersangkutan positif Covid-19," kata Purwoto.

Selanjutnya, kata dia, pihak sekolah diminta mendata kontak erat guru tersebut untuk penelusuran kontak. "Dia dengan satu guru yang lain kan habis mengantar anak-anak ke Kabupaten Boyolali guna melakukan pengambilan video untuk lomba. Kemudian guru tersebut merasakan demam dan pusing," katanya.

Ia mengatakan sebagai upaya pelacakan dilakukan tes usap kepada sebanyak 12 guru pada Selasa (25/1) di RSUD Bung Karno Surakarta. Selanjutnya, pada hari yang sama pihaknya memperoleh hasil bahwa ada 11 yang terkonfirmasi positif Covid-19.

"Kemudian dari Dinas Kesehatan memberikan arahan bahwa Rabu (26/1) dilakukan tes usap PCR terhadap kelas kontak dan seluruh karyawan SMA Warga," katanya.

Ia mengatakan untuk tes usap selanjutnya tersebut diikuti oleh sebanyak 225 guru, siswa, dan tenaga pendidikan yang ada di SMA Warga Surakarta. "Hasilnya masih ada yang menunggu, kami diminta menunggu hasil lengkapnya dulu," katanya.

Sementara itu, akibat kejadian tersebut untuk sementara ini pembelajaran siswa diubah dari pembelajaran tatap muka (PTM) menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) mulai hari ini.

"Kami di wilayah pendidikan juga harus koordinasi dengan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII. Dari dinas sudah memberikan arahan agar kami tetap tenang, untungnya semua sudah dua kali vaksin," demikian Purwoto.

 
Berita Terpopuler