Catat, ini Amalan Istimewa di Hari Jumat

Nabi Muhammad SAW memberikan sejumlah tuntunan dalam memuliakan Hari Jumat.

blog.science.gc.ca
Dzikir kepada Allah (ilustrasi)
Rep: Imas Damayanti Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW memberikan sejumlah tuntunan dalam memuliakan dan mengagungkan hari Jumat. Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah dalam kitab Fikih Shalat menjelaskan, di antara petunjuk Nabi dalam memuliakan, mengagungkan, dan mengkhususkan hari Jumat adalah dengan melakukan ibadah-ibadah yang khusus dilakukan di hari Jumat yang tidak dilakukan di hari lainnya.

Baca Juga

Berikut sejumlah keistimewaan dan juga amalan ibadah yang dapat dilakukan di hari Jumat:

 

 

Pertama, dianjurkan memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad SAW di hari Jumat dan di malam Jumatnya. Hal ini sebagaimana sabda Nabi, “Perbanyaklah oleh kalian bershalawat kepadaku di hari Jumat dan malam Jumatnya,”.

Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa Rasulullah menjadi tuannya para manusia, sedangkan hari Jumat itu merupakan tuannya hari-hari yang ada. Maka bershalawat di hari tersebut sangat dianjurkan sebab terdapat keistimewaan khusus yang tidak ada bandingannya di selain hari Jumat. 

Kedua, perintah untuk mandi di hari Jumat. Perintah ini merupakan perintah yang sangat dianjurkan. Wajibnya mandi Jumat lebih kuat daripada perintah wajibnya shalat witir, membaca basmalah dalam shalat, wajibnya berwudhu bagi yang menyentuh kemaluan, wajibnya berwudhu bagi yang tertawa terkekeh-kekeh dalam shalat, waibnya wudhu bagi yang mimisan dan muntah.

Ketiga, memakai wangi-wangian. Memakai wangi-wangian di hari Jumat itu lebih utama daripada memakainya di selain hari Jumat dari seluruh hari yang ada dalam sepekan.

Keempat, bersiwak. Bersiwak pada hari Jumat memiliki kelebihan yang tidak didapatkan saat bersiwak di selain hari Jumat.

Kelima,, bersegera berangkat ke tempat shalat Jumat lebih awal guna menunaikan shalat.

Keenam, menyibukkan diri dengan shalat, berzikir, dan membaca Alquran hingga imam keluar untuk khutbah dan shalat Jumat.

 

 

Ketujuh, diam mendengarkan khutbah. Sebab mendengar khutbah itu hukumnya wajib menurut sejumlah ulama fikih.

Kedelapan, membaca surah Al-Kahfi. Hal ini berdasarkan pada sabda Nabi, “Barang siapa membaca surah Al-Kahfi di hari Jumat maka akan terpancarkan cahaya dari bawah kakinya menjulang ke langit yang dapat meneranginya saat di Hari Kiamat dan diampuni dosa-dosanya (yang terjadi) antara satu Jumat ke Jumat lainnya,”.

Kesembilan, mengerjakan shalat sunnah di waktu matahari tergelincir tidak termasuk perbuatan yang dibenci (makruh). Hal ini menurut pendapat Imam Syafii dan para ulama lain yang sepakat dengan pendapat beliau.

Kesepuluh, membaca Surah Al-Jumuah dan Al-Munafikun, Surah Al’a’la, dan Surah Al-Ghasyiyah dalam shalat Jumat. Terlebih Rasulullah SAW membaca surat-surat tersebut pada hari Jumat sebagaimana hadis yang tertulis di Shahih Muslim.

Kesebelas, hari Jumat adalah hari raya yang berulang-ulang setiap pekan. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, “Sesungguhnya hari Jumat adalah tuannya seluruh hari (dalam sepekan),”.

Keduabelas, dianjurkan memakai pakaian yang terbaik yang dimiliki di hari Jumat. Sebagaimana hadis Nabi Muhammad, beliau berkata, “Siapa saja yang mandi di hari Jumat dan memakai minyak wangi jika dia miliki serta memakai pakaian terbaik yang dimilikinya, kemudian keluar rumah dengan tenang hingga sampai di masjid, lantas melaksanakan shalat yang mampu ditunaikan tanpa menyakiti siapapun, kemudian diam mendengarkan khutbah jika imam telah keluar khutbah hingga selesai shalat Jumat, maka baginya kaffarah atas dosa yang terjadi antara Jumat yang saat itu hingga Jumat yang akan datang,”.

 

Ketigabelas, sangat dianjurkan untuk mengharumkan masjid. Hal ini sebagaimana yang dicontohkan oleh Sayyidina Umar bin Khattab yang telah memerintahkan mengharumkan Masjid Nabawi setiap hari Jumat saat hendak memasuki di pertengahan siang.

 
Berita Terpopuler