Iran Minta Warga Hemat Pemakaian Gas

Pemerintah Iran meminta warganya mengenakan pakaian hangat alih-alih pemanas.

EPA-EFE/ABEDIN TAHERKENAREH
Pandangan umum ibu kota Teheran, Iran, 18 Januari 2022. Pemerintah Iran meminta warganya mengenakan pakaian hangat saat negara tersebut menghadapi musim dingin.
Rep: Kamran Dikarma Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Pemerintah Iran meminta warganya mengenakan pakaian hangat saat negara tersebut menghadapi musim dingin. Hal itu agar pemakaian gas untuk menyalakan pemanas ruangan dapat ditekan.

Baca Juga

“Konsumsi gas dapat dikelola dengan mengenakan pakaian hangat serta mematikan perlatan pemanas saat meninggalkan rumah dan bekerja. Kami meminta masyarakat untuk menghrmat konsumsi gas agar 10 hari ke depan bisa kita lewati tanpa masalah,” kata Menteri Perminyakan Iran Javad Owji pada Ahad (23/1), dikutip laman Al Arabiya.

Dia mengungkapkan, dalam 24 jam terakhir, penggunaan 693 juta meter kubik gas telah terdaftar di sektor domestik, komersial, dan non-industri utama. “Walaupun, Alhamdulillah, dan atas jerih payah karyawan industri minyak, jaringan gas stabil, kelanjutan situasi ini membutuhkan kerja sama rekan-rekan serta manajemen konsumsi,” ucapnya.

Pada Kamis (20/1) lalu, Organisasi Meteorologi Iran merilis peringatan cuaca tentang suhu rendah di beberapa kota, termasuk di ibu kota Teheran. Rekor konsumsi gas yang pernah tercatat di Iran terjadi pada 22 November 2021, yakni mencapai 748 juta meter kubik. Iran memiliki cadangan gas terbesar kedua di dunia setelah Rusia. Di negara tersebut, gas hampir gratis karena memperoleh subsidi besar-besaran oleh pemerintah.

Sementara di bidang sumber daya minyak, Iran menempati posisi keempat sebagai negara yang memiliki cadangan terbesar di dunia.

 
Berita Terpopuler