Benarkah Jin dan Malaikat Bisa Membantu Manusia?

Bagi seorang Muslim, kepercayaan pada malaikat adalah hal penting dalam akidah.

Pixabay
Benarkah Jin dan Malaikat Bisa Membantu Manusia?
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Malaikat dan jin dalam terminologi Islam termasuk dalam wilayah gaib. Menurut definisi, mereka tidak terlihat oleh panca indera manusia, yang berarti tidak dapat dilihat, didengar, maupun disentuh.

Baca Juga

Dari sudut pandang ini, baik malaikat maupun jin bukanlah subjek dari pengalaman manusia di dunia ini. Filsafat materialistis mengesampingkan kemungkinan keberadaan segala sesuatu yang tidak terlihat oleh panca indera.

Tetapi, inti dari agama adalah kepercayaan pada yang gaib. Dalam Alquran Surat Al-Baqarah Ayat 2 disebutkan, orang-orang yang beriman adalah mereka yang percaya pada yang ghaib.

Bagi seorang Muslim, kepercayaan pada malaikat adalah hal terpenting dari akidah Islam. Orang-orang mengatakan Allah SWT mengungkapkan diri-Nya kepada para Nabi melalui para malaikat, khususnya melalui pemimpin di antara mereka, yaitu malaikat Jibril.

Adapun interaksi antara manusia dan malaikat, Allah berfirman dalam Alquran yang Mulia, "Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah". (QS Ar-Ra'd ayat 11)

"Dan sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (amal perbuatanmu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan". (QS. Al-Infitar Ayat 10-12)

 

Hal di atas menandakan, Allah SWT telah mengangkat malaikat kepada setiap manusia, yang mencatat perbuatan mereka selama hidup di dunia. Malaikat-malaikat ini melakukan tugas yang diberikan oleh Tuhan, tidak terlihat dan tidak kita ketahui.

Tidak mungkin juga manusia bisa berbicara dengan mereka atau mencari bantuan mereka jika membutuhkan. Juga, tidak ada catatan yang dapat dipercaya tentang hal-hal seperti itu pernah terjadi.

Meski demikian, para malaikat telah berkomunikasi dengan para nabi yang menerima wahyu Ilahi. Kadang-kadang, mereka muncul dalam bentuk manusia. Namun, ini adalah hak istimewa kenabian yang tidak dapat dicita-citakan sebagai manusia biasa.

Penting juga untuk dicatat, manusia tidak memiliki hak memanggil makhluk gaib apakah malaikat, jin, maupun jiwa yang telah mati untuk memberikan bantuan. Hanya Allah SWT yang bisa menolong manusia.

Allah berfirman dalam Alquran, "Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui". (QS Fathir ayat 13-14)

Di sisi lain dari malaikat, jin adalah makhluk Allah yang tersembunyi dari manusia. Allah berfirman dalam Alquran, "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas". (QS Al-Hijr ayat 26-27)

Baca juga : Hukum Berzakat Bagi Debitur

 

Dilansir di About Islam, jin berbeda dari malaikat. Mereka seperti manusia yang dikaruniai kehendak bebas karena mereka dapat memilih untuk menjadi baik atau buruk. Dan Allah berfirman, "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku". (QS Az Zariyat ayat 56).

Jin yang baik percaya kepada Allah dan mengikuti perintah-perintah-Nya. Sedangkan, jin yang jahat itu kafir dan mendurhakai perintah-perintah-Nya. Jin jahat disebut shayateen, bentuk jamak dari shaytan (setan).

Jin jahat menggoda manusia untuk menjalani kehidupan yang buruk dengan tidak menaati Tuhan. Mereka membuat hal-hal jahat menjadi menarik dan mengundang, bahkan menyajikan hal-hal baik sebagai hal yang melelahkan dan tidak menarik. Dengan demikian, mereka memimpin orang di jalan yang salah, atau jalan menuju api neraka.

Dalam Alquran disebutkan Allah SWT memberkati Nabi Sulaiman dengan kemampuan untuk mengendalikan jin dan membuat mereka bekerja untuknya. Dari situ tergambarkan beberapa hal, misalnya, bagaimana dia menginginkan jin membawa takhta Ratu Bilqis yang berat dan indah ke hadapannya.

Hal tersebut dilakukan untuknya oleh jin, bahkan sebelum dia bangun dari tempat dia duduk. Semua ini bisa terjadi atas izin Allah SWT. Tetapi, peristiwa-peristiwa ajaib seperti itu adalah milik kehidupan dan zaman seorang Nabi.

Setelah zaman Rasulullah SAW, manusia tidak lagi melihat hal semacam itu. Maka, sebagai manusia biasa kita juga tidak pernah bisa mengharapkan keajaiban seperti itu.

 

Seperti yang telah dikatakan di atas tentang malaikat, tidak diperbolehkan bagi manusia biasa meminta bantuan malaikat atau jin dalam hal apa pun. Tidak ada riwayat tentang Nabi, para sahabatnya, atau orang-orang yang mengikuti mereka dimana setiap saat meminta bantuan jin dalam melakukan hal apapun. 

 
Berita Terpopuler