Erick Thohir: Kalau Sudah Kaya, Buka Lapangan Kerja

Dengan ekonomi yang terus tumbuh, jangan sampai kesempatan usaha diambil orang lain.

ANTARA/Dhemas Reviyanto
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan kata sambutan pada peluncuran program Talenta Wirausaha BSI di gedung Smesco, Jakarta, Rabu (19/1/2022).
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berharap Program Talenta Wirausaha Bank Syariah Indonesia (BSI) dapat mencetak wirausaha muda yang andal dan mendukung akselerasi pertumbuhan UMKM sebagai salah satu tulang punggung perekonomian nasional. Erick juga mendorong para talenta wirausaha dapat membangkitkan ekonomi umat melalui penguatan sektor bisnis ekonomi rakyat.

"Jadi para calon-calon orang kaya, kalau sudah kaya jangan lupa buka lapangan kerja. Saya titipkan amanah dan kesempatan ini yang harus kalian buktikan bahwa kita bukan bangsa kalahan, kalian bukan generasi kalahan, tapi generasi produktif yang bisa memajukan Indonesia," ujar Erick saat peluncuran program talenta wirausaha BSI 2022 di Jakarta, Rabu (19/1/2022).

Erick mengatakan Indonesia harus memanfaatkan momentum lantaran memiliki pasar besar sebagai negara dengan populasi terbesar keempat yang mana 70,72 persen penduduk berada pada usia produktif. Erick menyebut Indonesia juga diproyeksikan sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan keempat terbesar dunia pada 2045.

"Dengan ekonomi Indonesia yang sampai 2045 terus tumbuh, jangan sampai kesempatan berusaha dan lapangan kerja diambil orang lain," ucap Erick.

Oleh karena itu, Erick bersama Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki terus menggenjot munculnya para wirausaha muda yang saat ini masih tertinggal dibandingkan negara lain.

Erick mengatakan jumlah wirausaha Indonesia hanya 3,47 persen dari total penduduk atau lebih rendah dari Singapura yang sebesar 8,76 persen atau negara-negara maju lainnya yang berada di angka 14   persen sampai 15 persen.

"Pengusaha-pengusaha dan pimpinan saat ini tentu ada umurnya. Artinya keberlanjutan pengusaha dan pimpinan baru itu amat diperlukan yang lahir dari generasi muda," ungkap Erick.

Erick mengatakan BUMN berkomitmen mendukung pengembangan generasi muda Indonesia dengan menyediakan bantuan permodalan, pendampingan, hingga akses pasar. Bahkan, Erick menjadikan Sarinah sebagai etalase bagi produk lokal. Selain itu, Erick juga memanfaatkan aset-aset BUMN lain seperti Pos Bloc sebagai wadah bagi para wirausaha muda menampilkan usahanya.

"Pos Bloc kita akan buka di Sumatera Utara Oktober, di Jawa Barat dan Jawa Timur tahun depan. Ini aset-aset BUMN yang sangat bagus tapi kita ubah sesuai dengan kepentingan zaman. Jadi keberpihakan kepada produk lokal, baik dari fasilitas sudah ada," ucap Erick.

Dari sisi pembiayaan, kata Erick, BUMN telah memiliki segudang pilihan, baik dari BSI, Sembrani Fund untuk investasi di produk lokal, hingga Merah Putih Fund untuk perusahaan rintisan atau startup.

Baca Juga

 

Erick juga meminta generasi muda mengisi ruang di industri pariwisata. Erick mengatakan holding industri pariwisata dan pendukung yang belum lama ini diluncurkan memiliki fokus dalam perbaikan hardware seperti infrastruktur dan destinasi wisata.

"Tentu software-nya juga harus diisi, nah  soal industri kreatif ini anak muda jagonya. Kalian lah yang mengisinya," sambung Erick.

Erick mengatakan pemerintah saat ini tengah memperbaiki fokus pariwisata dari yang selama ini fokus terhadap wisatawan mancanegara (wisman) menjadi wisatawan nusantara (wisnus). 

Erick mengatakan 330 juta turis atau 72 persen dari total turis di Indonesia merupakan wisnus dengan total transaksi Rp 1.400 triliun. Sementara jumlah wisman hanya 17 juta orang yang turun 75 persen selama pandemi menjadi empat juta wisman.

Erick menyebut keberpihakan terhadap generasi muda menjadi kunci utama bagi sebuah bangsa memenangkan persaingan. Hal ini juga yang ditunjukan Amerika Serikat (AS) yang membuka pintu imigrasi untuk generasi muda dari negara lain.

Kendati begitu, Erick mengajak Indonesia  belajar juga dari Brasil yang sempat diprediksi tumbuh luar biasa namun gagal karena tidak berinvestasi pada generasi muda, teknologi, serta penelitian dan pengembangan.

"Indonesia berpotensi menjadi sentra pertumbuhan ekonomi dunia yang baru. Oleh karena itu, kita concern mendorong market kita jangan lagi jadi pertumbuhan ekonomi negara lain, tapi harus jadi pertumbuhan negara kita," kata Erick.

 

 
Berita Terpopuler