Komisi VIII DPR Pertanyakan Perekrutan Tenaga Musiman Kesehatan di Saudi

Perekrutan tenaga musiman kesehatan di Saudi dipertanyakan Komisi VIII DPR.

Dok Humas DPR RI
Anggota Komisi VIII DPR RI, Endang Maria Astuti.
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VIII DPR/RI, Endang Maria Astuti, mempertanyakan tenaga pendukung kesehatan musiman yang direkrut Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Sebanyak 200 WNI yang tinggal di Arab Saudi sebelumnya disebut akan dilibatkan untuk mendukung pelaksanaan haji 1443 H/2020 M.

Baca Juga

"Tadi disampaikan ada perekrutan tenaga tambahan, 200 tenaga musiman (temus) di Arab Saudi. Apakah ini berbeda dengan yang direkrut Kementerian Agama?" ujarnya saat rapat kerja (Raker) bersama Komisi VIII DPR/RI, Senin (17/1).

Anggota dari Fraksi Golkar ini juga mempertanyakan persiapan yang dilakukan Kemenkes terkait obat-obatan. Sebelumnya, disampaikan tenaga kesehatan akan membawa obat dari Indonesia ke Kerajaan Arab Saudi.

Endang mempertanyakan pertimbangan yang dimiliki Kemenkes dalam memutuskan hal tersebut. Ia menilai, hal ini nantinya akan berkaitan dengan pembahasan biaya perjalnan ibadah haji (Bipih).

"Apakah harus obat itu dibawa dari Indonesia? Karena kalau kita melihat, jamaah kita tidak sedikit yang lebih suka beli di sana, lebih manjur katanya," ucap dia.

Terakhir, ia mempertanyakan sejauh ini sudah berapa persen jamaah yang sudah menjalani pemeriksaan kesehatan. Dari pemeriksaan itu, ia meminta Kementerian Kesehatan memberi gambaran kondisi kesehatan jamaah Indonesia.

 

 

Ia pun berharap Kementerian Agama bisa segera menyiapkan skenario penyelenggaraan haji, meskipun opsi terburuk adalah tidak memberangkatkan jamaah. Pembahasan harus segera dilakukan agar nantinya tidak dikejar-kejar waktu.

"Kalau tidak segera dibahas BIPIH dan BPIH, persiapan ke depan akan terkendala. Persiapan teknis ada lebih banyak," lanjutnya.

Endang menyebut pihaknya yakin semua persiapan penyelenggaraan haji bisa diselesaikan bersama oleh tiga kementerian. Namun hal ini bisa menjadi pekerjaan yang sangat berat, mengingat belum ada kepastian penyelenggaraan haji dari Kerajaan Saudi.

 

Ia juga mengatakan tidak berharap persiapan haji menjadi tidak maksimal, terlebih setelah dua tahun tidak memberangkatkan jamaah haji. Kemenkes disebut harus lebih mempersiapkan jamaah, mengingat Covid-19 belum berakhir dan hadirnya varian baru Omicron. 

 
Berita Terpopuler