Kabar Baik! Utang Luar Negeri Turun Jadi Rp 5.962 Triliun

Utang luar negeri Indonesia turun seiring pembayaran jatuh tempo pihak swasta

Antara/Sigid Kurniawan
Suasana gedung bertingkat di Jakarta, Jumat (14/1/2022). Bank Indonesia merilis Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada November 2021 menurun. Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono menyampaikan posisi ULN Indonesia pada akhir November 2021 tercatat sebesar 416,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 5.962 triliun.
Rep: Lida Puspaningtyas Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia merilis Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada November 2021 menurun. Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono menyampaikan posisi ULN Indonesia pada akhir November 2021 tercatat sebesar 416,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 5.962 triliun.

Baca Juga

"Nilai tersebut turun dibandingkan dengan posisi ULN pada bulan sebelumnya sebesar 422,3 miliar dolar AS," katanya dalam keterangan pers, Senin (17/1).

Perkembangan tersebut disebabkan oleh penurunan posisi ULN sektor publik yakni Pemerintah dan Bank Sentral, dan sektor swasta. Secara tahunan, posisi ULN November 2021 tumbuh rendah sebesar 0,1 persen (yoy), menurun dibandingkan dengan pertumbuhan ULN bulan sebelumnya sebesar 2,2 persen (yoy).

ULN Pemerintah tercatat lebih rendah dibanding bulan sebelumnya. Posisi ULN Pemerintah bulan November 2021 sebesar 202,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 2.895 triliun, lebih rendah dari posisi bulan sebelumnya sebesar 204,9 miliar dolar AS.

Hal ini menyebabkan ULN Pemerintah terkontraksi 0,7 persen (yoy), setelah tumbuh 2,5 persen (yoy) pada bulan Oktober 2021. Penurunan posisi ULN Pemerintah terutama disebabkan penyesuaian aliran modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN).

Ini seiring sentimen global yang kembali mendorong tren peningkatan imbal hasil surat utang AS, US Treasury, pasca pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC). Di sisi lain, pada bulan November 2021 Pemerintah menandatangani pinjaman dari lembaga multilateral yang digunakan untuk mendukung pembiayaan program penanganan Covid-19.

Salah satunya dari Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) melalui program Additional Financing for Indonesia Emergency Response to Covid-19. Penarikan ULN dalam periode November 2021 masih diarahkan untuk mendukung belanja prioritas Pemerintah.

Termasuk diantaranya upaya penanganan Covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel.

baca juga: IHSG Diprediksi Melonjak Ditopang Emiten Perbankan dan Tambang

Dukungan ULN Pemerintah dalam memenuhi kebutuhan belanja prioritas hingga bulan November  2021 antara lain mencakup sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 17,9 persen dari total ULN Pemerintah, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 17,3 persen, sektor jasa pendidikan 16,5 persen, sektor konstruksi 15,5 persen, serta sektor jasa keuangan dan asuransi 12,0 persen.

"Posisi ULN Pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen dari total ULN Pemerintah," katanya.

 

Sementara itu, ULN swasta kembali menurun dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Posisi ULN swasta tercatat sebesar 205,2 miliar dolar AS pada November 2021, menurun dari 208,3 miliar dolar AS pada Oktober 2021.

Secara tahunan, ULN swasta terkontraksi sebesar 2,0 persen (yoy) pada November 2021, lebih dalam dibandingkan kontraksi 1,0 persen (yoy) pada periode sebelumnya. Perkembangan ini disebabkan oleh kontraksi ULN lembaga keuangan dan korporasi bukan lembaga keuangan masing-masing sebesar 5,4 persen (yoy) dan 1,0 persen (yoy).

Ini sejalan dengan pelunasan ULN yang jatuh tempo selama periode November 2021. Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin, sektor industri pengolahan, serta sektor pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 76,4 persen dari total ULN swasta.

"ULN tersebut tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 77,7 persen terhadap total ULN swasta," katanya.

Bank Indonesia menyampaikan struktur ULN Indonesia tersebut tetap sehat. Didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. ULN Indonesia pada bulan November 2021 juga tetap terkendali.

Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 35,5 persen, menurun dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 36,1 persen. Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat juga ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 89,0 persen dari total ULN.

Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN. Didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

 

Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional. Dengan meminimalisasi risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian.

 
Berita Terpopuler