Rekomendasi CAIR Terkait Badan Amal AS Sumbang untuk Kelompok Anti-Muslim

CAIR merilis laporan Islamofobia baru mengenai pendanaan badan anti-Muslim.

AP/Shafkat Anowar
Sejumlah umat Muslim usai melaksanakan shalat tarawih di Pusat Komunitas Muslim Chicago, Senin (12/4). Umat Muslim di AS tergolong multietnis dan nasionalitas. Tercatat jumlah umat Muslim Chicago mencapai angka 350 ribu jiwa atau lima persen dari populasi. Terdapat pula penganut Islam yang merupakan warga kulit putih AS dan Hispanik (keturunan latin). Namun, sejak lama Chicago terkenal sebagai wilayah konsentrasi kaum Muslim Afro-Amerika. Meski berbeda bahasa, adat maupun budaya, akan tetapi dalam beberapa kesempatan, terutama pada ibadah shalat serta aktivitas Ramadhan, satu sama lain akan menanggalkan perbedaan untuk bersatu di bawah panji kitab suci Alquran dan sunnah Nabi. Umat Muslim Chicago benar-benar menikmati perbedaan yang ada dan mempererat tali ukhuwah di saat bersamaan. Rekomendasi CAIR Terkait Badan Amal AS Sumbang untuk Kelompok Anti-Muslim.
Rep: Ratna Ajeng Tejomukti Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Organisasi hak-hak sipil Muslim dan advokasi terbesar di Amerika Serikat (AS) Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) merilis laporan Islamofobia baru berjudul Islamophobia in the Mainstream. Laporan ini mencantumkan 35 badan amal lembaga dan yayasan yang menyalurkan hampir 106 juta dolar AS ke 26 kelompok anti-Muslim antara 2017-2019.

Baca Juga

Terkait hal ini, CAIR memberi rekomendasi sebagai berikut.

  1. Lembaga amal harus menerapkan kebijakan dan prosedur antikebencian yang jelas untuk memastikan dana tidak diberikan kepada kelompok-kelompok kebencian.
  2. Komunitas lintas agama dan lembaga keagamaan harus merancang dan mengimplementasikan program berbasis agama yang didedikasikan untuk meminggirkan ujaran kebencian dan kefanatikan anti-Muslim di komunitas lokal.
  3. Lembaga filantropi harus membiasakan staf dan pemangku kepentingan dengan aktor dan pemberi pengaruh utama dalam jaringan Islamofobia.
  4. Organisasi harus menyelidiki prosedur pemberian hibah mereka untuk mengetahui apakah mereka secara sengaja atau tidak sengaja menyalurkan uang ke kelompok jaringan Islamofobia.
  5. Lembaga filantropi dan keagamaan harus mengadakan inisiatif pendidikan bagi staf dan anggota dewannya untuk memahami ruang lingkup kefanatikan anti-Muslim dan apa yang dimaksud dengan Islamofobia.

Dalam siaran pers di situsnya, CAIR merilis temuan utama dari laporan, sebagai berikut.

  1. Di antara 50 lembaga dan yayasan amal terbesar yang ditinjau, 35 organisasi menyalurkan total gabungan 105.865.763 dolar AS ke dalam 26 kelompok Jaringan Islamofobia.
  2. Christian Advocates Serving Evangelism Inc., Fidelity Charitable Gift Fund, Schwab Charitable Fund, Marcus Foundation, Adelson Family Foundation, dan Jewish Communal Fund termasuk di antara penyandang dana teratas Jaringan Islamofobia AS antara 2017-2019 (dari 50 lembaga amal terbesar dan yayasan ditinjau).
  3. Pusat Hukum dan Keadilan Amerika (ACLJ) menerima total gabungan lebih dari 60 juta dolar AS dari Christian Advocates Serving Evangelism Inc antara 2017-2019. Firma hukum ini memiliki sejarah mendukung kebijakan anti-Muslim seperti Larangan Muslim. Pada 2017 ACLJ mengajukan briefing pengadilan pendukung untuk membela Larangan Muslim. Pada 2010, ACLJ mengajukan gugatan untuk mencegah pembangunan Park51 Center karena keberatan dekat dengan lokasi World Trade Center.
  4. Laporan bullying sekolah CAIR dari negara bagian tertentu menunjukkan siswa Muslim terus menghadapi pelecehan fisik dan verbal, tidak merasa nyaman mengekspresikan identitas Muslim mereka, dan tidak nyaman terlibat dalam diskusi kelas tentang Muslim dan Islam.
  5. CAIR mengidentifikasi 16 insiden anti-Muslim di masjid antara 2019-2020, termasuk insiden perusakan dan vandalisme (DDV), intimidasi, dan pelecehan.
  6. Antara 2019-2020, CAIR mengidentifikasi 40 contoh di mana para pemimpin institusional berbagi atau memposting konten anti-Muslim secara daring. Laporan CAIR mendefinisikan pemimpin institusional sebagai individu yang memegang posisi pengaruh atau kekuasaan dalam institusi tepercaya, misalnya anggota dewan sekolah atau kepala polisi.
  7. Tujuh orang dengan riwayat Islamofobia ditunjuk atau dinominasikan untuk bertugas di pemerintahan mantan presiden AS Donald Trump.

 
Berita Terpopuler