Dewan Imam Global Larang Muslim Mengikuti Olimpiade Beijing
Dewan Imam Global menyebut Olimpiade Beijing melayani kepentingan rezim tirani.
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Dewan Imam Global (GIC) telah mengeluarkan pernyataan yang melarang umat Islam berpartisipasi dan menghadiri Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing, China. Larangan ini merupakan respons atas keprihatinan atas masalah Uighur di wilayah Xinjiang.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (30/12/2021), Presiden GIC Imam Mohammad Baqir al-Budairi mengatakan bahwa Olimpiade Beijing secara langsung melayani kepentingan rezim tirani. Pihak yang diduga menindas dan bertanggung jawab atas genosida dan pembersihan etnis Uighur.
"Dewan Imam Global mengumumkan bahwa partisipasi dan kehadiran di Beijing 2022 dilarang," tulisnya, dikutip dari The Epoch Times, Sabtu (8/1/2022).
"Kami mendukung dan bersatu dengan Muslim Uighur yang tertindas. Pemerintah China terus melanggar hak asasi manusia dan fundamental Muslim China melalui penyiksaan dan kediktatoran," kata presiden GIC dalam suratnya.
Langkah itu juga dilakukan setelah pemerintahan Joe Biden bulan lalu mengumumkan kebijakan Amerika Serikat untuk melakukan boikot diplomatik Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing. Amerika Serikat tidak akan mengirim delegasi resmi ke acara tersebut, meskipun atletnya tetap diperbolehkan bertanding.
"Kami memuji semakin banyak organisasi yang memboikot Olimpiade Beijing 2022 dan menegaskan kembali solidaritas kami dengan Kongres Uighur Dunia," tutur Imam Mohammad Baqir dalam pernyataannya.
Selain itu, pihaknya juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada banyak pemimpin agama dan organisasi keagamaan yang telah menyatakan dukungan mereka kepada umat Islam selama bencana yang dialami.
GIC adalah badan non-pemerintah transnasional yang diklaim sebagai pemimpin agama Muslim pertama dan terbesar di dunia dari semua denominasi dan aliran pemikiran Islam. GIC memiliki lebih dari 1.300 anggota di seluruh dunia, menurut situs webnya.