Varian IHU Muncul di Prancis, Apa Pula Itu?

Varian IHU sedang menjadi sorotan di Prancis.

www.pixabay.com
Mutasi virus corona tipe baru, SARS-CoV-2 (ilustrasi). Varian yang dijuluki IHU dikabarkan muncul di Prancis.
Rep: Dian Fath Risalah, Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) saat ini masih memantau dan menyelidiki varian SARS-CoV-2 yang dijuluki sebagai varian IHU. Varian ini sedang menjadi sorotan di Prancis.

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan spekulasi tentang varian IHU masih berdasar pernyataan dari pakar di Prancis. Mereka melaporkan beberapa kasus yang dicurigai tertular SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, strain B.1640.2.

Baca Juga

Dari mana datangnya istilah varian IHU? Prof Tjandra menjelaskan, julukan itu terkait dengan badan penelitian yang melaporkan kasusnya.

"Karena pakarnya berafiliasi di IHU Méditerranée Infection maka keluarlah berita bahwa ini "varian IHU"," kata Prof Tjandra dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Rabu (5/1/2022).

Prof Tjandra mengatakan, tidak ada nomenklatur "varian IHU" dalam kasus Covid-19. Sebab, "IHU" adalah nama institut yang salah satu stafnya melaporkan hal ini, bukan abjad Yunani yang biasa dijadikan patokan WHO untuk memberi nama varian baru SARS-CoV-2.

Sesuai aturan International Health Regulation (IHR), menurut Prof Tjandra, pihak yang harus melaporkan secara resmi ke WHO bila ada kecurigaan sesuatu penyakit menular yang penting adalah IHR focal point di setiap negara. Pelaporan dibuat setelah IHR melakukan analisis mendalam di dalam negeri.

"Kalau hanya satu pendapat maka tentu masih perlu analisis mendalam sebelum nantinya jadi atau tidak sebagai laporan IHR focal point negara itu ke dunia," jelas Prof Tjandra yang pernah menjabat sebagai IHR focal point Indonesia sejak 2009 sampai 2014.

Di media, menurut Prof Tjandra, varian ini disebut sebagai B.1640.2. Sebenarnya, sejak 22 November 2021, WHO sudah menggolongkan B.1640--tanpa pembagian ".1" atau ".2"--sebagai "variant under monitoring" (VUM).

Varian tersebut menjadi VUM bersama dengan varian B.1.1.318 dan C.1.2. Keberadaan B.1640 sudah dilaporkan dari beberapa negara sejak September 2021.

Varian Omicron - (Republika)

"Sekarang ini ada tiga varian yang masuk sebagai VUM, dan sebagaimana namanya maka ini masih dimonitor untuk tahu situasinya. Bisa saja sesudah dimonitor lalu dianggap tidak bermasalah dan dimasukkan kedalam "formerly monitored variants" atau kalau memang bermasalah akan dijadikan "variant of interest" dan lainnya," jelas Prof Tjandra.
 
Menurut Prof Tjandra, sebaiknya masyarakat tidak berspekulasi tentang varian B.1640.2 itu. Amati dulu perkembangan data ilmiah yang lebih jelas.

"Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan dan apalagi jangan pula terlalu cepat menjadi panik berdasar berbagai analisis yang belum tentu tepat," ujar Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI itu.
 
Saat ini, ada lima varian yang oleh WHO dimasukkan kedalam "variant of cencern" (VOC), termasuk omicron. Di samping itu, ada dua "variant of Interest" (VOI). Kelimanya menggunakan nama sesuai abjad Yunani.

Mutasi virus

Varian IHU memiliki 46 mutasi, lebih banyak dibandingkan dengan mutasi pada varian omicron. Sejauh ini, sudah ada 12 kasus B.1.640.2 atau varian IHU yang berhasil terdeteksi di dekat Marseilles, Prancis.

Kasus varian IHU tampak berkaitan dengan riwayat perjalanan pasien pertama ke Kamerun, Afrika. Pasien dewasa tersebut mengalami gejala ringan, satu hari sebelum terdiagnosis dengan Covid-19 pada pertengahan November 2021.

Hasil tes menunjukkan adanya kombinasi atipikal atau tidak biasa pada mutasi genom spike yang tidak memiliki kemiripan dengan varian delta. Sekuensing genom lalu dilakukan untuk mendapatkan pemahaman lebih lanjut mengenai temuan tersebut. Hasilnya, peneliti menemukan bahwa virus yang menginfeksi pasien tersebut merupakan varian baru.

Varian ini memiliki beberapa kesamaan mutasi dengan varian omicron. Akan tetapi, jumlah mutasinya jauh lebih banyak dibandingkan dengan omicron. Varian baru yang kini disebut sebagai varian IHU ini memiliki 46 mutasi dengan 37 deletion pada genomnya, seperti dilansir NewsWeek, Rabu (5/1/2022).

Berdasarkan studi, varian IHU memiliki substitusi N501Y dan E484K pada bagian spike proteinnya. Selain itu, peneliti juga menemukan ada 14 substitusi asam amino dan sembilan kehilangan pada bagian spike protein.

Kasus varian IHU belum ditemukan di negara lain. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) saat ini belum memasukkan varian IHU ke dalam kelompok varian yang sedang diinvestigasi.

Ahli epidemiologi Eric Feigl-Ding mengatakan, varian-varian Covid-19 baru memang terus bermunculan. Akan tetapi, kemunculan varian baru ini tak selalu lebih berbahaya. Yang membuat sebuah varian menjadi lebih berbahaya adalah mutasi yang membuat varian tersebut bisa memperbanyak diri lebih cepat, lebih menular, dan bisa menghindari sistem imun.

"Masih belum diketahui varian baru ini masuk ke kategori apa," ujar Feigl-Ding, seperti dilansir Hindustan Times.

 
Berita Terpopuler