Anak Kembali ke Sekolah, Gimana Cara Membuatnya Lebih Terbuka kepada Orang Tua?

Orang tua kerap kesulitan untuk membuat anaknya terbuka tentang harinya di sekolah.

Antara/Asep Fathulrahman
Sejumlah siswa mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas di SD Negeri Bhayangkari, Kota Serang, Banten, Selasa (4/1/2022). Tak semua anak bisa dengan mudah menceritakan pengalaman mereka di sekolah kepada orang tuanya.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap anak, baik introver atau ekstrover, punya kecenderungan berbeda. Ada anak yang banyak bicara, ada juga yang menutup diri atau pendiam sehingga sulit bagi orang tua mengetahui kesehariannya, termasuk di masa anak kembali ke sekolah.

Baca Juga

Beberapa anak bisa dengan mudah membicarakan karakter kartun favoritnya, tetapi justru sulit berbicara tentang hari-harinya. Mereka hanya akan mengatakan "bagus", "baik", atau versi serupa lainnya.

Mau tahu cara membuat anak lebih terbuka? Berikut rangkuman tipsnya, dikutip dari HuffPost, Selasa (4/1/2022).

Beri makan terlebih dulu

Penting bagi orang tua untuk menyadari bahwa dibutuhkan lebih banyak energi dan upaya bagi anak-anak untuk memikirkan kembali hari mereka dan menuangkan pengalaman itu ke dalam kata-kata. Hal itu disampaikan oleh Rebecca Jackson, wakil presiden program hasil dan spesialis kognitif di Brain Balance Achievement Center.

Menurut Jackson, anak-anak tidak selalu keras kepala atau ngeles dengan sengaja. Mereka mungkin benar-benar sedikit bingung mengungkapkan perasaannya dalam sebuah kalimat.

Pastikan mereka sudah makan camilan yang mengandung protein 20 hingga 30 menit sebelum orang tua mencoba dan membuatnya bicara. Dengan begitu, anak-anak memiliki bahan bakar untuk melakukan apa yang mungkin tidak mereka alami.

"Ya, terkadang memang sesederhana itu," kata Jackson.

Bereksperimen dengan waktu

Menanyakan kepada anak-anak bagaimana kabar mereka dan mendapatkan jawaban yang sebenarnya dan kuat sering kali bermuara pada waktu. Jackson mengatakan, ketika menjemput anak, orang tua mungkin sangat ingin mendengar semua tentang hari buah hatinya karena rasa rindu.

Cobalah bereksperimen dengan waktu jika tak mendapatkan jawaban yang lebih detail. Apakah anak lebih cenderung terbuka pada waktu tidur? Apakah lebih baik menyimpan pembaruan untuk akhir pekan?

Banyak orang tua merasa bahwa menggunakan waktu di dalam mobil dapat membantu, baik itu dalam perjalanan ke sekolah atau ke berbagai kegiatan. Selain itu, ketika keluar untuk melakukan tugas bersama, coba juga untuk mengejar ketinggalan percakapan.

Tiap anak punya waktunya sendiri untuk lebih terbuka dan itulah yang harus dikenali. Satu yang perlu diingat, anak-anak tidak perlu melakukan kontak mata langsung dengan orang tua saat mereka membuka diri.

 

 

 

 

Bertanya sambil beraktivitas

Beberapa bukti menunjukkan bahwa mengubah posisi Anda dan apa yang Anda lakukan dapat berdampak pada komunikasi. Penelitian menunjukkan bahwa mengadakan pertemuan sambil berjalan dapat bermanfaat bagi orang dewasa karena membuat orang merasa lebih kreatif dan mengurangi kelelahan mental.

Bukan tidak masuk akal untuk menganggap hal yang sama mungkin terjadi pada orang tua dan anak-anak. Cobalah mengobrol sambil berjalan.

"Ketika saya ingin anak saya terbuka, kami bermain lempar tangkap," kata Jackson.

Gunakan informasi tentang kelas, guru, dll

Seperti anak-anak, orang tua juga perlu mengerjakan pekerjaan rumah mereka, menurut mantan guru Christopher Persley dalam artikel 2017 untuk Lifehacker tentang membuat anak-anak jadi terbuka. Itu berarti belajar sebanyak mungkin tentang guru anak, teman sekelas mereka, dan jadwal sehari-hari anak. Ortu perlu menggunakan informasi itu untuk membantu memulai percakapan.

Ajukan pertanyaan spesifik tapi terbuka

Hampir setiap orang tua tahu bahwa "bagaimana harimu?" merupakan pertanyaan yang terlalu luas untuk membuat anak-anak terbuka. Apalagi jika yang dihadapi adalah anak yang secara alami tidak punya kecenderungan untuk berbagi.

Sebaliknya, jika terlalu spesifik, Anda mungkin malah melontarkan banyak pertanyaan yang dapat dijawab secara sederhana dengan "ya", "tidak", atau "baik". Jadi, coba ajukan pertanyaan yang sempit, tetapi tetap terbuka.

Misalnya, apa bagian terbaik dari harimu, Nak?

Apakah ada orang di kelasmu yang melakukan sesuatu yang lucu? Ceritain dong!

Apakah kamu melakukan sesuatu yang baru hari ini?

Orang tua juga sesekali bisa berbagi tentang masa lalunya dengan anak untuk memancingnya bercerita. Coba bernostalgia, misalnya, "Saat aku seusiamu, kami selalu bermain XYZ saat istirahat. Kalau kamu dan temanmu sukanya apa?"

Jangan langsung ke topik solusi

Sementara anak mungkin berbagi sesuatu yang mengharuskan Anda untuk terlibat, tahan keinginan untuk terjun langsung ke mode fix-it atau pemecahan masalah. Jika, misalnya, anak berbicara tentang intimidasi (apakah mereka penindas atau orang yang diintimidasi), mulailah dengan benar-benar mendengarkan, sesulit apapun itu.

"Beri anak Anda ruang untuk menjelaskan apa yang terjadi dan bagaimana perasaan mereka tentang hal itu," kata situs web untuk Child Mind Institute. 

Sekali lagi, itu tidak berarti Anda pada akhirnya akan lepas tangan. Tapi itu membantu mereka merasa bahwa Anda benar-benar mendengarnya. Dengan mendengarkan secara cermat dan menunjukkan minat tulus pada apa yang diceritakan anak-anak, mereka bisa merasa lebih terdorong untuk terus membuka diri.

 
Berita Terpopuler