Di India, Muncul Aplikasi Kontroversial yang 'Menjual' Tokoh Wanita Muslim

Foto-foto lebih dari 100 wanita Muslim "dijual" di sebuah aplikasi.

EPA-EFE/Farooq Khan
Muslimah India berdoa pada hari kelahiran Nabi Muhammad (Mauilid Nabi) di Kashmir India, Kamis (21/11).
Rep: Umar Mukhtar Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID,  NEW DELHI -- Quratulain Rehbar, seorang jurnalis dari Kashmir yang dikelola India, menjadi korban perdagangan manusia. pada 1 Januari lalu dia mengetahui bahwa dirinya terdaftar untuk sebuah pelelangan online. Fotonya diambil tanpa izin dan diunggah di aplikasi untuk dijual.

Baca Juga

Foto-foto lebih dari 100 wanita Muslim, termasuk aktris terkemuka Shabana Azmi, istri seorang hakim Pengadilan Tinggi Delhi, beberapa jurnalis, aktivis dan politisi ditampilkan di aplikasi untuk dilelang sebagai "Bulli Bai" hari itu.

Bahkan Fatima Nafees, wanita 65 tahun sekaligus ibu dari siswa yang hilang Najeeb Ahmed, dan peraih Nobel Pakistan Malala Yousafzai, tidak luput dari target para pelaku di balik aplikasi tersebut.

Setelah aplikasi "Sulli Deals" muncul pada Juli lalu, di mana hampir 80 wanita Muslim disiapkan untuk dijual, kini hadir lagi "Bulli Bai" yang menjadi upaya kedua dalam waktu kurang dari setahun.

Rehbar mengatakan, dia terkejut melihat fotonya di aplikasi. "Ketika saya melihat foto saya, tenggorokan saya terasa berat, lengan saya merinding dan saya mati rasa. Itu mengejutkan dan memalukan," katanya, seperti dilansir dari Aljazeera, Senin (3/1).

Meskipun tidak ada penjualan nyata yang terlibat, aplikasi online itu dimaksudkan untuk merendahkan dan mempermalukan wanita Muslim yang vokal. Aplikasi Bulli Bai itu dihapus pada Sabtu. Korban mengatakan tampilan layar beranda di "Bulli Bai" sangat mirip dengan yang digunakan oleh "Sulli Deals".

 

 

Pada Sabtu malam, lusinan wanita Muslim lainnya mulai memposting keterkejutan dan kemarahan mereka di media sosial setelah melihat foto dan detail mereka di aplikasi. Di antara mereka adalah Ismat Ara, seorang jurnalis di ibu kota, New Delhi.

Ara mengajukan pengaduan pada hari Sabtu dengan Polisi Delhi terhadap orang tak dikenal karena melecehkan dan menghina wanita Muslim di media sosial menggunakan gambar yang dipalsukan dalam konteks yang tidak dapat diterima dan cabul.

Berdasarkan pengaduannya, sebuah laporan informasi pertama (FIR) didaftarkan oleh Unit Kejahatan Siber Polisi Delhi pada hari Minggu, dengan menggunakan berbagai bagian dari KUHP India yang berkaitan dengan mempromosikan permusuhan atas dasar agama, mengancam integrasi nasional dan pelecehan seksual terhadap perempuan. 

Menyusul keluhan lain oleh Sidrah, yang fotonya juga muncul di aplikasi, sebuah kasus polisi juga didaftarkan di ibu kota keuangan India, Mumbai, terhadap berbagai pegangan Twitter dan pengembang aplikasi "Bulli Bai".

Namun, Ara mengatakan dia tidak berharap tentang penyelidikan polisi. Mengingat adanya fakta bahwa penyelidikan di "Sulli Deals" tidak memperlihatkan progres penangkapan yang dilakukan bahkan setelah enam bulan.

 

 

Fatima Zohra Khan, seorang pengacara yang berbasis di Mumbai yang namanya tercantum dalam kesepakatan “Sulli” dan “Bulli Bai”, juga telah mengajukan pengaduan ke polisi Mumbai tahun lalu.

"Kami tidak mendapat tanggapan dari Twitter, GitHub, dan Go-Daddy [perusahaan hosting web] meskipun Polisi Mumbai sendiri meminta mereka untuk mengungkapkan data. Situs web ini menolak untuk membagikan informasi kecuali ada surat perintah pengadilan," katanya.

 

Rehbar menambahkan, sekarang ini sangat mengkhawatirkan bagi perempuan Muslim yang memerangi patriarki dan pembatasan di satu sisi dan menghadapi pelecehan semacam itu di sisi lain. "Seringkali wanita diminta untuk menghapus foto mereka dari media sosial dan bersembunyi. Setelah upaya melecehkan wanita Muslim seperti itu, akan sulit bagi banyak wanita untuk mengambil sikap," katanya.

 
Berita Terpopuler