Seni Ukir Kayu yang Populer di Turki Setelah Masuknya Islam

Ukiran kayu memanifestasikan pentingnya sejarah di Turki bersama Kashmir

yenisafak.com
Masjid Kayu di Turki
Rep: Meiliza Laveda Red: Esthi Maharani

IHRAM.CO.ID, ANKARA – Kerajinan Kashmir yang unik telah dilestarikan selama berabad-abad. Mulai dari sulaman hingga permadi, seni wilayah Kashmir menghadirkan perpaduan sempurna dari keberagaman budaya, tradisi, dan kepercayaan.

Di antara semua jenis kesenian yang paling populer di Turki adalah seni ukir kayu. Di Kashmir, orang lebih suka membangun rumah beton yang diisolasi dengan interior kayu untuk menjaga kehangatan selama musim dingin. Dekorasi rumah dibuat dan dipelihara sedemikian rupa sehingga memberikan kenyamanan. Interior ruangan disusun menjadi tiga tahap, yaitu lantai kayu (lantai bawah ruangan), panel kayu (dinding samping ruangan) dan khatamband (dekorasi langit-langit). Kemudian detail ukiran dilakukan pada pintu dan jendela.

Orang-orang meningkatkan keindahan seni ukir dengan bantuan perkakas tangan yang tajam sehingga karya yang dihasilkan rumit dan indah. Ini pertama kali diperkenalkan oleh Mir Sayyid Ali Hamdani di lembah Kashmir dari Persia dengan pengrajin terampil abad ke-14.

Hamdani yang merupakan Muslim sufi berperan penting dalam menyebarkan Islam dan memperkenalkan banyak kerajinan ke Kashmir.  Dengan bantuan pengrajinnya, ia memberikan pengetahuan tentang ukiran kayu kepada penduduk setempat.

Kashmir dan Turki memiliki banyak kesamaan dalam aspek budaya. Dari karpet tenunan tangan hingga sulaman, banyak tradisi dan warisan seni dipertahankan secara serupa di kedua wilayah. Ukiran kayu juga memanifestasikan pentingnya sejarah yang cukup besar di Turki bersama dengan Kashmir.

Seni ukir kayu mendapatkan popularitas di kalangan orang Turki, terutama setelah masuknya Islam. Ukiran kayu dalam benda-benda dekoratif yang indah terlihat pada periode Seljuk dan Ottoman. Pada periode Seljuk, gaya dekoratif yang terdiri dari desain dan prasasti bunga dan geometris. Sementara pada periode Ottoman, kayu tidak hanya menghiasi benda-benda dekoratif tetapi juga arsitektur.

Ukiran kayu merupakan contoh terbaik dalam elemen dekoratif pada pintu dan daun jendela, mimbar, relung masjid, ornamen langit-langit, dan pagar balkon bersama dengan furnitur. Di Kashmir, teknik ukiran kayu juga digunakan untuk menghias interior rumah, terutama pintu dan jendela, fasad masjid, istana, rumah perahu, dan baru-baru ini di dalam kantor dan kamar hotel.

Sultan Ottoman Abdulhamid II merupakan sosok yang paling menghargai seni ukir kayu sekaligus ahli pemahat kayu. Karya pahatannya dikirim sebagai hadiah kepada politisi asing.


Ada persamaan teknik ukir di Turki “Kündekari” dan “Khatamband” Kashmir. Dalam teknik ini, potongan-potongan kayu dengan berbagai bentuk geometris yang dihias dengan motif tumbuhan ditempatkan berdampingan.

Khatamband adalah teknik untuk menyesuaikan atau memasang potongan kayu kecil yang dihias menjadi satu ke langit-langit. Baik khatamband maupun kündekari, penyambungan potongan dilakukan tanpa menggunakan paku atau lem. Berasal dari tahun 1873, kamar bersulam kündenkari masih ada di provinsi timur laut Turki, Gümüşhane. Seni kayu yang cerdik ini dianggap sebagai mahakarya seni rakyat Turki.

Dilansir Daily Sabah, Senin (27/12), seniman dari Kashmir dan Turki menghadapi tantangan serupa melihat pekerjaan tangan tradisional mereka berpotensi digantikan oleh pekerjaan mesin. Pekerjaan tangan adalah proses yang memakan waktu dan rumit. Sementara pekerjaan mesin dapat diselesaikan dalam beberapa hari.

Karena artefak buatan tangan itu mahal, banyak orang lebih memilih benda-benda buatan mesin. Tak hanya itu, para seniman juga menghadapi kurangnya persediaan kayu karena penggundulan hutan. Meski begitu, seni ukir kayu tidak kehilangan popularitasnya hingga saat ini.

 
Berita Terpopuler