Kementerian BUMN Konsolidasikan Klaster Kesehatan

Erick Thohir memastikan Indofarma akan fokus dalam pengembangan industri herbal.

Republika/Wihdan Hidayat
Menteri BUMN Erick Thohir. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan saat ini sedang mengkonsolidasikan klaster kesehatan BUMN
Rep: Rahayu Subekti Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan saat ini sedang mengkonsolidasikan klaster kesehatan BUMN. Erick mengatakan hal tersebut merupakan bagian dari pembentukan ekosistem demi memperkuat ketahanan dan kemandirian kesehatan. 

Baca Juga

“Kita tahu ekosistem ini menjadi kunci. Kalau kita berdiri sendiri-sendiri, akhirnya tentu kita tidak punya kekuatan yang terpadu untuk menahan gelombang yang terjadi ke depannya,” kata Erick dalam pernyataan tertulisnya, Senin (27/12). 
 
Saat ini, Kementerian BUMN juga telah berhasil menggabungkan Bio Farma sebagai perusahaan induk atau holding company. Holding tersebut  membawahi Kimia Farma, Indofarma, dan sejumlah rumah sakit yang berada di bawah Indonesia Healthcare Corporation (IHC). 
 
Selain itu, secara bisnis Bio Farma juga diharapkan mampu membuka peluang baru. Khususnya peluang baru dalam industri kesehatan seperti industri vaksinasi. 
 
“Karena itu kita coba sekarang bekerja sama dengan berbagai pihak apakah merupakan vaksin mRNA atau protein rekombinan yang hari ini memang masih terus kita jajaki,” tutur Erick. 
 
Terkait vaksinasi, Erick menjelaskan pada 13 Desember 2021 telah dimulai uji klinis vaksin produksi Bio Farma. Dengan dimulainya uji klinis tersebut, Erick berharap tahun depan Indonesia mampu memproduksi vaksin secara mandiri. 
 
“Tentu kita harapkan dengan uji klinis ini kesatu lalu kedua dan ketiga, kita juga bisa menekan impor vaksin di tahun depan. Kita siap memproduksi 77 juta dosis untuk langkah awal yang bisa mulai insyaallah di bulan Juli,” ungkap Erick. 

Indofarma fokus industri herbal

 

Erick Thohir memastikan Indofarma akan fokus dalam pengembangan industri herbal pada pengobatan. Hal tersebut menurutnya merupakan bagian dari upaya menekan impor bahan baku obat. 
 
"Indonesia memiliki alam dan kultur yang mumpuni dalam mengembangkan industri tersebut," kata Erick.
 
Erick yakin pada dasarnya, industri herbal di Indonesia memiliki kekuatan. Khususnya dalam hal kekuatan yang dimiliki dari alam dan terdapat kultur mengenai industri herbal.  
 
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan keinginannya agar pemerintah dapat menghentikan impor baik alat kesehatan, obat-obatan, maupun bahan baku obat. Jokowi berharap, barang-barang tersebut dapat diproduksi sendiri di Tanah Air. 
 
“Alat-alat kesehatan, obat-obatan, bahan baku obat, kita harus berhenti untuk mengimpor barang-barang itu lagi dan kita lakukan, kita produksi sendiri di negara kita,” kata Jokowi  dalam sambutannya saat melakukan groundbreaking Rumah Sakit (RS) Internasional Bali yang terletak di Kawasan Wisata Sanur, Denpasar, Senin (27/12). 
 
Saat ini, Kementerian BUMN juga tengah mengkonsolidasikan klaster kesehatan. Upaya tersebut tersebut merupakan bagian dari pembentukan ekosistem demi memperkuat ketahanan dan kemandirian kesehatan.

 
Berita Terpopuler