Arab Saudi Investasikan Jutaan Dolar untuk Teknologi Pertanian Vertikal

Pertanian vertikal memungkinkan produksi tanaman yang melimpah sepanjang tahun.

ANTARA/Arif Firmansyah
Arab Saudi Investasikan Jutaan Dolar untuk Teknologi Pertanian Vertikal. Ilustrasi pertanian vertikal,
Rep: Kiki Sakinah Red: Ani Nursalikah

IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Pertanian adalah industri tertua di dunia yang paling mudah beradaptasi. Beberapa teknik budidaya paling awal masih digunakan secara luas hingga saat ini.

Namun, dengan memperhatikan tantangan pangan di masa depan, negara-negara berupaya mencari konsep dan ide yang lebih modern untuk memastikan warganya diberi makan. Salah satunya Arab Saudi yang kini tengah menjajaki penggunaan pertanian vertikal.

Baca Juga

Pertanian vertikal dianggap sebagai salah satu solusi inovatif untuk mengimbangi peningkatan permintaan makanan. Kementerian Lingkungan Hidup, Air dan Pertanian Arab Saudi mengalokasikan senilai 100 juta riyal (27 juta dolar AS) untuk mengembangkan dan melokalisasi teknologi pertanian vertikal.

Seperti namanya, pertanian vertikal adalah proses pertanian di mana tanaman ditanam dalam lapisan yang ditumpuk secara vertikal daripada menyebar secara horizontal dalam barisan tradisional di ladang. Pendekatan ini membutuhkan lebih sedikit ruang dan menghasilkan hasil panen yang lebih tinggi per kaki persegi lahan yang digunakan.

Pertanian vertikal terutama terletak di dalam ruangan dalam struktur seperti gudang. Kondisi lingkungan yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh hingga potensi penuhnya dapat dikontrol dengan hati-hati.

Di Arab Saudi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Nasional untuk Pertanian Berkelanjutan (Estidamah) berencana membentuk kemitraan global dengan para pionir di bidang ini dan memperkenalkan fasilitas pertanian vertikal untuk melokalisasi teknik pertanian modern ini.

"Selain menjadi sumber tanaman segar bagi penduduk perkotaan khususnya, pertanian vertikal diyakini sebagai sarana menjanjikan menyediakan tanaman untuk mengimbangi peningkatan stabil dari populasi di bumi. Populasi penduduk bumi diperkirakan akan melebihi 9 miliar orang pada 2050," kata Abdulrahman Abdullah Al-Soqeer, anggota fakultas di Universitas Qasim dan anggota dewan direksi Estidamah, kepada Arab News, dilansir Ahad (26/12).

Al-Soqeer mengatakan pentingnya pertanian vertikal terletak pada ruang kecil yang dibutuhkan, terutama di kota-kota besar yang menyaksikan gelombang besar migrasi. Menurutnya, dua dari setiap tiga orang diperkirakan akan tinggal di daerah perkotaan selama beberapa dekade mendatang.

Selain itu, ia mengatakan keuntungan utama dari pertanian vertikal adalah penyediaan berbagai produk pertanian, terutama sayuran berdaun dan stroberi, di area kecil dan dengan sedikit air serta dengan cara yang ramah lingkungan. Beberapa tanaman dapat diproduksi di lokasi yang dekat dengan konsumen, sehingga mengurangi kebutuhan mengangkut produk melalui cara tradisional yang meningkatkan polutan di kota.

"Pasar global untuk pertanian vertikal berkembang pesat, terutama di beberapa negara maju dengan kepadatan penduduk yang tinggi," katanya.

Seorang ahli dalam pertanian vertikal Faleh Al-Juhani mengatakan tujuan dari pertanian vertikal adalah mendapatkan makanan sebanyak mungkin dan memperluas variasi tanaman. Hal itu dilakukan dengan menciptakan kondisi iklim yang luar biasa di mana mereka dapat meningkatkan tingkat produksi per meter persegi, selama kondisi yang sesuai tersedia dalam hal pencahayaan, keberlanjutan, serta pertumbuhan dan perencanaan.

Ia menjelaskan, pertanian vertikal dilakukan di gedung tinggi. Kombinasi cahaya buatan dan alami digunakan untuk mendapatkan tingkat fotosintesis yang diperlukan. Sementara itu, metode aerobik atau hidroponik dan bahan organik dari beberapa tanaman digunakan untuk menumbuhkan tanaman.

"Pertanian vertikal membantu mencapai keberlanjutan dengan mengurangi beberapa biaya yang terlibat dalam pertanian tradisional, dan menghemat lebih dari 90 persen air yang digunakan," kata Al-Juhani.

Dia menggemakan pengamatan Al-Soqeer tentang perkiraan pertumbuhan populasi perkotaan. Dengan sekitar 80 persen populasi dunia diperkirakan tinggal di daerah perkotaan pada 2050, Al-Juhani mengatakan permintaan makanan di lokasi ini akan meningkat dan penggunaan pertanian vertikal yang efektif akan menjadi alat penting untuk mengatasi tantangan ini.

Ia menambahkan, pertanian vertikal memungkinkan produksi tanaman yang melimpah sepanjang tahun dengan sangat signifikan. Pasalnya, di Arab Saudi dan sama dengan negara lainnya, banyak tanaman yang ditanam secara tradisional terpengaruh oleh cuaca dingin. Akibatnya, terjadi kekurangan pasokan yang dapat menyebabkan kenaikan harga yang bisa sulit dikendalikan. Al-Juhani mengatakan selain fasilitas khusus, pertanian vertikal dapat diterapkan di rumah, di atap dan di balkon.

"Ini adalah metode yang mudah dan menyenangkan, terlepas dari keyakinan mendalam kami tidak ada yang dapat menandingi efisiensi dan kualitas tanah. Inilah sebabnya mengapa banyak negara di dunia telah menggunakan solusi radikal dan penting dan berhasil dalam hal ini," tambahnya.

https://www.arabnews.com/node/1992111/saudi-arabia

 
Berita Terpopuler