4 Langkah Kendalikan Omicron Jelang Tahun Baru

Layanan kesehatan Indonesia sempat kolaps saat varian delta menyebar.

Pixabay
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron
Rep: Adysha Citra Ramadhani Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terdeteksinya varian Omicron di Indonesia mungkin mengingatkan kembali akan peristiwa lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Delta pada pertengahan 2021. Agar situasi yang sama tidak terulang, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran varian Omicron, khususnya di musim libur tahun baru.

"Jika kita ingat kembali peristiwa kolapsnya pelayanan kesehatan kita di bulan Juni dan Juli 2021, kami para dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang masih praktik di rumah sakit merasakan suasana yang mencekam saat itu," ungkap Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH MMB, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id.

Baca Juga

Saat itu, lanjut Prof Ari, sebagian bed occupancy rate (BOR) rumah sakit di atas 100 persen, ventilator terbatas, oksigen sempat kosong, dan ada keterbatasan obat-obatan untuk pasien Covid-19. Selain itu, ada pula laporan mengenai pasien meninggal di rumah saat isolasi mandiri. Mereka tak bisa dievakuasi ke rumah sakit saat kondisi memburuk karena banyak IGD rumah sakit yang penuh.

Per Juni-Juli 2021, kasus Covid-19 juga meningkat hingga 1 juta kasus per bulan, yang mana penambahan kasus hariannya mencapai di atas 55 ribu per hari. Masih pada periode yang sama, jumlah tenaga kesehatan yang gugur mengalami peningkatan. Sekitar 39 persen dokter yang meninggal selama pandemi terjadi pada periode Juni-Juli 2021.

"Banyak juga yang sedang mencari ruang rawat inap atau ICU untuk keluarganya yang menderita COVID-19. Ingatlah apa yang terjadi pada kita saat itu," jelas Prof Ari.

Prof Ari sendiri kehilangan sang ayah yang kala itu mengalami sakit jantung dan perlu menggunakan oksigen. Akan tetapi, sang ayah kehabisan oksigen selama 24 jam karena stok oksigen yang terbatas.

"Hingga akhirnya meninggal dunia beberapa hari kemudian dalam perjalanan mencari RS, walau PCR-nya negatif," ungkap Prof Ari.

Saat ini, Indonesia kembali "kedatangan" varian baru yaitu Omicron. Di sisi lain, saat ini sudah memasuki momen libur tahun baru di mana banyak orang mungkin akan berpergian atau berkumpul. Dalam kondisi ini diperlukan adanya beberapa upaya pencegahan agar varian Omicron tak menyebar luas, khususnya menjelang momen tahun baru.

Terkait hal ini, Prof Ari mengatakan ada empat langkah penting yang perlu dilakukan untuk mencegah penyebaran varian Omicron. Berikut ini adalah keempat langkah tersebut.

Memperketat Protokol Kesehatan (Prokes)

Dalam situasi seperti sekarang, penerapan prokes perlu kembali diperketat. Gunakan masker dengan baik dan benar demi mencegah penularan virus. Hindari kerumunan dan tunda kepergian ke luar negeri, terlebih bila negara tujuan memiliki jumlah kasus Omicron yang tinggi. Selain itu, penting vaksinasi untuk yang belum divaksin.

Menjaga Pintu Masuk ke Indonesia

Terkait kemunculan varian Baru, Prof Ari menilai pemerintah pusat harus tetap menjaga pintu masuk Indonesia dengan ketat. Prof Ari juga menganjurkan agar aturan karantina 10 hari untuk semua yang datang ke Indonesia dijalankan secara konsisten tanpa tebang pilih.

 

 

Sekuensing juga perlu terus ditingkatkan, khususnya untuk kasus positif yang masuk ke Indonesia. Laboratorium dengan fasilitas NGS, lanjut Prof Ari, perlu didukung pengadaan reagennya.

Larangan Pesta Malam Tahun Baru

Menurut Prof Ari, pemerintah daerah perlu mengumumkan larangan pesta malam tahun baru serta penutupan tempat-tempat rekreasi pada malam tahun baru. Prof Ari juga menyampaikan apresiasinya kepada Bupati Bogor dan Polres setempat yang sudah mengumumkan penutupan jalan menuju Puncak saat malam tahun baru.

Upgrade Kemampuan Pemeriksaan PCR

Semua stakeholder yang terkait pemeriksaan PCR dianjurkan untuk upgrade. Hal ini bertujuan agar kemampuan pemeriksaan PCR meliputi deteksi Omicron dengan menggunakan primer yang meliputi Spike Gene (S-gen) Target Failure (SGTF).

"Kalau kita kompak, kita dapat mengendalikan penyebaran varian Omicron ini. Mustinya kita semua bisa bersinergi untuk berkontribusi mengendalikan pandemi ini di bumi pertiwi tercinta," tutup Prof Ari.

 
Berita Terpopuler