Vaksin Moderna Alami Efek Stoltenberg di Norwegia, Apa Itu?

Norwegia yang mencanangkan vaksin booster sedang mengalami efek Stoltenberg

EPA-EFE
Warga Norwegia bersiap untuk mendapatkan vaksin Covid-19. Norwegia yang mencanangkan vaksin booster sedang mengalami efek Stoltenberg. Ilustrasi.
Rep: Dwina Agustin/Antara Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID,  OSLO -- Lonjakan permintaan vaksin Moderna baru-baru ini terjadi di Norwegia. Peristiwa ini terjadi karena Direktur Institut Kesehatan Masyarakat Norwegia (FHI) Camilla Stoltenberg mengatakan vaksin tersebut menjadi pilihan pertamanya.

FHI baru-baru ini menyarankan Moderna karena memberikan perlindungan yang lebih baik daripada Pfizer terhadap strain Delta. Moderna pun menerima lebih banyak pujian dari direktur FHI yang mengatakan ingin mendapatkan vaksin Moderna sebagai suntikan ketiganya.

"Karena menurut saya bisa meningkatkan kemungkinan mendapatkan perlindungan yang baik secara keseluruhan," kata Stoltenberg dikutip dari Sputnik News, Rabu (22/12).

Beberapa kotamadya sejak itu melaporkan peningkatan tajam dalam minat terhadap vaksin Moderna setelah komentar Stoltenberg. Media lokal segera menjuluki peristiwa itu sebagai "efek Stoltenberg".

"Ini seperti membalik saklar. Kami memiliki banyak orang yang beralih dari Pfizer ke Moderna. Namun tidak apa-apa, orang bisa sesuka hati. Kita punya cukup kedua jenis vaksin, jadi berjalan dengan baik," kata koordinator vaksin Lalja Lyseggen di Kota Lillestrm mengatakan kepada surat kabar Verdens Gang.

"Kami melihat ada minat yang besar pada Moderna dalam hal dosis penyegaran. Ketertarikan ini semakin meningkat sejak Camilla Stoltenberg berkomentar bahwa dia akan memilih Moderna", kata pemimpin proyek vaksin Bergen Elisabeth Engelsen.

Stoltenberg adalah saudara perempuan dari mantan perdana menteri Norwegia, pemimpin lama Partai Buruh, dan Sekretaris Jenderal NATO saat ini Jens Stoltenberg. Nama itu bahkan lebih akrab di Norwegia karena keluarga Stoltenberg yang terkemuka dan sangat terhubung dengan baik termasuk ayah mereka Thorvald, seorang politisi Partai Buruh terkenal yang juga menjabat sebagai duta besar, menteri pertahanan, dan menteri luar negeri. Ibu mereka, Karin, menjabat sebagai sekretaris negara di beberapa pemerintahan pada 1980-an.

Produsen vaksin Moderna menyatakan bahwa dosis booster dari perusahaannya dapat meningkatkan antibodi dalam tubuh antara 37 dan 80 kali dan bekerja dengan baik melawan strain Omicron baru. Norwegia sejauh ini telah melaporkan hampir 360 ribu kasus Covid-19, dengan lebih dari 1.209 kematian.

Negara ini saat ini sedang mengarungi gelombang infeksi baru, setelah baru-baru ini mencapai beberapa rekor harian berturut-turut. Sampai sekarang, jenis Omicron mendapatkan momentum, dengan jumlah kasus hampir empat kali lipat dalam satu pekan.

Baca Juga

Swedia Mulai Vaksin Anak

Di negara tetangga Norwegia, Swedia, anak-anak berusia 5-11 tahun yang sensitif terhadap infeksi saluran pernapasan atas harus divaksin Covid-19. Demikian menurut Badan Kesehatan Masyarakat pada Selasa (21/12).

Swedia sebelumnya menyarankan vaksinasi untuk usia 12 tahun ke atas. Sementara itu Uni Eropa telah merekomendasikan agar anak-anak berusia 5-11 tahun disuntik vaksin Covid-19 di tengah kekhawatiran varian Omicron.

"Berdasarkan perkembangan, bukti, dan diskusi saat ini dengan Asosiasi Pediatrik Swedia dan Regulator Produk Medis, Badan Kesehatan merekomendasikan vaksin Covid-19 bagi kelompok anak tertentu yang secara umum sensitif terhadap infeksi saluran pernapasan atas," kata otoritas lewat pernyataan.

Negara Nordik itu mengalami lonjakan kasus Covid-19 dalam beberapa pekan belakangan. Pemerintah Swedia diperkirakan akan mengumumkan pembatasan ketat pada Selasa.

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (20/12) mengungkapkan Covid-19 varian Omicron lebih cepat menular daripada varian Delta. Omicron juga dapat menginfeksi penerima vaksin atau pasien sembuh Covid-19.

"Ada bukti konsisten bahwa Omicron secara signifikan menyebar lebih cepat ketimbang varian Delta," kata dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus saat konferensi pers di Jenewa.

"Dan kemungkinan orang-orang yang sudah divaksin atau sembuh dari Covid-19 dapat terinfeksi atau kembali terinfeksi," imbuhnya.

Kepala ilmuan WHO Soumya Swaminathan mengatakan varian Omicron berhasil lolos dari beberapa respons imun. Itu artinya bahwa program vaksinasi booster yang sedang berlangsung di banyak negara harus menargetkan orang-orang dengan sistem imun yang lemah.

Omicron tampaknya lebih lincah menghindari antibodi yang dihasilkan dari sejumlah vaksin Covid-19. Namun ada bentuk imun lain yang mungkin mencegah infeksi dan penyakit, demikian kata pejabat WHO. "Kami tidak percaya semua vaksin akan menjadi tidak efektif sama sekali," ujar Swaminathan.

 
Berita Terpopuler