Studi: Kena Covid-19 Parah, Risiko Kematian Pasien Meningkat Setahun Berikutnya

Kesehatan turun, risiko kematian pasien Covid-19 parah tahun berikutnya lebih tinggi.

AP/Andreea Alexandru
Pasien Covid-19 bergejala parah dirawat di unit perawatan intensif (ICU). Studi mengungkap, pasien yang selamat dari kasus Covid-19 yang parah menjadi rentan terhadap penyakit lain karena penurunan kesehatan secara keseluruhan.
Rep: Haura Hafizhah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi mengungkapkan risiko kematian pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit meningkat pada tahun berikutnya. Pasien yang terkena Covid-19 parah kemungkinan dua kali lipat lebih berisiko meninggal setahun kemudian dibandingkan dengan pasien yang memiliki kasus gejala ringan atau orang yang tidak terinfeksi oleh virus penyebab Covid-19.

"Risiko kematian 12 bulan atau tahun berikutnya di antara orang dewasa di bawah 65 tahun yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 meningkat 233 persen dibandingkan mereka yang negatif Covid-19," kata salah satu peneliti University of Florida, Amerika Serikat, dikutip dari Fox News pada Selasa (21/12).

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Medicine itu menemukan bahwa komplikasi umum akibat Covid-19, termasuk kegagalan pernapasan dan gangguan pembekuan darah, hanya menyebabkan 20 persen kematian pasien Covid-19 yang parah.   Temuan ini menunjukkan bahwa pasien yang selamat dari kasus Covid-19 yang parah menjadi rentan terhadap penyakit lain karena penurunan kesehatan secara keseluruhan.

Baca Juga

Para peneliti mendefinisikan kasus Covid-19 yang parah sebagai pasien yang perlu dirawat di rumah sakit dalam 30 hari pertama setelah dites positif terinfeksi SARS-CoV-2. Para peneliti mencatat bahwa individu yang memiliki kasus Covid-19 ringan atau sedang tidak memiliki peningkatan kemungkinan kematian dibandingkan dengan mereka yang tidak terinfeksi Covid-19. 

"Memanfaatkan peluang dan berharap untuk perawatan yang berhasil di rumah sakit tidak memberikan gambaran lengkap tentang dampak Covid-19," kata peneliti tersebut.

Peneliti pun merekomendasikan tindakan pencegahan, seperti vaksinasi untuk mencegah episode Covid-19 yang parah. Langkah terpenting lainnya ialah mencegah tertular Covid-19 dengan menjalankah protokol kesehatan.

Para peneliti melihat catatan kesehatan elektronik dari 13.638 pasien dalam sistem kesehatan University of Florida yang mengambil tes Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk Covid-19 antara 1 Januari 2020 hingga 30 Juni 2020. Pasien berusia minimal 18 tahun ke atas. 

Dari mereka yang termasuk dalam penelitian ini, 178 pasien didefinisikan memiliki kasus Covid-19 yang parah, 246 memiliki kasus Covid-19 ringan atau sedang, dan sisanya dinyatakan negatif untuk Covid-19. Para peneliti melacak hasil kohort selama 12 bulan.

Para penulis menunjukkan bahwa hampir 80 persen kematian hilir di antara pasien dengan Covid-19 parah berasal dari penyebab yang tidak terkait dengan komplikasi umum dari infeksi virus corona tipe baru (SARS-CoV-2), yakni insiden gangguan pernapasan atau kardiovaskular. Temuan tersebut menunjukkan bahwa Covid-19 memiliki dampak signifikan baik secara biologis maupun fisiologis.

Menanggapi penelitian tersebut, Juru Bicara Infectious Diseases Society of America Aaron Glatt mengatakan, Covid-19 memiliki banyak potensi efek buruk pada sistem yang berbeda dalam tubuh. Beragam konsekuensi tersebut belum sepenuhnya dipahami.

"Pasien dengan gejala Covid-19 yang berkepanjangan dan penyakit yang terus-menerus dapat menyebabkan beberapa konsekuensi yang parah. Orang-orang perlu memahami bahwa ini adalah penyakit yang sangat serius," kata dia.

 
Berita Terpopuler