Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan Berpacu di Berbagai Survei Capres

Elektabilitas Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan merajai berbagai survei Capres.

Republika/Farah Noersativa
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan (kiri), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (tengah), dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) menjadi tokoh potensial sebagai Capres berdasarkan hasil survei. (foto: ilustrasi)
Rep: Nawir Arsyad Akbar, Haura Hafizhah, Febrianto Adi Saputro Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah lembaga merilis hasil survei terkait elektabilitas tokoh-tokoh yang berpotensi maju pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Dari survei-survei tersebut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, menjadi tiga kepala daerah dengan elektabilitas tinggi dan potensial diusung sebagai calon presiden (Capres).

Baca Juga

Pada Ahad (19/12) lalu, Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) merilis hasil survei terkait calon pemimpin untuk 2024. Dari klaster kepala daerah, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi calon presiden (capres) dengan elektabilitas tertinggi.

"Ini Anies Baswedan nomor satu dengan 37,4 persen," ujar Direktur Eksekutif KedaiKOPI, Kunto Adi di Tebet, Jakarta, Ahad (19/12).

Di bawahnya ada nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (34,5 persen) dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (13,8 persen). Terakhir ada nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dengan elektabilitas sebesar 7,3 persen.

Namun jika digabungkan dengan sosok capres potensial lainnya, nama Anies berada di urutan ketiga dengan elektabilitas 12,5 persen. Di atasnya ada nama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (23,9 persen) dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (16,4 persen).

KedaiKOPI juga membuat simulasi pasangan Capres dan Cawapres untuk 2024. Menariknya, dari hasil simulasi tersebut, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Ridwan Kamil, menjadi 'kunci' kemenangan jika dipasangkan dengan siapapun. Pada simulasi pertama, jika Anies Baswedan dipasangkan dengan Airlangga Hartarto menghadapi pasangan Prabowo Subianto-Puan Maharani. Hasilnya, pasangan Anies-Airlangga menang dengan angka 57,1 persen berbanding 42,9 persen.

Kedua, jika pemilihan presiden diikuti oleh tiga pasangan calon. Antara lain Ganjar Pranowo-Sandiaga Salahuddin Uno, Anies-Agus Harimurti Yudhoyono, dan Prabowo-Ridwan Kamil. "Ternyata dimenangkan oleh Pak Ganjar-Sandiaga Uno dengan 42,4 persen. Anies-AHY 29,2 persen dan Prabowo-Ridwan Kamil 28,4 persen," ujar Direktur Eksekutif KedaiKOPI, Kunto Adi Wibowo.

Simulasi ketiga ada dua pasangan calon, yakni Prabowo-Ganjar dan Anies-Sandiaga. Dalam simulasi tersebut, pasangan calon pertama menang 59,8 persen berbanding 40,2 persen.

Kemudian dalam simulasi keempat, terdapat dua pasangan calon, yakni Anies-Ganjar dan Prabowo-Airlangga. Pasangan Prabowo-Airlangga kalah dengan perolehan 38,0 persen berbanding 62,0 persen. "Menarik adalah kalau Pak Ganjar didampingi AHY dan Pak Prabowo didampingi Anies, itu 50:50, imbang," ujar Kunto.

Simulasi terakhir kembali terdapat tiga pasangan calon. Antara lain Ganjar-Airlangga, Anies-Ridwan Kamil, dan Prabowo-AHY. "Ternyata selisihnya sangat kecil antara (pasangan calon) nomor satu dan dua, selisihnya tidak sampai satu persen," ujar Kunto.

Hasil survei yang dilakukan oleh Populi Center terkait potensi dukungan sebagai Capres 2024 pun menunjukan hasil yang hampir sama. Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan menjadi dua nama paling mendapat dukungan. Namun, dalam survei ini, nama Ridwan Kamil tidak ada dalam posisi lima besar.

"Saat ini Ganjar Pranowo mendapatkan paling banyak dukungan. Hasil survei hanya menunjukkan mengenai potensi tingkat dukungan pada saat ini dan bukan tingkat elektabilitas dari kelima tokoh tersebut," kata Peneliti Populi Center, Nurul Fatin Afifah  secara daring, Senin (20/12).

Nurul melanjutkan, Ganjar mendapat dukungan maju sebagai Capres sebesar 58,3 persen. Anies Baswedan berada di posisi kedua dengan 47,3 persen. Untuk posisi ketiga hingga lima ditempati oleh Prabowo Subianto dengan 46,6 persen, Erick Thohir sebesar 27,5 persen dan Puan Maharani sebesar 17,5 persen.

 

Charta Politika pun merilis hasil survei terkait elektabilitas tokoh. Hasilnya, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Ridwan Kamil juga masuk dalam lima besar. Berdasarkan hasil survei Charta Politika, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menempati urutan teratas untuk tokoh dengan elektabilitas tertinggi dengan 25,8 persen 

Kemudian, Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto menempati urutan kedua dengan perolehan 22,3 persen suara responden. Urutan selanjutnya ditempati oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (17,7 persen), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (5,4 persen), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno (4 persen).

Sementara Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (2,3 persen) dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (1,8 persen). Kemudian, Menteri BUMN Erick Thohir (1,3 persen), Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo (1,1 persen), Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar (1 persen) dan Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa (0,9 persen).

Charta Politika Indonesia juga melakukan simulasi terhadap tiga pasangan calon presiden dalam survei nasional terbarunya. Hasilnya Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, tertinggi di sejumlah simulasi. 

Pada simulasi pertama, Charta Politika memasangkan sejumlah nama yang sering muncul di pemberitaan. Hasilnya Ganjar Pranowo-Ridwan Kamil unggul 34,8 persen. 

"Peringkat pertama ada Ganjar Pranowo dengan Ridwan Kamil dengan 34,8 persen. Di peringkat kedua, Anies Baswedan dengan AHY dengan 26 persen, dan Prabowo denga Puan Maharani dengan 19,2 persen, tidak tahu tidak jawab masih 20 persen," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya secara daring, Senin (20/12).

Pada simulasi kedua, Ganjar dicoba dipasangkan dengan Erick Thohir, Anies Baswedan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Prabowo Subianto dengan Puan Maharani. Hasilnya Ganjar-Erick unggul.

"Masih sama polanya, jadi terangkat nama Ganjar Pranowo, Ganjar dengan Erick Thohir dengan 33,9 persen, Anies -AHY dengan 26,2 persen, dan Prabowo Puan di angka 20, 3 persen dan undecided voters di angka 19,6 persen," ucapnya.

Pada simulasi ketiga, Ganjar kembali unggul jika disandingkan dengan Sandiaga Uno dengan 36,3 persen. Anies Baswedan dan Airlangga Hartarto di urutan kedua dengan 24,8 persen, dan Prabowo-Puan 18,7 persen.

"Terakhir kita buat simulasi agak berbeda nama yang baru muncul, bisa disebut sbeagai kuda hitam dan ada sebagian di militer, Ganjar Pranowo dengan Andika Perkasa, lalu melawan Anies kita simulasikan berbeda dengan Cak Imin, Prabowo Puan dengan angka paling tinggi Ganjar Pranowo - Andika dengan 33,2 persen, Anies-Cak Imin 23 persen, dan Prabowo Puan dengan 20,8 persen, dan undecide voters 23,1 persen," jelasnya.

 

Menanggapi tingginya elektabilitas kepala-kepala daerah dalam survei Capres, Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Philips J Vermonte, menilai bahwa kesuksesan Joko Widodo dari seorang kepala daerah dan kemudian menjadi presiden mengubah peta sumber kepemimpinan nasional. Hal inilah yang membuat banyak kepala daerah kini dilirik sebagai calon presiden (capres) 2024.

"Biasanya di ranking satu, dua (hasil survei) dua nama ini, Ganjar dan Anies. Ini artinya bahwa tradisi yang dibentuk oleh Pak Jokowi sebagai kepala daerah yang terpilih menjadi presiden sangat mungkin dilanjutkan," ujar Philips dalam diskusi yang digelar oleh Populi Center, Senin (20/12).

Menurutnya, kepala daerah memang memiliki modal paling bagus untuk menjadi pemimpin nasional. Sebab, mereka sudah berdampingan langsung dengan pekerjaan-pekerjaan yang bersinggungan langsung dengan masyarakat.

"Pandemi, banjir, perubahan iklim, bencana, dan public service, pendidikan, kesehatan yang sehari-hari dihadapi langsung oleh kepala daerah di Indonesia. Sehingga mereka memiliki modal," ujar Philips.

"Jadi salah satu sumber kepemimpinan nasional yang dimulai oleh Pak Jokowi dari tahun 2014 mungkin akan dilanjutkan para kepala-kepala daerah hari ini," ujar Philips.

Sumber kepemimpinan nasional kedua adalah partai politik. Ia menyebut, partai politik menjadi sumber tradisional untuk memunculkan pemimpin karena untuk mengajukan seorang calon presiden dibutuhkan presidential threshold 20 persen.

 

 
Berita Terpopuler