Cara Umar bin Khattab Yakinkan Abu Bakar untuk Catat Alquran

Pencatatan Alquran pertama kali dilakukan pada masa Abu Bakar

pxhere
Pencatatan Alquran pertama kali dilakukan pada masa Abu Bakar. Ilustrasi Alquran
Rep: Ali Yusuf Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Sesudah Rasulullah  ﷺ wafat, para sahabat baik Anshar maupun Muhajirin, sepakat mengangkat Abu Bakar menjadi khalifah.Pada awal masa pemerintahannya banyak di antara orang-orang Islam yang belum kuat imannya.  

Baca Juga

"Terutama di Nejad dan Yaman banyak di antara mereka yang menjadi murtad dari agamanya, dan banyak pula yang menolak membayar zakat," tulis Prof T M Hasbi Ashshiddiqi dan kawan-kawan dalam mukadimah “Sejarah Pemeliharaan Kemurniaan Alquran.” 

Di samping itu ada pula orang-orang yang mengaku dirinya sebagai nabi. Hal ini dihadapi oleh Abu Bakar dengan tegas, sehingga ia berkata terhadap orang-orang yang menolak membayar zakat itu demikian. 

"Demi Allah! Kalau mereka menolak untuk menyerahkan seekor anak kambing sebagai zakat seperti apa yang telah mereka serahkan kepada Rasulullah  ﷺ, niscaya aku akan memerangi mereka." 

Atas keputusan ini, maka terjadilah peperangan Yamamah. Tentara Islam yang ikut dalam peperangan Ini, kebanyakan terdiri dari sahabat dan para penghafal Alquran. Dalam peperangan ini telah gugur 70 orang penghafal Alquran. 

"Bahkan sebelum itu gugur pula hampir sebanyak itu dari penghafal Alquran di masa Nabi  ﷺ pada suatu pertempuran di Sumur Ma'unah dekat kota Madinah," katanya. 

Oleh karena itu Umar Bin Khattab khawatir akan gugurnya para sahabat penghafal Alquran yang masih hidup, maka dia lalu datang kepada Abu Bakar untuk bermusyawarah hal ini. Umar mengusulkan agar dibuat proyek pengumpulan. 

Dalam buku-buku tafsir dan hadits percakapan yang terjadi antara Abu Bakar Umar dan Zaid bin Tsabit mengenai pengumpulan Alquran di terangkan sebagai berikut: 

Baca juga: Mualaf Koh Asen, Tergugah Buku Seputar Alam Gaib

 

Umar berkata kepada Abu Bakar, "Dalam peperangan Yamamah para sahabat yang hafal Alquran telah banyak yang gugur. Saya khawatir akan gugurnya para sahabat yang lain dalam peperangan selanjutnya. Sehingga banyak ayat-ayat Alquran itu perlu dikumpulkan.” 

Abu Bakar menjawab, "Mengapa aku akan melakukan sesuatu yang tidak diperbuat oleh Rasulullah  ﷺ?" 

Umar menegaskan, "Demi Allah!...

 

Umar menegaskan, "Demi Allah! Ini adalah perbuatan yang baik.” Dan dia berulang kali memberikan alasan alasan kebaikan pengumpulan Alquran ini sehingga Allah ﷻmembukakan hati Abu Bakar untuk menerima pendapat Umar itu. 

Kemudian Abu Bakar memanggil Zaid Bin Tsabit dan berkata kepadanya Umar mengajakku mengumpulkan Alquran. Lalu diceritakannya segala pembicaraannya yang terjadi antara ia dengan Umar. 

Kemudian Abu Bakar berkata, "Engkau adalah seorang pemuda yang cerdas yang ku percaya sepenuhnya. Dan engkau adalah seorang penulis wahyu yang selalu disuruh Rasulullah  ﷺ.  Oleh karena itu, maka kumpulkanlah ayat-ayat Alquran itu."   

Zaid menjawab, "Demi Allah ini adalah pekerjaan yang berat bagiku. Seandainya aku diperintahkan untuk memindahkan sebuah bukit hal itu tidaklah lebih berat bagiku daripada mengumpulkan Alquran yang engkau perintahkan itu." 

Dan dia berkata selanjutnya kepada Abu Bakar dan Umar, "Mengapa kalian melakukan sesuatu yang tidak diperbuat oleh Nabi?" 

Abu Bakar menjawab, "Demi Allah ini adalah perbuatan yang baik."

Abu Bakar lalu memberikan alasan-alasan kebaikan mengumpulkan ayat-ayat Alquran itu sehingga membukakan hati Zahid. Kemudian dia mengumpulkan ayat-ayat Alquran dari daun pelepah kurma, batu, tanah keras, tulang unta atau kambing dan dari sahabat-sahabat yang hafal Alquran. 

Dalam usaha mengumpulkan ayat-ayat Alquran itu Zaid bin Tsabit bekerja amat teliti. Sekalipun beliau hafal Alquran seluruhnya, tetapi untuk kepentingan pengumpulan Alquran yang sangat penting bagi umat Islam itu masih memandang perlu mencocokkan hafalan atau catatan sahabat-sahabat yang lain dengan disaksikan oleh dua orang saksi. 

Dengan demikian, Alquran seluruhnya telah di tulis oleh Zaid Bin Tsabit dalam lembaran-lembaran, dan diikatnya dengan benar tersusun menurut urut-urutan ayat-ayat, sebagaimana telah ditetapkan Rasulullah  ﷺ kemudian diserahkan kepada Abu Bakar.

Baca juga: 5 Alasan Mengapa Babi Haram Dikonsumsi Menurut Islam

 

Mushaf ini tetap di tangan Abu Bakar sampai dia meninggal, kemudian dipindahkan ke rumah Umar Bin Khattab dan tetap ada di sana selama pemerintahannya. Sesudah beliau wafat, mushaf itu dipindahkan ke rumah Hafsah putri Umar, istri Rasulullah  ﷺ sampai masa pengumpulan dan penyusunan Alquran di masa Khalifah Ustman.    

 
Berita Terpopuler