Waspada Omicron, Pengamat Sarankan Tutup Sementara Penerbangan Internasional

Penutupan penerbangan internasional dapat selamatkan trafik penerbangan dalam negeri.

ANTARA/FAUZAN
Warga Negara Asing (WNA) berjalan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (4/12/2021). Pengamat penerbangan menyebut pemerintah perlu menutup sementara penerbangan internasional reguler menuju Indonesia menyusul temuan kasus omicron.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat penerbangan Arista Atmadjati menyarankan pemerintah menutup sementara penerbangan internasional reguler menuju Indonesia. Rekomendasi itu disampaikannya menyusul penemuan kasus pertama infeksi varian omicron dari virus penyebab Covid-19 di Tanah Air.

"Menurut saya, sangat perlu ditutup untuk sementara, kecuali penerbangan khusus atau charter flight," kata Arista ketika dihubungi Antara di Jakarta, Jumat.

Arista mengatakan, pemerintah perlu memberikan proteksi bagi masyarakat dari ancaman penularan varian omicron yang berasal dari luar negeri. Di sisi lain, pengecualian bagi penerbangan sewa perlu diberikan karena lebih mudah untuk melakukan pengecekan penumpang dengan tujuan tertentu dan spesifik sehingga diharapkan tidak memiliki risiko besar dibanding dengan penerbangan reguler.

"Dengan pesawat charter, penumpangnya lebih mudah dilokalisasi karena biasanya dari komunitas dengan jumlah terbatas. Jadi, tidak umum dengan destinasi yang beragam," ujar pengamat dari Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) itu.

Arista juga mengaku khawatir trafik penerbangan di dalam negeri, khususnya menjelang masa libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022, akan terdampak jika penularan varian omicron kian meluas. Menurut dia, momen libur panjang pada akhir tahun sangat dinantikan oleh pemangku kepentingan di sektor transportasi, salah satunya maskapai penerbangan untuk memaksimalkan operasional yang selama ini terdampak pandemi.

"Sebenarnya omicron ini kan dari luar negeri. Kalau bisa jangan sampai membuat mobilitas masyarakat di dalam negeri menjadi terganggu. Apalagi, penanganan Covid-19 di Indonesia sudah sangat baik dan diakui dunia," ujarnya.

Indonesia mengumumkan kasus pertama terkonfirmasi positif Covid-19 dari infeksi SARS-CoV-2 varian omicron pada Kamis (16/12). Kasusnya dialami oleh seorang petugas kebersihan di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.

Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, kasus tersebut sama seperti yang terjadi di Hong Kong. Mengutip laporan otoritas Hong Kong, Budi menyebut bahwa penularan omicron terjadi pada petugas yang melayani pasien.

Beda gejala infeksi varian omicron dan delta. - (Republika)

Budi mengatakan, kasus omicron yang dialami petugas kebersihan yang selama ini tinggal di asrama Wisma Atlet tidak bergejala dan diketahui berdasarkan hasil analisis genom sekuensing yang diterima Kemenkes RI pada 15 Desember 2021. Kemenkes juga telah mendeteksi lima kasus probable (diduga) omicron yang melibatkan pelaku perjalanan internasional dari warga negara Indonesia serta asing.

Lima orang suspek infeksi omicron itu di antaranya dua kasus adalah WNI yang baru kembali dari Amerika Serikat dan Inggris. Keduanya sedang menjalani isolasi di Wisma Atlet.

Tiga kasus probable lainnya ialah WNA asal China yang berkunjung ke Manado, Sulawesi Utara. Mereka dikarantina di Manado.

Baca Juga

"Kasus omicron yang sudah kami konfirmasi satu (kasus) dan lima kasus probable itu terjadi di karantina," kata Budi saat menyampaikan keterangan pers perkembangan Covid-19 yang diikuti melalui Zoom di Jakarta, Kamis siang.

Baca juga : Omicron, Epidemiolog Nilai Belum Ada Urgensi Vaksin Booster

 
Berita Terpopuler