Lima Tips untuk Tidak Menunda Pekerjaan

Obat untuk melawan kemalasan dalam pekerjaan adalah dengan memelihara keimanan.

Telegraph
Malas Bekerja. Ilustrasi
Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA --Sebelum Islam datang, orang-orang Arab adalah orang-orang tanpa tujuan atau pencapaian. Namun, begitu dakwah nabi dan  Al-Qur'an turun,  mereka menjadi bersemangat dan benar-benar berubah. 

Baca Juga

Berkat iman Islam, mereka menyingkirkan rasa puas diri dan rasa tak berdaya mereka. Kemudian mereka menjadi pemimpin, dan berprestasi. 

Apa pun yang mereka sentuh dengan tangan mereka menjadi diresapi dengan iman mereka. Al qur'an menggambarkan perubahan itu  seperti dalam surat Al An am ayat 122,

أَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَنْ مَثَلُهُ فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِنْهَا ۚ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلْكَافِرِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Dan apakah orang yang sudah mati lalu Kami hidupkan dan Kami beri dia cahaya yang membuatnya dapat berjalan di tengah-tengah orang banyak, sama dengan orang yang berada dalam kegelapan, sehingga dia tidak dapat keluar dari sana? Demikianlah dijadikan terasa indah bagi orang-orang kafir terhadap apa yang mereka kerjakan.

Melansir laman askthescholar.com, Rabu (16/12), ulama Kanada menjelaskan mengenai obat untuk melawan kemalasan adalah dengan memelihara keimanan.

Beberapa tips berikit dapat diterapkan untuk memberdayakan diri sendiri dan menghilangkan kebiasaan menunda-nunda :

 

 

Pertama, sikap menunda adalahkebiasaan yang dipelajari dan tindakan berulang membentuk kebiasaan. Jadi cara terbaik untuk melawan penundaan adalah dengan segera mengambil langkah untuk melakukan hal yang tergoda untuk ditunda.

Oleh karena itu ketika tergoda untuk menunda-nunda, seseorang harus melakukan apa pun untuk melakukan hal yang sebaliknya. Mungkin sulit pada awalnya, tetapi dengan mengulanginya berulang-ulang, seseorang belajar untuk menghentikan kebiasaan itu. Proses ini harus berlanjut sampai seseorang memperoleh kebiasaan baru, dan dengan demikian menjadi sifat kedua.  

Kedua, saat bangun di pagi hari, berpikirlah positif dengan merinci keberkahan yang telah diberikan di hari itu.

Ketiga, ketika shalat Subuh, membaca setidaknya satu halaman Al qur'an dan menghabiskan beberapa menit untuj zikir dan berdoa setiap hari.

Keempat, mulailah pekerjaan atau proyek segera setelah itu dengan hati yang penuh doa seperti Nabi (saw) berdoa, "Ya Allah, berkati umatku dalam usaha pagi mereka." (HR Tirmidzi)

Keempat, kembali kepada Allah dalam permohonan dan meminta bantuan-Nya dalam memerangi kemalasan, penundaan dan ketidakberdayaan melalui doa-doa berikut, 

Allahumma innii a' u zhu bika mina al-'ajzi wa al-kasal wa al-jubun wa al-bukhl wa ghalabati al-dayni wa qahri al-rrijaal 

(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari lemah syahwat, kemalasan, pengecut, kikir, dan beban hutang dan orang-orang yang suka mendominasi)

Laa ilaaha illa Allahu al-azim al-haliim, la ilaaha illa Allahu rabbu al-'arshi al-'azim, laa ilaaha illa Allahu rabbu al-ssamaawaati wa al-ardhi wa rabbu al-'arshi al-kariim 

 

(Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Agung dan Maha Pemberi Perih; tidak ada Tuhan selain Allah, Tuhan Arsy yang Agung; tidak ada Tuhan selain Allah, Tuhan langit dan bumi dan Arsy yang Mulia).n Ratna Ajeng Tejomukti

 
Berita Terpopuler