ICMI Ingin Menjadi Sumber Inspirasi dan Solusi Bangsa

ICMI akan memberikan gagasan-gagasan besar untuk bangsa.

Republika/Putra M. Akbar
Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) - Arif Satria. Republika/Putra M. Akbar
Rep: Fuji Eka Permana Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA -- Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) di bawah kepemimpinan Prof Arif Satria ingin menjadi sumber inspirasi dan solusi bangsa. Sehubungan dengan itu, ICMI akan memberikan gagasan-gagasan besar sekaligus menjadi hub kolabolator berbagai elemen bangsa untuk mengatasi persoalan-persoalan bangsa demi kemajuan bangsa Indonesia.

Baca Juga

Prof Arif mengatakan, ICMI akan menjadi sumber inspirasi dan solusi bangsa, karena sekarang harus diakui bahwa bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa lain di dunia sedang gamang menghadapi ketidak pastian karena disrupsi. Oleh karena itu ICMI harus memberikan inspirasi dengan gagasan-gagasan besar. Untuk menyelesaikan berbagai persoalan bangsa dan mempersiapkan bangsa ini menghadapi perubahan. 

"Karena ICMI berisi para cendekiawan, semoga para cendekiawan ini kita harapkan punya peran besar untuk mereproduksi gagasan-gagasan besar untuk menyelesaikan berbagai isu yang ada di Tanah Air, khususnya dalam rangka mempersiapkan bangsa menghadapi perubahan ini," kata Prof Arif kepada Republika saat berkunjung ke kantor Republika, Selasa (14/12) 

Ketua Umum ICMI ini menerangkan, perubahan yang terjadi diakselerasi oleh industri 4.0, pandemi Covid-19 dan perubahan iklim. Maka ICMI harus besar karena gagasan-gagasannya, bukan karena kekuasaan. Sehingga ICMI akan fokus pada gagasan-gagasan besar untuk diwujudkan di lapangan. Dengan demikian ICMI akan memberikan dampak dan manfaat yang bisa dirasakan masyarakat.

 

 

Prof Arif menjelaskan, gagasan ICMI di antaranya melakukan akselerasi transpormasi desa. Karena desa bisa menjadi tumpuan atau penyelamat di saat kersis. Oleh karena itu desa harus benar-benar diperkuat di tengah inovasi sosial dan tenologi. Sehingga desa bisa menjad sumber pertembuhuan baru di masa depan.    

ICMI menerangkan alasannya memilih mengakselerasi transpormasi desa, karena sekarang terjadi ketimpangan. Dengan memperkuat desa, minimal akan bisa mengurangi ketimpangan antar wilayah dan masyarakat. Jadi ketimpangan harus diselesaikan dengan solusi-solusi konkret.  

"ICMI tidak bisa sendiri, ICMI harus menjadi hub kolabolator ormas, kampus, pemerintah daerah, dengan ICMI sebagai hub kolabolator itu maka Insya Allah berbagai program bisa kita selesaikan," ujar Prof Arif.

Prof Arif menambahkan, ICMI juga perlu memperkuat literasi dai-dai dengan isu kekinian. Seperti isu lingkungan, kesehatan dan ekonomi. Karena dai adalah orang yang sangat berpengaruh bagi masyarakat. Sehingga diharapkan bisa membantu mencerdaskan masyarakat dengan berbagai pandangan yang konstruktif terhadap penyelesaian berbagai masalah, seperti masalah perubahan iklim, lingkungan, ekonomi, teknologi dan lain sebagainya.

ICMI akan bersama-sama memperkuat literasi bersama dai. Sehingga akan semakin mnyempurnakan dai sebagai agen transpormasi. "Kita jadikan dai sebagai salah satu sumber transformasi, kita harus sama-sama berkolaborasi untuk memperkuat bangsa kita kedepan," jelas Prof Arif.

 

 

Prof Arif menyampaikan, ICMI akan menjadi rumah bersama umat Islam. Sehingga ICMI menjadi hub kolabolator yang menjalin konektivitas antara ormas Islam agar frekuensinya sama, ketika ingin bersama-sama merespon perubahan untuk kemajuan bangsa.

Di tempat yang sama, Pemimpin Redaksi (Pemred) Republika, Irfan Junaidi, menyampaikan, kondisi umat Islam hari ini belum ideal, karena opini tentang Islam belum bisa dikuasai dengan baik. Dalam bidang ekonomi, umat Islam harus mengejar ketertinggalan dengan sangat cepat agar umat benar-benar berdaya.

"ICMI memang harus menjadi pilar yang penting sekali yang berada di lini terdepan membangun kekuatan umat Islam," kata Irfan.

 

Irfan juga menyampaikan bahwa kalau tidak ada ICMI mungkin tidak akan ada Republika. Republika yang dulu dilahirkan oleh ICMI sekarang sudah berkembang. 

 
Berita Terpopuler