Warga Palestina Berduka Atas Kematian Pria yang Dibunuh Tentara Israel

Pasukan Israel melakukan serangan di Kota Nablus di Tepi Barat hampir setiap hari.

AP/Majdi Mohammed
Warga Palestina Berduka Atas Kematian Pria yang Dibunuh Tentara Israel. Pasukan Israel berpatroli di jalan-jalan dan mencari rumah-rumah selama operasi militer menyusul serangan pelemparan batu terhadap seorang pengemudi Israel di dekat pemukiman Yahudi Allon Moreh, di desa Salem, Tepi Barat, dekat Nablus, Senin, 23 Agustus 2021.
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Ribuan warga Palestina di Nablus berpartisipasi dalam pemakaman Jamil Kayal (31 tahun) pada Senin (13/12). Ia terbunuh pada Ahad malam oleh pasukan Israel dalam serangan di kota itu.  

Baca Juga

Dilansir dari The New Arab, Senin (13/12). Pemakamannya bahkan sempat dihentikan sementara setelah bentrokan antara pasukan keamanan Palestina dan pelayat pecah.

"Kami menerima berita kematian Jamil pada tengah malam. Teman-temannya yang ada di sana memberi tahu kami dia terluka oleh tentara Israel dan mengalami pendarahan selama setengah jam sebelum ambulans diizinkan untuk pergi dari tempat itu oleh pasukan Israel,"kata adik jamil, Munira Kayal. 

"[Jamil adalah] pemuda yang sangat antusias yang akan hadir bersama orang lain di jalan-jalan untuk pasukan pendudukan dengan batu ketika mereka menyerang kota. Kami selalu mengkhawatirkannya, tetapi kami tidak membayangkan kami akan bangun untuk berita seperti itu. Ini menghancurkan," tambahnya. 

Sumber-sumber lokal melaporkan pasukan keamanan Palestina mencegat pemakaman di pusat kota Nablus, bentrok dengan beberapa orang dalam prosesi tersebut. "Menurut kebiasaan kami, para pria berbaris dengan tubuh martir dari rumah sakit ke rumah, di mana anggota keluarga memberikan penghormatan terakhir. Butuh waktu lebih lama dari biasanya, dan kami mendengar pawai bentrok dengan polisi Palestina," tuturnya. 

Peristiwa itu menyebabkan kemarahan di media sosial, di mana akun mengkritik Otoritas Palestina (PA) karena mengganggu pemakaman. Gubernur Nablus Ibrahim Ramadan membantah tuduhan itu. Dia mengatakan kepada media Palestina pada Senin bahwa orang-orang bersenjata dalam prosesi itu melepaskan tembakan ke udara yang ilegal.

 

"Baru saat itulah pasukan keamanan Palestina turun tangan untuk menghentikan orang-orang itu, melemparkan gas air mata ke arah mereka," kata Ramadan.

Pasukan Israel melakukan serangan di Kota Nablus di Tepi Barat yang diduduki hampir setiap hari dalam beberapa pekan terakhir. Munira Kayal mengatakan kepada The New Arab bahwa setiap malam mereka tidur dengan rasa khawatir akan serangan baru yang mungkin merenggut nyawa seseorang. 

Pada Rabu lalu, puluhan warga Palestina bentrok dengan pasukan Israel yang menyerang Nablus Timur yang berusaha membuka jalan bagi pemukim Israel untuk mengunjungi Makam Yusuf, sebuah situs keagamaan di kota itu.

Pada Kamis lalu, pasukan Israel menyerbu Nablus lagi dan menangkap tujuh mahasiswa Palestina. Wartawan lokal, Nidal Ishtayeh, menjelaskan kepada The New Arab bahwa makam Yusuf terletak di daerah padat penduduk, bersebelahan dengan dua sekolah dan banyak rumah warga Palestina.

Pemukim datang ke lokasi itu setiap Rabu malam setelah pasukan Israel membuka jalan, yang sering menyebabkan bentrokan dengan warga Palestina setempat. Ishtayeh menambahkan sisa minggu ini pasukan Israel datang untuk menangkap warga Palestina.

 

Nablus adalah kota Palestina terbesar kedua di Tepi Barat, diklasifikasikan sebagai di bawah "Area A". Menurut Kesepakatan Oslo, Nablus berada di bawah keamanan Otoritas Palestina dengan Israel tidak diizinkan masuk.

 
Berita Terpopuler