GIPI: Wisata Domestik Tetap Mengemuka pada 2022

Wisata domestik akan tetap menjadi pilihan banyak pelancong di 2022.

Antara/Muhammad Adimaja
Wisatawan menyaksikan Hiu Sirip Hitam (Carcharhinus limbatus) saat melakukan penyelaman bersama pemandu dari pusat selam Shark Diving Indonesia di perairan Pulau Mitita, Morotai, Maluku Utara, Kamis (9/9/2021). Morotai merupakan salah satu dari 10 lokasi wisata unggulan dalam kelompok Bali Baru.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wisata domestik akan tetap mengemuka dan jadi pilihan banyak pelancong di tahun depan. Pendapat mengenai tren wisata 2022 tersebut disampaikan Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Junaedi.

Dengan kondisi pandemi yang belum usai hingga kini, Didien memprediksi banyak orang belum memiliki keinginan melancong ke luar negeri. Terlebih, perjalanan internasional secara umum belum membaik secara signifikan. Itu sebabnya wisata domestik dinilai bakal terus menggeliat.

"Geliat pariwisata Indonesia, tidak ada pesimisme. Destinasi domestik sudah dipersiapkan, ada 10 Bali baru dan destinasi superprioritas (DSP)," ungkap Didien pada webinar yang digelar PT Zurich Asuransi Indonesia Tbk (Zurich), Jumat (10/12).

Pemerintah memang telah mencanangkan 10 lokasi yang dijuluki "Bali Baru", yakni Danau Toba, Belitung, Tanjung Lesung, Pulau Seribu, Candi Borobudur, Mandalika, Gunung Bromo Tengger, Wakatobi, Labuan Bajo, dan Morotai. Sementara, lima DSP, yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang.

Baca Juga

Didien menyampaikan, saat ini GIPI terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk memastikan kesiapan di Bali baru dan DSP. Hal itu dinilainya penting agar GIPI dapat menyebarkannya kepada konsumen, yakni masyarakat Indonesia yang hendak mendatangi tempat-tempat tersebut.

Saran dari Didien untuk pelancong ialah sebaiknya cermat merancang perjalanan. Misalnya, memilih destinasi seperti desa wisata atau lokasi wisata yang cenderung bebas kerumunan. Apabila hendak pelesir, sebaiknya bukan untuk pesta pora.

Didien memaklumi bahwa wisata merupakan kebutuhan bagi seseorang, apalagi di tengah tekanan pandemi. Tidak masalah jika ingin berlibur asalkan tidak mengabaikan protokol kesehatan yang ada. Sebab, hingga kini seluruh dunia masih bersama-sama melawan Covid-19.

"Cari yang minim risiko," ujarnya.

 
Berita Terpopuler