Muslim Kanada Sesalkan Ada Masjid Dijadikan Simulasi Terorisme

Militer Kanada bangun masjid sebagai simulasi serangan terorisme.

capilanocourier.com
Muslim di Kanada (ilustrasi)
Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, TORONTO -- Seorang Muslim Kanada, Mahmoud Mourra terkejut melihat bangunan seperti masjid di pangkalan militer Kanada(Canadian Force Based) di Suffiled, sekitar 250 kilometer sebelah tetangga Calgary.

Baca Juga

Dilansir di cbc.ca, Sabtu (11/12), Mourra melihat secara tidak sengaja ketika berburu di padang rumput Alberta Selatan. Dia melihat bangunan yang familiar dengan rumah ibadah muslim, di lokasi yang asing, dengan kubah masjid, penuh dengan menara dan simbol bulan sabit.

Bagi Mourra, yang telah hidup di Kanada sejak beremigrasi dari Libanon beberapa dekade lalu, melihat bangunan itu terasa seperti pengkhianatan. "Ini adalah simbol bukan untuk teroris, itu adalah simbol untuk muslim dan saya pikir itulah masalahnya," kata dia.

Infografis serangan Islam di Kanada - (infografis republika)

CEO Dewan Nasional Muslim Kanada Mustafa Farooq mengatakan masalah ini lambat laun akan menjadi fenomena gunung es. Video masjid yang diambil oleh Mourra yang mulai beredar online telah menimbulkan kekhawatiran di komunitas Muslim, terutama mengingat elemen supremasi kulit putih di pasukan tersebut.

"Sangat mengkhawatirkan untuk memikirkan masjid semacam itu dan kehadirannya di pangkalan angkatan bersenjata mana pun," kata Farooq.

Dia memahami ini adalah instalasi simulasi yang dibangun oleh Inggris. Namun , kata dia, konstruksi serupa dan bangunan masjid ini telah dipasang di pangkalan lain sepanjang sejarah di Kanada.

 

 

Farooq tidak setuju dengan argumen bahwa fasad semacam ini harus digunakan dalam melatih tentara. Menurut dia ini seperti menyerang institusi keagamaan.

"Bangunan ink seharusnya untuk pelajaran tingkat taman kanak-kanak yang dipahami dengan sangat baik yang diketahui dan dipahami semua orang. Mengapa mereka perlu repot-repot membangun masjid,"ujar dia. 

Dia ingin melihat instalasi dihapus dan ditampilkan secara publik sebagai pengingat budaya dan kekhawatiran yang tumbuh dari dunia pasca 9/11 bagi muslim Kanada. "Ini adalah sejarah yang harus ditandai dan diamati dengan sangat hati-hati dan diamati untuk generasi mendatang."

Infografis Konflik Israel Palestina Tingkatkan Islamofobia - (Republika)

Daniel Minden, sekretaris pers Menteri Pertahanan Anita Anand, mengatakan kantor mereka mengetahui struktur bangunan masjid tersebut.

"Tidak boleh ada ruang untuk Islamofobia, rasisme sistemik, atau kefanatikan agama di Kanada, dan kami akan selalu mengutuknya dalam istilah yang sekuat mungkin," kata dia dalam sebuah pernyataan melalui email.

 

 

Menteri Anand percaya bahwa masyarakat yang terkena dampak harus dikonsultasikan untuk memastikan rasa hormat dan kepekaan setiap saat.

Komandan pangkalan CFB Suffield Letna Kolonel Stephen Burke mengatakan struktur bangunan masjid itu adalah bagian dari desa simulasi yang dibangun pada 2006 yang digunakan secara eksklusif oleh pasukan Inggris. Itu berada di area pelatihan "kering" artinya tidak ada peluru tajam yang digunakan di sekitarnya.

"Orang biasa jelas masih membawa senjata, masih melakukan latihan militer, tetapi tidak ada penembakan. Dan faktanya, hal seperti itulah yang secara aktif kami latih untuk mencegahnya,"ujar Letkol Burke. 

Dia menjelaskan jenis pelatihan yang dilakukan di sana mensimulasikan kehidupan desa wisata,  berperilaku di lingkungan asing, dan skenario pertempuran. Pasukan Kanada telah mengoperasikan latihan serupa.

Burke mengatakan sampai sekitar satu dekade lalu, bangunan simulasi digunakan di seluruh Kanada dalam skenario mirip Afghanistan. Dia mengatakan pelatihan telah bergeser ke basis yang lebih ad-hoc, menggunakan wadah kaleng laut sebagai struktur sementara selama latihan.

 

Tetapi menurut dia, lingkungan dengan ketelitian tinggi, yaitu fasilitas yang terlihat nyata, memiliki peran penting dalam pelatihan. Burke mengatakan pemahamannya adalah bahwa Inggris berencana untuk membongkar fasilitas saat ini dan merombaknya untuk skenario pelatihan baru.n Ratna Ajeng Tejomukti

 
Berita Terpopuler